Entalah beberapa hari terakhir Ali merasa tidak enak badan, selain karena menahan pikiran anehnya yang selalu muncul, ia merasa badannya nyeri dan juga terkadang sesak nafas.
Ali menyandarkan kepalanya pada kursi lipat miliknya, tangannya ia biarkan rebah di pangkuannya yang juga sedang memegang naskah.
"Kenapa lo Li?" Tanya Erdin.
"Pusing kepala gue."
"Istirahat aja dulu, take lo masih lama?"
"Dikit lagi, kan sama lo."
"Oh iya hahaha lupa gue."
Ali hanya bergumam sebagai balasannya, ia memejamkan matanya sebentar menikmati rasa nyeri di tubuhnya.
"Ali, Erdin take, abis itu baru swab."
"Oke."
Ali dan Erdin beranjak menuju yang berada di depan rumah. Keduanya bersiap beradu akting, adegan kali ini keduanya akan adu jotos, berdebat dengan hilangnya Galuh sang ibu.
"Camera rolling and action!"
Ali dan Erdin langsung baku hantam, tentu saja itu hanya bohongan semata, mereka tidak memakai tenaga hanya saling bersentuhan, dan hasil yang sudah bagus pun di terima sutradara.
"Cut, udah bagus nih. Kalian langsung ke aula aja swab dulu minggu ini."
"Oke Pak."
Keduanya berjalan menuju aula, lebih tepatnya rumah properti. Sudah ada yang lain, seperti Jennifer dan Zavira disana.
Erdin terlebih dahulu yang mulai di swab dan kini giliran Ali. Hidungnya mulai di colok dan kini hanya tinggal menunggu hasilnya.
Ali memisahkan dirinya, ia takut dengan perasaan yang tidak enak ini.
"Erdin aman, Ali kamu positif jadi sekarang karantina, mau isoman di rumah atau rumah sakit?" Jelas saja perkataan dokter itu membuat Ali dan yang lain terkejut.
"Di rumah saja dok."
"Ya sudah sekarang biar di antar pulang oleh tim medis."
Ali pun pasrah, Iam yang melihat itu segera menghubungi Resi dan Kaia. Ali berjalan memasuki ambulance yang kini membawanya menuju rumahnya sendiri, bukan rumah orang tuanya, ia tak ingin orang rumah tertular karenanya.
Resi dan Kaia yang berada di rumah terkejut mendengar kabar dari Iam bahwa Ali positif covid. Keduanya mencoba menghubungi Ali.
"Halo Li."
"Iya halo Ma."
"Kata Iam kamu positif?"
"Iya Ma, Mama ga usah khawatir Ali bisa sendiri di rumah."
"Bener? Nanti Mama sama Kaia kirim bahan makanan ya buat kamu makan."
"Iya Ma."
"Yaudah kamu, hati-hati ya sayang. Jangan banyak pikiran loh."
"Iya Mama tenang aja."
"Yaudah Mama tutup." Resi mematikan sambungannya.
"Ma gimana dong? Kaia takut Ali macem-macem, apalagi sekarang dia sendiri." Kaia mengungkapkan perasaannya, ia khawatir dengan Ali, apalagi kondisi mental Ali yang tidak baik, dengan adanya ini bisa semakin parah kondisi Ali.
"Kita berdoa aja Kai, adek kamu akan baik baik aja." Resi mengusap rambut Kaia, ia mengerti perasaan cemas Kaia terhadap Ali.
"Sekarang mending kita belanja aja buat kebutuhan Ali."
![](https://img.wattpad.com/cover/303901677-288-k612936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Fanfictionketika dua orang yang pernah saling mencintai kembali bertemu. Bagaimana mereka mengatasi kecanggungan yang ada? Penasaran? Langsung baca aja ya! #94 - in aliandoprilly / 9 Maret 2022 #70 - in aliandosyarief / 9 Maret 2022 #4 - in prilly / 11 Mare...