51

50 10 0
                                    

Fiki meninggalkan kelas dengan tergesa gesa meninggalkan pertanyaan di benak teman lainnya, ia hanya mengatakan jika dirinya ada acara mendadak padahal ia akan menemui kakak nya dirumah sakit.
Ia membelokkan stirnya untuk membeli apa yang kakaknya pesan di chat tadi, senyum diwajah fiki tak pernah surut mengingat ia akan bertemu dengan kakaknya

Sesudah ia membelikan apa yang kakaknya mau fiki langsung membawa motornya ke alamat yang kakaknya berikan, ia sesekali menanyakan kepada para suster dan penjaga disana dimana letak persis kamar kakaknya itu. Setelah yakin ia mengetuk pintu secara perlahan agar yang didalam tidak merasa terganggu, begitu orang yang didalam mempersiapkan masuk ia dengan cepat membuka pintu itu dengan semangat karna ia mendengar suara yang tak asing dan tak lain adalah kakaknya.

"kak mentariiiii"fiki berlari kecil ke arah brankar Aluna, ia langsung memeluk Aluna dengan erat

"dek, kamu gapapa kan? Kamu udah makan? "ucap Aluna yang langsung memberikan fiki pertanyaan yang harusnya ditujukan padanya

" lah kak ada juga aku yang harusnya nanya begitu, kok malah kebalik? "fiki heran sendiri dengan tingkah kakaknya itu yang terkadang lebih memperhatikannya dibanding diri Aluna sendiri

" kakak kan udah bilang, kakak gapapa lagian kalo kakak kenapa napa nanti siapa yang nyinarin cahaya buat adeknya kakak yang gemoy ini ha"ucap Aluna yang mencubit pipi gembil fiki

"kak, ko bisa gini? Kakak kenapa? Maafin aku ya kak, gara gara aku kakak jadi begini, seharusnya aku anterin kakak pulang bukan malah nyuruh kakak pulang sendiri" fiki menunduk ia menyesali perbuatannya kepada Aluna tempo hari

Aluna mengarahkan wajah fiki menjadi menatapnya, ia menatap fiki dengan tatapan lembut

"dek, kakak gapapa kamu jangan pernah ngerasa bersalah buat apa yang kakak alamin, yang penting sekarang kamu udah disini ama kakak, mana pesanan kakak kamu bawa kan? "

Fiki mengangguk ia menunjukan dua plastik yang ia bawa, fiki menyiapkan makanan tadi dan mereka berdua makan bersama dengan sesekali diiringi obrolan, fiki sangat merindukan momen seperti ini dan untungnya ia belum terlambat untuk kembali menjadi ia yang tak mau jauh dari aluna

"lun ini kakak bawain.... " shandy menghentikan ucapannya ketika ia melihat ada seseorang yang sedang menemani Aluna makan, Aluna bahkan bisa tersenyum bahagia lagi ketika berada dekat dengan orang itu

" eh kak shand, sini kak gabung ikut makan aku sengaja tadi ngehubungin fiki buat kesini, gapapa kan kak? "

Shandy sedikit menghela nafasnya ia memaksakan senyum" iya lun gapapa"

Shandy ikut duduk bersama Aluna dan fiki ia menahan amarah yang ingin ia lepaskan, mengapa harus selalu ada fiki di kehidupan Aluna padahal ia sudah mengambil ponsel Aluna agar ia tak menghubungi fiki lantas siapa yang memberi kabar kepada fiki jika Aluna disini? Atau bagaimana cara fiki mengetahui Aluna?

Sesudah makan mereka bertiga masih mengobrol dengan duduk disofa yang berada dideket pintu, shandy memang sengaja menyewa kamar VVIP untuk karena ia ingin yang terbaik untuk adiknya itu.

"lun, kamu tidur gih, kamu harus banyak istirahat biar cepet sembuh kan! "ucap shandy

" iya kak luna istirahat"

Aluna menaiki ranjangnya kembali dibantu oleh shandy dan fiki, setelah shandy memastikan Aluna tertidur shandy menarik lengan fiki kearah taman rumah sakit

"fikir lo ngerti gak sih apa yang udah kita omongin tempo hari? "ucap shandy dengan nada sedikit kesal

" gue tau bang shand tapi gue gak mau ngikutin apa mau lo, gue mau tetep ada disamping kakak gue"

"lo lupa ya fit, kunaon itu bukan kakak kandung lo, tapi adek kandung gue"

"gue tau bang gue ngerti tapi siapa yang selama ini selalu nemenin kak mentari? Yang selalu ada disisinya pas dia sakit? Gue bang bukan lo, bahkan dari kecil kak mentari selalu sama gue"

"lo bisa gak sih fik ngasih kesempatan buat gue deket ama adek gue sendiri, gue juga pengen deket ama dia sebelum semua ini kebongkar"

"ya udah bang, lo bisa deket ama dia begitupun gue lo gak bisa larang larang gue buat deket ama KAKAK gue sendiri"fiki menekankan kata kakak, setelahnya ia pergi dengan rasa kesal yang masih menguasai dirinya, ia memutuskan untuk pulang kerumah.

Dirumah ia melihat mamah sedang asyik mengobrol dengan seseorang, ia jelas tak bisa memunggunginya sehingga ia tak mengenali sosok itu

"eh sayang udah pulang? Sini sini mamah mau nge amin kamu ama seseorang"fiki berjalan kearah mamah dan duduk disampingnya

"ini sayang tante wulan, adek mamah yang pernah mamah ceritain itu"

"tante ini mamahnya kak mentari? "

" iya fiki, saya ibu kandung dari Aluna " ucap wulan dengan senyum manisnya, fiki melihat senyum yang sama pada diri orang dihadapkan ya persis seperti Aluna

" tante wulan mau tinggal disini sementara sayang, mungkin bakal tinggal dikamar kakak kamu"

"hah, tante gak bakal ngerebut kak mentari dari aku kan? "pertanyaan itu spontan keluar dari mulut fiki, ya ia takut jika suatu saat nanti Aluna akan dibawa pergi oleh keluarga kandungnya apalagi tadi shandy juga sudah marah ketika ia menemui kakaknya

" sayang, Aluna itu anaknya tante wulan jadi dia pengen deket ama kandungnya sendiri itu gak salah kan? "ucap mamah

" tapi mah fiki takut nanti kak mentari pergi dari kehidupan fiki, fiki gak bisa mah"

"tenang aja fiki tante gak bakal misahin kalian berdua, karna tante tau bahagia Aluna ada dikau kan, ibu mana yang tega ngerebut kebahagiaan dua orang apalagi anaknya sendiri"

"aku percaya ama tante sekarang, aku harap tante gak bakal ingkar ama apa yang tante omongin"

Wulan mengangguk, fiki meminta izin untuk pergi kekamarnya ia tidak pergi ke kamar, melainkan ia memasuki kamar Aluna, fiki merebahkan dirinya diranjang milik Aluna dan memeluk sebingkai foto dirinya dan Aluna yang tengah tersenyum ke arah kamera

"kak, gue tau gue egois tapi gue gak pengen lo pergi kemana mana, gue gak mau lo pergi dari kehidupan gue kak, lo harus tetep disini disamping gue"ucap fiki dan kini mulai memejamkan matanya

Haiiiii gimana kabarnya?
Semoga suka ama part ini ya
Maaf kalo ada typo ya
Terimakasih buat yang udah mampir dan memberikan vote dan komennya
Semoga sehat dan bahagia selalu ya
Maaf update nya lama

PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang