M - 15

992 126 10
                                    

Hari libur ini Prilly manfaatkan sebaik mungkin, ia workout bersama Raja di rooftop. Peluh sudah membanjiri wajah juga tubuhnya, dia juga melakukan boxing bersama adiknya itu.

"Udah ah capek, ambilin minum ja."

"Dih ogah, udah baik gue jadi samsak." Gerutu Raja.

"Ah yaudah lah, gue sekalian mau masak."

"Mau."

"Ogah, gue mau masak buat Ali."

"Dih buat bang Ali aja, gue juga dong."

"Bodo amat ja."

Prilly segera turun ke lantai dua, ia menuju dapur kotor untuk masak, namun sebelum itu ia ke dispanser untuk memuaskan dahaganya.

"Neng."

"Eh ya ampun mbak, kaget Prilly."

"Hehehe maaf neng, neng teh mau masak?"

"Iya mau masak."

"Mau dibantu neng?"

"Ga usah mbak, aku masak sendiri aja tapi tolong siapin bahan bahannya, Prilly mau bikin gulai ayam sama kentang balado."

"Oh iya neng."

Prilly mencuci tangannya terlebih dahulu dan mulai memasak. Dengan terampil bak profesional, Prilly begitu lincah kesana kemari untuk memasak. Benar-benar mantu idaman sekali Prilly ini, pantas Ali tergila-gila.

Berkutat di dapur selama dua jam, akhirnya masakannya pun jadi. Ia menaruhnya di mangkuk dan piring besar untuk keluarganya dirumah, juga memasukkan beberapa ke kotak makan untuk Ali.

"Buat siapa neng?"

"Oh ini buat Ali mbak."

"Aliando Syarief, yang sahabatnya neng?"

"Hehehe iya mbak."

"Oalah, udah ketemu lagi?"

"Iya udah mbak, lagi shooting bareng juga."

"Eh yaudah mbak aku mau mandi dulu ya."

"Iya neng."

Prilly berlalu ke kamarnya. Mengambil handuknya yang berada di walk in closet dan masuk ke kamar mandi. Butuh waktu satu jam untuk membersihkan tubuhnya, kini Prilly mencari pakaiannya di walk in closet. Ia menatap bingung pada ratusan pakaiannya yang bertumpuk-tumpuk.

"Pake baju yang mana ya?"

"Ah ini aja deh." Prilly menggapai celana kulot warna coklat, tanktop hitam dan juga cardigan.

Selesai berpakaian, ia menuju meja riasnya dan mulai merias wajahnya dengan make up tipis agar natural. Setelah dirasa rapi semua, Prilly mengambil tas miliknya dan turun ke bawah.

Prilly menuju ruang makan sudah ada kedua orang tuanya dan juga Raja, "Pagi."

"Pagi sayang, kok rapi mau kemana?" Tanya Rizal.

"Ke rumah Ali Pa."

"Yaudah sarapan dulu."

"Nanti aja disana bareng Ali."

"Beneran?"

"Iya Pa, aku pamit ya."

"Hati hati sayang, salam buat Ali."

"Siap Pa. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Prilly mengambil tote bag berisi makanan untuk Ali. Ia di antar Pak Yudi menuju Bekasi.

Sebelum benar-benar sampai Prilly meminta mampir ke supermarket beli beberapa cemilan untuk Ali. Ia mengambil keripik singkong kesukaan Ali, biskuit, coklat dan kacang atom, tak lupa teh pucuk yang satu liter.

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang