★★★
“Naik, gue antar pulang.”
Riana menoleh ketika mendengar suara yang membuatnya selalu naik darah. “Gue pulang sendiri.” Ujar gadis itu terdengar ketus dan terus berjalan tak memperdulikan raka.
Namun tiba tiba saja lelaki itu menahan lengannya “Gue ga nerima penolakan, naik atau rahasia kita gue bongkar.” Ancam raka.
Sebenarnya riana sama sekali tak peduli namun ia juga memikirkan orang tuanya. Harga diri serta nama baik keluarga nya. Bisa saja ia mengatakan raka memperkosa nya namun raka bukan anak biasa. Dia anak seorang penguasa yang bisa melakukan apapun yang lebih dari riana bahkan riana juga tak punya bukti untuk mengatakan raka memperkosa nya. Yang ada orang orang hanya berpikir riana seorang pelacur yang melayani raka.
“Kenapa diam? Ayo naik.”
Tanpa mengucap kan sepatah katapun riana naik ke motor raka tanpa berpegangan pada lelaki itu membuat raka menggeram kesal.
“Pegangan, nanti jatuh.” Ujar raka dengan suara beratnya menahan kekesalannya.
“Gak.”
“Nanti jatuh ria.” Ujar raka berusaha selembut mungkin.
“Gak peduli, lagian bagus kalau gue mati.” Balas gadis itu terlampau sangat datar.
Raka menghela nafas kasar. Lelaki itu tak ingin terbawa emosi. Raka menarik lengan riana dan melingkarkan tangan riana di perutnya lalu menjalan kan motornya dengan kecepatan diatas rata rata membuat riana mau tak mau harus memeluk raka dari belakang.
Selama perjalan gadis itu hanya diam, dari tadi dia berusaha menahan mual yang bahkan sekarang menyerang kepalanya hingga membuatnya begitu pusing.—
“Besok pagi gue jemput.” Ujar raka membuat suara ketika kedua nya kini telah tiba didepan rumah riana.
Gadis itu hanya diam. Riana menatap dalam raka seolah sedang mencari sesuatu di mata tajam raka.
“Jauhin gue raka. Dan makasih buat bantuannya selama ini. Gue udah minum obat penunda hamil kok, jadi gue pasti gak bakal hamil, jadi lo gak perlu repot repot buat tanggung jawab.” Ucap riana yang mampu membuat raka emosi seketika.entahlah mengapa raka begitu emosi mendengar riana yang meminum obat penunda hamil padahal dirinya sudah tak sabar menunggu riana hamil dan bisa memiliki riana seutuhnya walaupun caranya sangat tak wajar dan dalam keadaan tak sengaja.
—Setelah panjang lebar berdebat dengan raka di luar rumah akhirnya riana memutuskan masuk kedalam rumahya, raka itu gila pikirnya. Bisa bisanya lelaki itu meminta riana untuk hamil anak darah dagingnya dan bahkan mengatakan akan melakukan nya sekali lagi dengan sadar tanpa pengaruh alkohol seperti sebulan yang lalu.
“Siapa cowok itu? Pacar lo? Masih kelas dua SMA sok sok an pacaran.” Ujar devan sinis.
“Teman, bukan pacar dan lo gak sadar diri apa gimana si bang? Lo juga pacaran.Bahkan dari kelas satu SMA.” Kesal gadis itu menatap tak suka abangnya.
Devan tak memperdulikan ucapan riana yang menyinggung nya “bacot. Pasti pacar lo kan?” tanya lelaki yang satu tahun lebih tua dari riana itu.
“Seterah lo.” balas riana kesal dan hendak memasuki kamarnya namun sebelum memasuki kamarnya gadis itu berbalik menatap devan. “Mama sama papa mana?”
“mama pergi sama temannya, papa di kantor.” Jawab devan sembari melanjutkan permainan game nya yang sempat tertunda.
Riana mengangguk dan berjalan lelah memasuki kamarnya. Jujur saja seharian ini riana merasa dirinya begitu kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIANA [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ SEBAGIAN PART DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU ! ] Diperkosa teman sekelasnya sendiri adalah awal mula dari kehidupan suram Riana. "Kalau orang tua lo ga suka sama gue gimana?" "Kita nikah lari." • "Tertawalah jika itu bisa membuatmu melupakan se...