Chapter 14

118 10 1
                                    

.

~o~

.

Setelah kejadian sebelumnya saat hubungannya dan Sunghoon terekspos dan konfrontasi dengan Huening Kai, Sunghoon menjadi lebih diam dan dingin. Entah karena Sunghoon tidak ingin hubungannya dengan Wonyoung tersebar luas atau karena ada alasan lain.

Sudah hampir satu bulan Sunghoon tidak masuk sekolah dengan alasan urusan keluarga, tidak bisa dihubungi, dan hanya membalas chat secara singkat. Wonyoung sangat merindukannya. Dadanya terasa sesak, ingin meluapkan kekesalannya namun tidak tahu caranya. Dia ingin berteriak di depan wajah Sunghoon, menanyakan apakah dia tidak merindukannya? Apakah kerinduannya ini hanya sepihak saja?

Disaat seperti ini Wonyoung ingin bercerita panjang lebar kepada sahabatnya Bahiyyih, namun dia sibuk dengan aktifitas klub dan pesta ulang tahunnya, ah Wonyoung hampir lupa, dalam beberapa hari lagi sahabatnya itu akan menggelar pesta ulang tahun mewahnya yang ke 17. Menjelang momen spesial sahabatnya itu, Wonyoung tidak ingin mengganggunya.

===

Saat waktunya jam istirahat, Wonyoung yang tidak bersemangat, enggan melangkahkan kakinya ke kantin sekolah. Karena terlalu ramai, selera makannya hilang. Saat ini yang Wonyoung butuhkan adalah ketenangan. Akhirnya dia memutuskan untuk ke basecamp, berharap tidak ada siapapun disana.

Namun harapannya tersebut sirna karena sudah ada Hueningkai didalam. Tanpa menghiraukan Hueningkai yang memperhatikannya, Wonyoung duduk di ujung sofa.

Wonyoung yang terlalu lelah ingin mengendurkan otot-ototnya sehingga saat kakinya yang pegal ingin diluruskan menindih kaki Huening Kai yang sedang duduk di ujung sofa lainnya.

"Yaa Jang Wonyoung dasar tidak sopan, apa-apaan kakimu ini?"

"Jangan salahkan kaki panjangku ini oppa, sofanya saja yang terlalu pendek." Wonyoung menghela nafas lelah tanpa menghiraukan Hueningkai.

Sebuah ide jahil muncul di kepala Huening yang sedikit jengkel.

Huening memegang erat kedua kaki Wonyoung sambil tersenyum jahil, Wonyoung yang menyadari apa yang akan dilakukannya selanjutnya membuat matanya melebar ngeri sambil menggelengkan keras kepalanya.

"Oppa... Jangan lakukan apa yang ingin kamu lakukan!"

Mendengar nada panik Wonyoung, Huening Kai menyeringai, semakin bersemangat mengerjainya.

"Tidak tidak... Jangaaaaannn..."

Huening Kai melancarkan aksinya, menggelitik kaki Wonyoung yang sensitif, membuat Wonyoung terbahak-bahak kegelian dan berusaha berontak walaupun hasilnya nihil.

Ditengah kedua orang yang sedang sibuk bercanda di dalam, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari luar. Dengan tatapan yang tidak bisa diungkapkan, orang tersebut kemudian pergi tanpa menemui mereka.

Sementara didalam, saat Huening Kai berhenti menggelitik kaki Wonyoung, dan menatap wajah Wonyoung, matanya melebar kaget. Wonyoung yang tadinya hanya mengeluarkan sedikit air mata akibat tertawa terbahak-bahak kini air matanya menetes deras.

"Ah haha kenapa ini..." Wonyoung berusaha mengusap air matanya menyadari Hueningkai menatapnya khawatir.

"Kenapa tidak mau berhenti..."

Air matanya mengalir semakin banyak yang membuat Wonyoung kewalahan mengusapnya.

"Maaf oppa, aku juga tidak mengerti..."

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang