Chapter 37

1K 106 6
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Dasar anak sialan!"

"Apa kau pikir aku ini bisa kau bodohi?!"

"Dasar tidak tahu rasa terimakasih!"

Saat Yoonhee akan memukul Hanwoo lagi, dengan cepat Hanwoo menahan tangan ayahnya, "Ayah, aku akan berikan semua uang yang kau berikan padaku selama aku hidup, tapi kumohon lepaskan wanitaku,"

"Anak kurang ajar!" Teriak Yoonhee lalu kembali memukuli putranya. "Ikat dia, jangan sampai dia kabur!" Ucap Yoonhee.

"Ayah ... Kumohon jangan sakiti Jisoo,"

Kini Hanwoo memegang kaki ayahnya yang hendak pergi. "Lepaskan," ucap Yoonhee sambil mencoba menendang-nendangkan kakinya.

"Aku tak akan melepaskannya sampai kau melepaskan Jisoo-"

Yoonhee menendang wajah Hanwoo hingga hidungnya mengeluarkan darah segar, namun Hanwoo tak semudah itu melepaskan tangannya dari kaki ayahnya.

"Kau sebegitu tergila-gilanya dengan wanita hamil itu?" Tanya Yoonhee. "Ayah-"

"Baiklah, aku tak akan membunuhnya, jika kau bersikeras seperti itu aku akan merestui kau dengan wanita jalang itu," ucap Yoonhee.

Dengan tertatih Hanwok berdiri. "Benarkah? Kau akan menikahkanku dengannya? Ayah aku-"

"Tapi dengan syarat bayi yang ada di dalam perutnya itu akan aku jual, aku tak ingin rugi, Pamannya sudah kubunuh dan dia haruslah membayar sisa hutang pamannya" ucap Yoonhee.

Hanwoo terdiam, namun tak lama Hanwoo menganggukkan kepalanya, "Baiklah, aku akan berbicara dengan-"

"Tuan, maafkan aku karena lancang, tapi ... Kedua tawanan itu melarikan diri lewat lubang yang belum di perbaiki," ucap seorang pria yang menjaga di depan ruangan Jisoo dan Seokjin.

"Apa yang kau katakan?! Melarikan diri?! Cepat tangkap mereka! Atau kau yang akan aku bunuh! Cepat! Jangan biarkan mereka kabur!" Teriak Yoonhee.

"Ayah aku akan mengejarnya dan meyakinkannya, aku yakin aku pasti bisa membujuknya, tolong tepatilah ucapanmu," ucap Hanwoo yang langsung pergi.

"Dia sama persis seperti ibu nya, sangat bodoh termakan kata-kataku," ucap Yoonhee sambil memijit kepalanya lalu duduk di sofa yang memang berada di sana.

.

Baru saja setengah jalan Jisoo merasakan sakit di perutnya, dia terduduk di tanah, Seokjin yang melihat itu kembali menghampiri Jisoo yang tertinggal cukup jauh darinya.

"Ada apa? Apa perutmu sakit?" Tanya Seokjin yang melihat Jisoo menijit-mijit perutnya. "Aku tak apa, lebih baik kau pergi lebih dulu untuk mencari bantuan seseorang, rerumputan ini cukup tinggi aku bisa bersembunyi di antara rerumputan ini, setelah perutku baikan aku akan menyusulmu," ucap Jisoo.

"Aku akan menggendongmu,"

"Tak apa, aku sungguh tak apa, kumohon larilah cari bantuan," ucap Jisoo.

"Tapi-"

"Kumohon ... Aku hanya akan memperlambatmu ... Jika kita berdua kembali tertangkap, kesempatan kita hidup juga kecil, kumohon pergilah ...."

Seokjin dengan terpaksa meninggalkan Jisoo dan kembali berlari, sesekali dia melihat Jisoo yang masih memijit perutnya.

"Maafkan aku, aku akan segera mencarikanmu bantuan," ucap Seokjin sambil mempercepat lari nya.

Sepeninggalan nya Seokjin, Jisoo masih memijit perutnya yang mulai perlahan membaik, dan saat dia berdiri dan hendak kembali berlari, tiba-tiba sesuatu memegang tangannya.

My Teacher | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang