32

47 9 0
                                    

"vi, over sini vi" viona pun memberikan bola pada aluna yang semenjak tadi sudah bersiap, Aluna dengan sigap mendribling dan sesekali melakukan tipuan menuju ke arah ring, ketika sudah dekat dengan ring ia melakukan shooting dan boom bola masuk ke dalam ring.

Prittttttttt pelit dibunyikan oleh coach pertanda mereka bisa beristirahat terlebih dahulu, Aluna dan viona berteduh disisi lapangan, dibawah pohon yang cukup untuk melindungi keduanya, Aluna mengambil botol dari dalam tas nya dan meneguk air itu hingga sisa sedikit.

"beli dimana lun botol ya? Lucu gue jadi pengen beli deh" tanya viona

"eh ini gue dikasih fenly gak tau dia beli dimana"

Handphone aluna berdering ia melihat siapa yang melakukan video call, dilayar tertera nama fenly ia langsung mengangkat panggilan itu.

Diseberang fenly terlihat sedang berada diruang band sekolahnya, ia memangku gitar ditangannya, Fenly tersenyum begitu aluna mengangkat panggilannya itu

"hei mentari, lo lagi gak sibuk kan?"

"Gue lagi istirahat nih fen paling bentar lagi main bentaran terus pulang" Aluna kembali membuka tutup botol dan meneguk sisa sisa air didalamnya, Fenly yang melihat itu tersenyum makin lebar karena botol yang ia beri dipakai oleh aluna

"eh fen lo beli botol gituan dimana dah? Lucu banget gue jadi pengen" ucap viona

"Gue beli di toko kado, tapi itu sisa satu dan ga ada lagi vi"

"yah sayang banget deh padahal gue pengen"

"lun, vi ayo latian lagi" teriak seseorang ditengah lapangan

"fen udah dulu ya gue mau latian lagi, ntar gue hubungin kalo udah"

"iya mentari, see you"

Aluna mematikan panggilan itu tanpa membalas ucapan terakhir dari fenly, kini ia kembali fokus pada mini game yang dibuat oleh pelatihnya itu, skor akhir dimenangkan oleh tim aluna.

Aluna berjalan beriringan bersama viona, tadi fajri memang mengawasi ketika aluna latihan tapi kini pemuda bergigi kelinci itu sedang bersiap untuk latihan, Aluna berjalan pelan sambil sesekali bercanda dengan viona, yang lainnya sudah pergi dan hanya tinggal mereka berdua, mereka berdua ingin membeli cemilan untuk dikamar jadi mereka pergi ke kantin dahulu.

Dikantin ketika akan membayar ada uluran uang, Aluna heran dan melihat siapa yang mengulurkan uangnya ternyata itu Devin dengan senyuman yang tak bisa diartikan, Aluna dengan cepat memberikan uang kepada penjaga kantin, dan buru buru pergi meninggalkan tempat itu, ia ingin menghindari Devin dan tak ingin bertemu dengannya tapi sayang tangan seseorang menghentikan langkahnya ia terpaksa berbalik dan melihat Devin dengan senyum yang sama

"mau kemana sih MY basketgirl buru buru amat, sini makan dulu bareng gue biar gue traktir"

"lepasih dev, ini sakit gue udah pernah bilang kan ke lo supaya jangan deketin gue lagi, harus pake bahasa apa sih gue jelasin ya" ucap aluna sambil melepaskan cengkraman tangan devin

"Gue gak bisa lun, atau gini aja lo jadi pacar gue sekarang"

"dev lo itu bukan sayang ama gue, tapi lo cuma terobsesi doang ama gue, udah ya cari kebahagiaan lo sendiri tapi itu bukan gue"

"oh atau lo mau adek kesayangan lo itu celaka ya. Sekarang lo pilih adek lo celaka atau lo jadi pacar gue"

"lepasin luna" tiba tiba ada seseorang yang melepaskan cengkraman tangan Devin, ia menarik aluna menjauh dan pulang ke kamar mereka

Ia mengambil kan aluna minum dan mendudukan aluna ditepi ranjang, Aluna duduk dan meminum air yang diberikan tadi

"lun lo gapapa kan?" ucap seseorang itu dan mengecek pergelangan tangan aluna

"Gue gapapa kok vi"

"tapi lun ini tangan lo merah, bentar gue ambil salep dulu ya biar ilang luka ya" viona mengambil salep untuk mengobati aluna sedangkan aluna Hanya diam memikirkan ucapan Devin tadi, ia takut jika Devin akan macam macam dengan fiki

"lun heh ko ngelamun sih? Devin tadi ngomong apa?"

"ah engga gue mau mandi dulu deh vi, mumpung ga ada yang mandi nanti gue mau istirahat"

Aluna beranjak dan pergi ke kamar mandi, ia membersihkan badannya dan sesekali masih memikirkan omongan Devin, sesekali ia juga menggeleng gelengkan kepalanya dan berusaha meyakinkan diri untuk fokus ke pertandingan

Di ruangan band fiki dan band nya sedang latihan tentunya bersama fenly juga, tiba tiba fiki terus terpikirkan dengan keadaan aluna dan membuatnya tidak fokus hingga ia salah lirik dan latihan berhenti untungnya itu lagu terakhir sehingga fenly membubarkan latihan kali ini. Satu persatu anggota band itu meninggalkan tempat latihan kini hanya tersisa fenly dan fiki disana, fiki sedang membereskan perlengkapan ya, Fenly memperhatikan fiki dan merasakan suatu kejanggalan ia terlihat lebih murung dari biasanya

"fik" Fenly menepuk bahu fiki dan fiki sedikit kaget

"kenapa kak fen?"

"lo yang kenapa sampe lirik orang lo ubah"

"sorry kak fen gue rada gak fokus gak tau kenapa tiba tiba gue kefikiran kak mentari"

"fik udahlah kasian mentari disana, lo harusnya dukung dia dan jadi adik yang baik, nurut ama semua pesen dia"

"iya kak fen gue dukung dia, tapi ini kayak beda"

"udah ya kita pulang bareng terus makan bareng dirumah gue gimana, pasti mama udah masak masakan enak"

"ayo kak fen, lagian kalo gue dirumah gue gak bisa makan sendirian"

"lets go" Fenly dan fiki kini pergi pulang kerumah fenly.

Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan votenya nya
Kalo ada yang mau dikata katain silahkan dikolom komentar yaaaaa
Jaga kesehatan
Stay safe
Semoga bahagia
Semangat

PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang