Hari ini pertandingan basket sudah dimulai tim sekolah aluna akan bertanding diurutan ke 4, Aluna dan tim nya kini sedang beristirahat sebelum mereka melakukan pemanasan, Aluna mengabari fiki, shandy dan Fenly terlebih dahulu, dan ketiga nya membalas dengan cepat
, kata kata penyemangat dari tiga orang itu membuat aluna semakin semangat dan membuatnya mendapat energi baru."capten kita pemasan berapa lama lagi ya?" tanya salah satu Junior aluna
"kita pemanasan kurang lebih 30 menit lagi mir, kenapa emang?"
"aku gugup nih, mau minta restu orangtuaku dulu"
Seketika hati aluna mencelos, ia teringat jika sampai saat ini mamah ataupun papahnya belum membalas satu pun pesan aluna
"oh iya boleh mir silahkan" Junior aluna tadi menepi dan terlihat sudah menghubungi kedua orangtua nya.
Lamunan aluna buyar ketika dering telepon seluler menyadarkan ya, ia melihat ada satu panggilan masuk dan terlihat disana kontak dari shandy, Aluna langsung saja menggeser logo berwarna hijau
"hai lun, semangat ya buat tandingnya" ucap shandy dari seberang
"iya kak makasih ya, kakak emang ga sibuk?"
"aku agak sibuk sih lun tapi demi kamu gapapa, oh iya semifinal nanti sampe final aku bakal kesana jadi kamu harus menang terus ya biar kakakmu yang ganteng ini bisa liat adeknya maen basket secara langsung" ucap shandy yang diakhiri kekehan kecil
Aluna tersenyum bisa bisa nya shandy memuji dirinya sendiri ya walaupun kenyataan nya shandy itu tampan tapi itu terlalu narsis menurut aluna
"iya kak doain aku ya ama tim sekolah ya kak semoga kita bisa menang hari ini dan hari hari kedepannya"
"pasti kakak doain dong lun, eh lun udah dulu ya, kakak mau meeting udah ditungguin nih"
"oke kak semangat kerjanya ya kak shand, aku sayang kakak"
"iya lun kak shand juga sayang luna"
Shandy mematikan panggilan itu, sekarang aluna merasa lebih baik karena ia sudah diberi semangat oleh orang yang ia sayangi, shandy memang terhitung orang baru dalam hidup aluna tapi perhatian dan kasih sayang yang shandy berikan seolah ia sudah mengenal aluna sejak lama. Aluna juga menyukai semua bentuk perhatian dan kasih sayang yang shandy berikan itu membuatnya merasa jika alasan dia untuk betah dirumah dirumah ketika ada mamah bertambah satu.
Aluna dan timnya dipanggil coach, mereka harus Segera melakukan pemanasan, mereka akan bertanding dalam empat puluh menit lagi, jadi sangat penting untuk mencegah sakit setelah bertanding, mereka pergi ke tempat pemanasan dan melakukan pemanasan dengan kompak.
Aluna dan timnya sudah berada di venue pertandingan mereka akan bermain basket dalam waktu 5 menit lagi, coach memanggil mereka dan memberikan sedikit arahan, mereka meneriakkan yel yel dan satu persatu namanya dipanggil, kini pertandingan sudah akan dimulai
Bola sudah dipantulkan pluit sudah dibunyikan pertanda pertandingan sudah dimulai, Aluna dan tim nya terus berusaha, ia mendrible bola dan sesekali mengoper pada yang lainnya, usaha mereka tak sia sia tiupan terakhir pluit itu dimenangkan oleh sekolah aluna.
Aluna sudah berada dipemginapan ia sudah membersihkan diri dan sedang merebahkan tubuhnya yang lumayan lelah, ia akan memgabari orang rumah bahwa pertandingan kali ini timnya menang, entah mengapa orang ia memencet nomer shandy padahal biasanya ia akan menghubungi fiki terlebih dahulu baru yang lainnya
"hai lun, gimana tadi tanding nya" tanya shandy dengan muka penasaran ketika panggilan itu sudah terhubung
Aluna memang melakukan video call, Aluna memasang ekspresi sedih, shandy yang peka langsung peka langsung tersenyum
"gapapa lun kalo kamu kalah, kakak udah bangga ko ama kamu, kamu jangan patah semangat ya, kakak bakal dukung kamu terus"
"oh siapa yang kalah sih kak? Orang hari ini tim aku menangggggg" ucap aluna dengan ekspresi yang ia ubah menjadi tersenyum lebar
Shandy pun ikut tersenyum lebar, ia juga mengucap syukur dalam hati, ia ikut senang karna aluna terlihat begitu bahagia, dan ia berharap ia akan melihat aluna seperti ini setiap saat
"adek kakak emang hebat, nanti kalo kamu juara kakak kasih hadiah"
"hah serius kak?"
"iya dong, kamu boleh minta sesuatu ke kakak dan kakak bakal usahain nge wujudin"
"makasih kak shand makin sayang ama kak shand"
"eh udah dulu ya kak aku mau nonton fajri nih bentar lagi mereka tanding, temenku juga udah nungguin"
"iya lun kamu hati hati disana ya, kalo ada apa apa hubungin kakak"
"siap kak"
Aluna mematikan panggilan itu, ia juga lupa untuk mencharger hp nya tak sampai lima menit hp itu mati dan aluna mencharger nya, ia akan menghubungi fiki ketika pulang dari menonton fajri.
Dilain tempat fiki sedang menunggu kabar dari aluna, ia penasaran bagaimana hasil dari pertandingan perdana kakak kesayangan nya itu, tidak seperti biasanya kakaknya itu telat menghubungi padahal kemarin ia bilang pada jam ini ia akan menelepon, karna fiki sudah tidak sabar akhirnya ia menelepon aluna tapi hanya terdengar suara operator yang menyapa nya
"ah kak mentari kemana sih? Katanya mau telpon tapi ko ga telpon telpon, ditelpon balik malah ga aktif" ucap fiki memanyunkan bibirnya
Tinnnnnnn suara klakson mobil membubarkan lamunan fiki, ia langsung menghampiri mobil itu dan masuk kedalam nya
"kenapa fik?" tanya seseorang yang ada dibalik kemudi
"Gue bete bang shand, kak mentari belum ngehubungin, padahal kemaren dia bilang mau telpon jam segini"
"lah barusan luna telpon gue"
"loh kok......"
Haiiii terimakasih bagi yang sudah mampir dan memberikan votenya semoga suka ya
Jangan lupa bahagia
Stay safe yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
PELINDUNGMU RAPUH
General Fiction"Gue bakal jagain lo, selalu bahagiain lo, dan akan selalu ada buat lo, gue janji walaupun gue yang bakal sakit nantinya" Aluna Mentari W "Gue tau lo terluka mentari, jangan dipaksain!!!" Fenly Arjuna "Stop bikin diri lo hancur lun" Alea Riyandi "Ka...