M - 16

898 119 7
                                    

Hari kesekian berlangsungnya proses shooting series 5 Detik dan Rasa Rindu. Sudah banyak keseruan yang tercipta di dalamnya, Ali dan Prilly juga makin dekat walaupun belum kembali berpacaran.

Saat ini sedang break dan terlihat semua pemain berkumpul, mereka bercerita apapun. Seperti saat ini, Prilly yang bercerita tentang wasit yang mencurangi club bola miliknya.

"Sumpah gue ga habis pikir sama wasit yang masih nerima suap menyuap."

"Udah biasa Pril yang begitu mah di dunia sepak bola Indonesia." Sahut Dava.

"Iya kalo gitu terus ga berkembang sepak bola kita."

"Yaudah doain aja tuh wasit sakit perut karena makan uang haram." Balas Bryan pedas.

"Nah iya biarin yang dosa dia ini Pril. Kita malah dapet pahala karena dicurangi."

"Yaudah deh."

Ali hanya menyimak semua obrolan itu, ia fokus pada ponselnya, Gisel menghubungi.

Gisel✨
Bang

Yaa?

Abang lagi sama siapa?

Prilly
Bryan
Dava
Kaneishia
Cast 5ddrr

Ini aku udah kirim cemilan sama titipan Abang ke lokasi.

Yaudah kirim ss drivernya.

Gisel send a picture...

Oke, makasih

Ali keluar dari room chat Gisel dan mengecek pesan lainnya.

"Ngapain Li?"

"Cek pesan."

"Siapa?"

"Gisel kirim cemilan."

"Ih aku bawa banyak kalo kamu mau nyemil." Protes Prilly.

"Aku ga tau, ini Gisel tiba tiba ngirim."

"Ih." Prilly mengerucutkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya.

"Maaf deh, kan aku ga tau." Ujar Ali menggapai tangan Prilly.

"Iya."

"Liat sini."

Prilly menarik Ali, "Apa?"

"Maaf ya." Ali mengusap lembut pipi Prilly.

"Iya dimaafin Ali." Balas Prilly dan tersenyum pada laki-laki itu.

Keduanya seakan lupa bahwa tak hanya mereka yang ada disana padahal para pemain kini sedang menatap keduanya.

"Aduh maafin aku ya." Ledek Bryan membuat keduanya tersadar.

"Apa sih lo." Ketus Prilly.

"Pril pipi lo merah banget anjir, woi prilly salting guys." Ledek Salsha.

"SAL." Pekik Prilly kesal dan segera berlalu, ia malas jadi bahan ledekan para pemain.

"Hahahaha." Semua pada tertawa, Ali segera menyusul Prilly.

"Dasar tuh dua bocah masih aja malu sama kita." Ujar Dava.

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang