Chapter 24

1.3K 153 9
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Jungkook-ah, bisakah kau datang ke apartemenku sebentar?"

"Untuk apa?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu,"

"Hm,"

Setelah sambungaan telepon itu terputus. Taehyung kembali meminum alkohol langsung dari botolnya. "Kenapa dia selalu terbayang di pikiranku ... Padahal aku tak merasakan perasaan apapun padanya," ucap Taehyung dengan wajah yang kini sudah memerah dan tak lama kepalanya pun jatuh ke atas meja.

Tak lama Jungkook datang, dia menekan-nekan bel apartemen Taehyung namun tak ada yang kunjung datang membukakan pintu yang ternyata masih pin yang sama seperti sebelumnya.

Saat dia baru saja membuka pintu apartemen, dia langsung mencium bau alkohol yang sangat menyengat, dan saat dia masuk ke dalam apartemen Taehyung, benar saja, ternyata Taehyung sedang minum hingga mabuk di depan televisinya.

"Hyeong, apa yang ingin kau katakan?"

Perlahan kepala Taehyung terangkat dengan air mata yang sudah menetes.

Jungkook yang melihat itu menghela napasnya lalu duduk di samping Taehyung. "Hyeong-"

"Jungkook-ah ... Aku harus bagaimana ... Aku-"

Jungkook secara tiba-tiba memukul wajah Taehyung hingga dia tersungkur ke lantai.

"Maafkan aku, Hyeong, tapi aku sudah pernah memberimu solusi dan membicarakan ini saat kau sadar, tapi kau tak pernah mau mendengarku dan malah bersikap seenakmu! Kau itu egois! Kau selalu di selimuti oleh masalalumu!"

"Aku ... Aku ...."

"Kau mabuk, Hyeong, lebih baik kita tak membicarakan ini lagi, aku harus membujuk Jisoo agar mau menerima kembali Hanwoo," ucap Jungkook sambil mengangkati botol-botol alkohol yang berserakan.

"Jungkook-ah, aku tak mabuk," ucap Taehyung sambil menghapus air matanya, "semakin aku mencoba membencinya, semakin aku tak bisa menghilangkannya dari hatiku." Lanjut Taehyung.

Jungkook menghentikan langkahnya saat hendak keluar dari apartemen Taehyung. "Apa kau tahu kenapa dalam satu bulan ini aku sering meminta cuti meskipun aku selalu di marahi oleh kepala administrasi dan guru piket lainnya?"

"Mana ku tahu, kau kan memang tak pernah bisa mengerti bahasa manusia,"

"Bukan itu, hanya saja aku selalu tiba-tiba ingin melihatnya," ucap Taehyung sambil memakai kembali kacamatanya.

"Aku selalu memperhatikannya, di pagi hari dia selalu menyiram tanamannya dan di sore hari dia selalu berjalan di sekitar rumahnya, meskipun beberapa tetangga yang melihat atau berpapasan dengannya selalu mencemoohnya dan mengatakan jika bayi 'kami' itu akan menjadi biang masalah, tapi dia tetap tersenyum dan bahkan menyapa mereka,"

"Saat itu aku tak membelanya dan malah diam di tempat, dan bahkan aku tak menghiburnya sama sekali, tapi kemarin, aku melihat temanmu itu memeluknya,"

"Aku kesal, aku marah, aku ingin memukul temanmu, tapi ... tapi aku tak bisa menggerakkan tubuhku, aku tak bisa menatapnya lagi ... Aku tak mau dia menatapku dengan tatapan dengan penuh kebencian." Lanjut Taehyung panjang lebar sambil terus meneteskan air matanya.

"Hyeong, aku tahu kau sangat sulit sekarang dan aku tak bisa merasakan perasaanmu saat ini," ucap Jungkook yang kini kembali duduk di samping Taehyung.

"Hyeong, hanya satu yang sebenarnya bisa menjadi solusi untuk ini, kau hanya perlu menghilangkan egomu dan berpikirlah dengan perasaanmu, berucap memanglah mudah, tapi aku yakin kau pasti bisa," ucap Jungkook sambil menepuk-nepuk punggung Taehyung.

My Teacher | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang