M - 14

989 128 11
                                    

Hari ini Ali dan Prilly saja yang berlokasi di pinggir jalan raya. Keduanya mendapat callingan siang. Kini beberapa kru sedang mempersiapkan peralatan shooting, mulai dari set, properti dan juga kamera.

Ali dan Prilly menunggu dengan duduk di kursi yang disediakan, panasnya terik matahari membuat Prilly menyipitkan matanya menghalau sinar matahari. Ali yang melihat itu meminta Iam mengambilkan payung miliknya yang berada di mobil.

"Nih Li."

"Thanks am."

Ali membuka payung tersebut dan memayungkan Prilly. Prilly menoleh ketika tak merasakan sengatan matahari.

"Ali."

"Biar kamu ga kepanasan."

"Makasih." Ali tersenyum.

Siti yang melihat Ali kesusahan memegang payung dan juga naskah pun mengambil alih payung tersebut.

"Sini bang, biar gue aja yang pegang."

"Ah iya makasih ti." Siti mengangguk.

Ali fokus dengan naskahnya, scene kali ini mereka akan sarapan bubur pinggir jalan.

"Ali, Prilly ayo take."

"Oke bang."

Keduanya berjalan ke set, ada gerobak bubur disana.

"Siap ya?"

"Siap Pak."

"Camera rolling and action!"

Gana dan Fia joging bersama, keduanya lari bersebelahan.

"Gana."

"Iya Fi?"

"Makan yuk, Fia laper nih."

"Hehehe iya, yuk kesana." Gana menunjuk gerobak bubur.

"Gapapa kan makan bubur?"

"Gapapa dong."

"Kamu tunggu sini, aku pesenin." Fia mengangguk dan duduk di kursi yang tersedia.

"Bang buburnya dua, yang satu komplit, yang satu jangan pake kacang sama seledri ya."

"Oke mas ditunggu ya."

Gana duduk disamping Fia yang memainkan ponselnya.

"Udah pesen?"

"Iya lagi di bikinin."

"Aku ga pake kacang sama seledri kan?"

"Iya Fia, aku hafal kok." Gana tersenyum manis menatap gadis mungil di depannya.

"Makasih Gana." Balas Fia tersenyum.

"Permisi Mas ini pesanannya."

"Ah iya makasih mas."

Keduanya mulai menikmati bubur ayam ini, Fia dengan lahap menyantapnya tanpa sadar sudut bibirnya terdapat noda kecap.

Gana mengulurkan tangannya ke arah bibir Fia, "Udah gede kok makannya masih belepotan." Ujarnya.

"Aaa Gana jangan gitu, Fia jadi malu tau." Fia menenggelamkan wajahnya pada bahu Gana.

"Hahaha gemesin banget sih." Gana mengacak pelan rambut Fia.

"Cut!"

Prilly menegakkan tubuhnya dan menjauhkan tubuhnya dari Ali. Laki-laki itu hanya bisa diam melihat gerakan Prilly, tak mungkin ia merengek manja.

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang