Chapter 2

253 40 0
                                    

.

~o~

.


Cuaca pagi di Decelis High School sangatlah cerah, namun tidak begitu dengan siswi yang berjalan dengan lesu dan tidak bersemangat itu.

Wonyoung merasa sangat lelah, kemarin jadwal pemotretannya sangatlah padat dari pagi hingga larut malam. Dia ingin istirahat seharian penuh di kasurnya yang empuk hari ini.

Tanpa aba - aba sebuah tangan yang dikenalnya menggandengnya dari belakang.

"Wonyoungieeee.. kenapa wajahmu murung begitu dipagi yang cerah ini hmm?"

"Haaa.. aku lelah sekali Hiyyih.. aku ingin tidur seharian hari ini." Jawab Wonyoung lirih sambil menyenderkan kepalanya ke pundak Hiyyih.

"Omo omooo kasihan sekali sahabatku ini.. lihatlah lingkaran hitam dibawah matamu itu" Kata Hiyyih prihatin sambil mengusap-usap kepala Wonyoung.

Sebuah ide cemerlang melintas di kepala Hiyyih.

"Bagaimana kalau kita bolos hari ini.. aku punya tempat persembunyian yang bagus. Lagipula aku juga sedang malas belajar hari ini hehehe..."

Karena terlalu lelah dan tidak punya pilihan yang lebih baik, Wonyoung hanya menuruti kemanapun Hiyyih membawanya.

.

.

.

Tanpa terasa Wonyoung dan Hiyyih sudah sampai di ujung koridor yang sepi. Terdapat satu ruangan dengan tulisan peringatan "Jangan ada yang masuk, atau kau ingin mati". Hiyyih mengetuk pelan namun tidak ada jawaban, akhirnya Wonyoung dan Hiyyih masuk dengan mengucapkan permisi terlebih dahulu.

Didalam ruangan tampak cukup luas dan rapi dengan sofa berbentuk letter L berukuran besar yang terlihat nyaman dan sebuah karpet bulu sebagai alasnya. Didepannya terdapat TV LED dengan perlengkapan game nya. Sebuah rak buku berisi berbagai macam komik. Juga terdapat sebuah meja billboard dan permainan dart board di sisi lain ruangan. Wonyoung melihat sekeliling namun tidak ada seorang pun.

Memperhatikan sikap Wonyoung yang sedikit kebingungan, Hiyyih pun menjelaskan.

"Jangan khawatir. Ini adalah ruangan rahasiaku yang biasa aku gunakan ketika ingin bolos atau bersantai. Kamu tahu kan sekolah ini milik siapa"

Ya, sekolah ini milik keluarga Hiyyih. Jadi Hiyyih bisa menggunakan ruangan manapun yang dia inginkan. Kepala sekolah yang tidak lain adalah kakeknya Hiyyih tidak akan mampu menolak keinginan cucu kesayangannya.

"Istirahatlah disini selama yang kamu mau, aku mau membuat minuman dan sedikit camilan.. ah aku lapar sekali karena belum sarapan di rumah."

Karena Wonyoung sudah sangat lelah, diapun akhirnya tertidur di sofa.

Saat Wonyoung masih terlelap dalam tidurnya, seseorang memasuki ruangan itu, dia adalah Sunghoon. Sunghoon sedikit terkejut mendapati seseorang tertidur di sofanya. Namun sunghoon hanya menatap wajah tidur Wonyoung tanpa membangunkannya. Dia ingat gadis inilah yang melihatnya bermain piano kemarin dengan air mata yang menetes di pipinya.

Waktu berjalan sangat lambat, sampai akhirnya Wonyoung terbangun. Meregangkan badannya, wonyoung merasa segar kembali walaupun hanya tertidur selama 2 jam.

"Sudah bangun rupanya.."

Kaget, Wonyoung menoleh kearah suara berat seseorang yang duduk disampingnya.

"Astaga, kamu mengagetkanku.."

Melihat sekeliling, namun Hiyyih tidak terlihat di manapun.

"Karena kamu sudah terbangun, lebih baik keluarlah sekarang... Ini bukan tempatmu."

Mengabaikan suara dinginnya, Wonyoung bertanya. "Tunggu dulu, kenapa kamu bisa ada disini?"

Tidak ada jawaban, Sunghoon hanya menatap tanpa ekspresi.

"Apakah kamu kenal Hiyyih? Dia bilang ini ruangan pribadinya, tapi kenapa kamu bisa.."

Ah, Sunghoon mengerti sekarang, ini ulah adiknya Hueningkai yang merepotkan.

"Lebih baik kamu keluar dari sini."

Wonyoung tidak bisa berkata-kata, dia merasa tidak berbuat salah, namun kenapa sikap orang ini dingin sekali.

"Yaa..?!"

Saat wonyoung ingin meluapkan amarahnya, pintu terbuka dan masuklah sosok berambut coklat yang sedikit basah.

"Wonyoungie..?"

"Kai oppa..?"

Melihat suasana ruangan yang sedikit tegang, Hueningkai berusaha mencairkan suasana.

"Woa woaaa tunggu sebentar, ada apa ini? Wonyoung.. kenapa kamu ada disini?"

"Oppa.. bukankah ini tempat persembunyian Hiyyih, tapi kenapa orang ini selalu mengusirku?"

"Hmm.. bagaimana menjelaskannya ya... sebenarnya ruangan ini adalah tempat bersantaiku dan teman - temanku, dan Hiyyih mengganggap tempat ini persembunyiannya saat ingin bolos pelajaran.. Anak tengil itu, apakah dia yang mengajakmu bolos pelajaran kesini?" Kai menggaruk pipinya canggung, merasa tidak enak kepada wonyoung.

Wonyoung terdiam beberapa saat dan tersadar. Huening Bahiyyih, apakah dia sengaja melakukan ini.

"Hallo Wonyoungie.. kamu mendengarkanku?" Hueningkai melambaikan tangan didepan wajahnya melihat Wonyoung terdiam.

"Ahh benarkah? Kalau begitu aku minta maaf oppa, aku tidak tahu kalau tempat ini milikmu dan teman - temanmu. Aku berjanji tidak akan menginjakkan kakiku lagi ditempat ini" Wonyoung membungkuk kepada Hueningkai, bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Merasa sangat malu, Wonyoung ingin segera menghilang dari hadapan mereka berdua.

Namun sebelum Wonyoung melangkahkan kakinya, Hueningkai menahannya dengan memegang pergelangan tangannya.

"Tunggu Wonyoung... aku rasa, tidak masalah jika kamu ingin menggunakan ruangan ini. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau. Lagipula tempat ini sangat jarang di datangi olehku dan teman - temanku. Anggap saja tempat ini adalah basecamp kita bersama. Oke..."

Di sisi lain ruangan, terdapat seseorang yang mengernyitkan alis.

"Benarkah...? oppa memang yang terbaik." Dengan senyum sumringah, Wonyoung menggenggam tangan Hueningkai dengan erat. Yang tanpa disadarinya membuat Hueningkai salah tingkah.

"Baiklah aku kembali kekelas dulu oppa, sampai ketemu nanti.." Sambil mengucapkan perpisahan, Wonyoung kembali ke kelasnya.

Menyadari wajah masam Sunghoon, Hueningkai berusaha menenangkannya.

"Tenanglah, dia berbeda. Aku jamin dia tidak akan mengganggumu seperti murid perempuan lainnya. Dia bahkan tidak melirikku. Cowok paling tampan disekolah dengan kepribadian yang bisa meluluhkan hati perempuan manapun."

Sunghoon hanya bisa menghela nafas frustasi mendengar celotehan Hueningkai.

~o~

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang