Chapter 12

194 25 1
                                    

.

~o~

.


Wonyoung tidak menyangka, dari semua orang, dia memilih pangeran es beku yang bahkan tidak akan meleleh jika diletakkan dibawah panasnya terik matahari. Wonyoung memang belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Namun Wonyoung tahu pasti perasaannya, dia sudah memastikannya dengan sungguh-sungguh.

Dia bisa merasakan perasaan berbeda saat bersama Sunghoon dibandingkan dengan saat bersama orang lain yang katanya menyukainya.

Awalnya Wonyoung hanya penasaran terhadap anak laki-laki misterius yang selalu bermimpi buruk saat tertidur. Kemudian merasa simpatik saat mengetahui latar belakang masa lalunya. Dan rasa itu mulai tumbuh dengan kebersamaan mereka dan perhatian kecil yang Sunghoon berikan padanya.

Pagi yang cerah di hari Minggu, Wonyoung yang masih terbaring di tempat tidurnya kembali tersipu malu mengingat kejadian semalam dengan Sunghoon. Menyembunyikan wajah merahnya kembali dibalik selimut.

Kemudian terdengar suara pesan masuk, memeriksanya dan tersentak kaget setelah membaca pesan singkat dari seseorang yang baru saja dipikirkannya.

Bersiaplah, 10 menit lagi aku jemput.

Wonyoung seketika panik, dengan terburu-buru masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah beberapa menit, Wonyoung keluar dari kamar mandi dan menuju meja rias. Tidak perlu waktu lama, dengan make up natural dan rambut yang di ikat kuda menambah manis penampilannya.

Untuk outfit, Wonyoung memilih midi dress tanpa lengan berwarna putih gading dipadukan dengan luaran kardigan crop top berwarna kuning pastel.

Terdengar suara klakson motor di depan rumahnya. Tanpa melihat keluar, Wonyoung sudah tahu siapa orang tersebut.

Memakai sneakers berwarna putih yang simpel namun nyaman, Wonyoung segera bergegas keluar menemui orang yang ditunggunya.

"Kenapa mendadak sekali sih, memangnya kita mau kemana?"

Tanpa menjawab pertanyaan Wonyoung, Sunghoon menyodorkan helmnya.

"Naiklah, kamu akan tahu saat kita sampai."

"Huft.. selalu saja... sok misterius..."

Mengerucutkan bibirnya, Wonyoung berpura-pura merajuk dan kemudian membonceng dibelakang Sunghoon.

.

.

.

Sesampainya ditempat tujuan, Wonyoung menatap Sunghoon dengan bingung.

"Lotte world...? Kamu bercanda?"

"Darimana kamu tahu aku ingin sekali pergi kesini?"

"Apa kamu bisa membaca pikiran orang Sunghoon-ssi?"

Karena terlalu bersemangat, Wonyoung sampai melompat-lompat kecil seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah istimewa. Melihat tingkah menggemaskan Wonyoung, Sunghoon yang tidak ingin terlihat jelas sedang tersipu mamalingkan mukanya, tidak melihat tangan Wonyoung yang tiba-tiba menggenggamnya.

"Sunghoon-ssi... Gomawo..."

"Hnn, ayo.."

Berusaha sebaik mungkin menyembunyikan ekspresi wajahnya, Sunghoon balas menggenggam tangan Wonyoung dan membawanya masuk ke dalam taman hiburan.

Dipertengahan jalan, Sunghoon berhenti mendadak.

"Dan berhentilah memanggilku seperti itu, apa kamu menganggapku orang asing?"

"Aaa maaf... Sunghoon-s.. Hoon-ssi...? Karena kamu lebih tua walaupun hanya beberapa bulan, bagaimana kalau Hoon-oppa.. hmm? Bagaimana?"

"Terserah..."

Meski sudah sering mendengar panggilan itu dari gadis lain, tapi saat Wonyoung yang memanggilnya, wajahnya tiba-tiba memanas. Memalingkan muka, Sunghoon meneruskan perjalanan membawa Wonyoung masuk ke dalam taman hiburan.

Bukan tanpa sebab, Sunghoon mengajak Wonyoung ke taman hiburan tersebut setelah tidak sengaja mendengar percakapannya dengan Bahiyyih yang mengajaknya untuk bermain bersama ke taman hiburan tersebut. Namun Bahiyyih yang takut menaiki wahana-wahana disana menolak secara baik-baik.

.

.

.

Didalam taman bermain, Wonyoung yang terlalu bersemangat melihat segala arah, mencari wahana yang ingin dinaikinya.

"Sunghoon-ss.. Hoon-oppa, Hoon-oppa... Naik itu ayooo..." Wonyoung menunjuk wahana roller coaster.

Mengerutkan alis, Sunghoon memastikan kembali dia tidak salah dengar.

"Kamu serius?"

Wonyoung membalas dengan mengangguk antusias.

Tidak seperti yang dibayangkan Sunghoon, selama permainan, Wonyoung tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Dia pikir Wonyoung akan ketakutan lalu memeluknya dengan erat, bahkan dia sudah bersiap dengan memiringkan bahunya untuk tempat bersandar kepala Wonyoung.

Setelah menyelesaikan wahana roller coaster, Wonyoung kemudian mengajak Sunghoon menaiki wahana-wahana ekstrim lainnya. Sunghoon tidak mengerti darimana datangnya energi Wonyoung yang tidak ada habisnya itu. Jika Wonyoung bisa menaiki semua wahana disana dalam sehari, Wonyoung pasti sudah melakukannya. Dari mulai wahana yang tidak menakutkan seperti komedi putar Camelot Carousel sampai Gyro Drop dan Gyro swing yang membuat isi perut ikut berputar, semua Wonyoung naiki dengan antusiasme yang sama.

Saat hari mulai gelap, Sunghoon mengajak Wonyoung untuk menaiki wahana bianglala wonder wheels. Akhirnya setelah seharian menaiki wahana ekstrim, mereka bisa sedikit bersantai saat menaiki wahana itu. Wonyoung dan Sunghoon duduk berdampingan, melihat bersama-sama pemandangan malam kota Seoul yang gemerlap sambil menikmati es krim yang menyegarkan.

Memecah kesunyian, Wonyoung melirik kearah Sunghoon yang sedang melamun sambil memakan es krim tiramisu kesukaannya.

"Itu rasa kesukaanmu oppa?"

"Hnn..."

"Aaa begitu... Meski banyak orang tidak menyukainya, ini adalah rasa kesukaanku. Mau coba?" Ucap Wonyoung bangga sambil menyodorkan es krim rasa mintchoconya ke wajah Sunghoon.

Sunghoon menggelengkan kepalanya kemudian mengernyit jijik.

"Aku sudah sikat gigi dirumah." Katanya tanpa rasa bersalah dan membuat Wonyoung tersinggung. Kemudian Wonyoung pura-pura kesal.

"Ah jinjja, jangan kamu juga... Haruskah kamu menghina kesukaan orang, itu penghinaan tahu, penghinaan!!!"

"Maaf..."

Sunghoon menarik pundak Wonyoung mendekat agar bersandar padanya. Wonyoung yang tersadar tersipu malu dan melupakan es krimnya yang kian meleleh.

Saat gondola mereka berada di posisi paling atas, kebetulan kembang api yang meriah bertabur didepan mereka. Mata Wonyoung berbinar melihat pemandangan indah didepannya, tidak menyadari sepasang mata lain yang juga terpesona melihat kearahnya.

"Cantiknya..."

"Ya... cantik..."

Saat Wonyoung menoleh kearah Sunghoon, dia disambut tatapan intens yang menghipnotisnya. Tatapan mereka bertemu, Sunghoon menggenggam tangan Wonyoung meminta persetujuan, dan Wonyoung yang memejamkan mata memberikan izinnya.

Diatas langit kota Seoul yang gemerlap dan diiringi taburan kembang api yang memukau, kedua sejoli itupun memadu kasih. Meluapkan kasih sayang mereka melalui ciuman lembut yang manis dan penuh cinta. Berbagi kehangatan ditengah dinginnya malam kota Seoul.

.

~o~

.

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang