54

39 9 0
                                    

Hembusan  angin dari laut menemani Aluna malam ini,  ditemani segelas kopi pahit ia keluar dari penginapan dan malah pergi ke arah pantai,  duduk pada sebuah kursi yang memang sudah disediakan pihak hotel, ia memutar mutar handphone nya berharap orang yang tadi ia hubungi akan menelepon.  Sebuah keberuntungan bagi Aluna ia mendapatkan telpon dari orang itu ia langsung mengangkatnya dengan semangat

"hallo alea riyandi sahabat gue yang jago karate plus cantiknya gak ketulungan"ucap Aluna dengan sumringah

"kenapa lun? Lo ko tumben nelpon jam segini? "ucap lea dengan nada khas bangun tidur

" maafin gue ya, gue lagi bingung mau curhat ama siapa disini jadi gue nelpon lo deh,  tapi kayaknya lo udah tidur gue matiin aja lah besok gue hubungin lo lagi"

"eh eh,  enak aja ya lo udah bangunin gue masa lo ga jadi cerita,  cepetan mau cerita apaan" ucap area sedikit memaksa, ia juga sangat penasaran dengan Aluna hal penting apa yang akan ia ceritakan

"jadi gini, tadi kita main TOD terus bagian fenly dia milih dare,  nah tantangannya adalah dia disuruh nelpon orang yang dia suka,  tapi gak diangkat tuh ama orangnya"

"hahahaha sad boy emang sahabat gue yang satu itu"

"heh belum selesai gue ceritanya"

" iya iya maaf lanjutttttt"

"nah pas gue balik ke kamar dan liat hp gue liat ada tiga panggilan tak terjawab dari fenly " ucap Aluna memelankan suara diakhir kalimatnya

" hah berarti lun,  fenly sebenernya suka ama lo gitu? "

" gue gak tau pastinya sih le,  tapi gue takut buat nanyain itu gue takut dia terganggu"

"tapi lun perasaan lo ama fenly gimana? "

" ya gue..... "

" eh dek ko malah diluar sih bukannya tidur? "

Aluna menyimpan handphone tanpa mematikan panggilannya

" eh kak shand iya kak, aku gak bisa tidur jadi aku kesini"

Shandy duduk disebelah Aluna ia memperhatikan wajah Aluna ia melihat raut kebingungan disana

"dek kalo kamu ada sesuatu bisa cerita ya ama kakak,  kita udah pernah ngomongin soal ini kan? "

" iya kak aku tau,  tapi aku juga masih bingung ama jawaban pertanyaan ku tadi"

"yang mana dek? "

" siapa adeknya kak shand yang sebenernya? "

Shandy mengalihkan pandangannya ia merasa gugup haruskah ia berbicara yang sebenarnya pada Aluna malam ini,  ia sudah menutupi ini sekian lama dan ia juga ingin Aluna tahu semuanya

" jadi adek kak shand yang sebenernya itu kamu Aluna Mentari winata"ucap shandy lugas dengan tatapan yang meyakinkan

Aluna sedikit terperanjat dengan pernyataan shandy tadi, ia kaget karna bagaimana bisa ia menjadi adik kandung shandy sedangkan selama ini ia tinggal bersama orangtua fiki

"tapi gimana caranya kak,  aku dibesarkan dirumah mamah dan mamah gak pernah cerita apa apa soal ini"

"lun semua cerita yang pernah kakak bilang ke kamu,  itu faktanya lun,  setelah hari ayah ngajak kakak pergi kakak gak tau lagi gimana kehidupan kamu tapi emang bener kamu adik kandung kak shand"

Shandy mendekati Aluna berniat memeluknya ingin sedikit menenangkan Aluna, tapi Aluna berjalan mundur perlahan menjauh dari shandy

"kak aku belum bisa nerima semua ini,  aku mau sendiri sekarang aku harap kakak ngerti"

Aluna meninggalkan shandy sendiri disana,  shandy berfikir apakah yang ia lakukan benar atau malah membuat Aluna tak akan menerimanya lalu ia memilih kembali ke hotel untuk menemui bundanya dan mengatakan apa yang baru saja terjadi

Disebuah kedai yang masih buka Aluna memesan kopi pahit, ia duduk sendiri dan menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangan,  ia kaget mendengar fakta itu. Ia tak berfikir jika selama ini shandy adalah kakak kandungnya,  pantas saja shandy selalu mendekati Aluna dan Aluna pun tak menampik jika berada dideket shandy ia tak merasa asing bahkan ada kenyamanan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

"lun, lun, Aluna lo gapapa kan? "ucap Alea,  Alea mendengar semuanya karna tadi Aluna lupa untuk mematikan sambungan telpon itu

" lun, gue tau ini terlalu mendadak buat lo tapi liat sisi baiknya,  saat ini lo gak akan kekurangan kasih sayang lagi lun, lo selalu seneng kan kalo cerita soal keluarga bang shand,  gue yakin lo bakalan bahagia ama mereka lun"

"maksud lo gimana le,  gue harus ninggalin fiki yang udah nemenin gue selama ini? Yang ada dalam apapun kondisi gue? "

" Gue gak bilang gitu lun,  gue cuma mau lo nerima semua kenyataan ini dan suatu saat nanti lo pasti bakal terbiasa dan nerima mereka keluarga kandung lo dan fiki sebagai sepupu lo"

"le,  sory gue butuh waktu sendiri gue mau mikir secara jernih,  gue bakal nyoba nerima ini semua tapi kasih gue waktu"

Tut sambungan telpon terputus begitu saja,  Aluna hanya ingin sendiri sekarang ia membutuhkan waktu untuk memikirkan semuanya dan apa yang akan ia lakukan kedepannya

Entah sudah berapa lama Aluna berada didalam kedai ini,  untung saja kedai buka  sampai larut malam dan entah berapa gelas kopi pahit yang Aluna minum malam ini, ia hanya ingin menenangkan fikiran nya. Aluna beranjak pergi tepat pada pukul 00.00 jalanan yang ia lalui terlihat sangat sepi tapi ada beberapa penjaga dan security yang masih berjaga jaga,  beberapa security juga menegur dan menanyakan hendak kemana Aluna ia hanya menjawab seadanya dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

Aluna pergi ke arah kamar fiki,  ia mengetuk pelan kamar adiknya itu,  ia akan tidur bersama fiki malam ini mungkin akan sedikit menenangkannya. Setelah beberapa lama kamar itu diketuk tak ada jawaban dari dalam Aluna berfikir mungkin fiki sudah tidur dan ia tak punya pilihan kecuali kembali ke kamarnya walaupun ia belum siap untuk bertemu bunda shandy.

Aluna memasuki kamar itu dengan sangat pelan sehingga tak menimbulkan banyak suara,  ia mengendap endap agar bunda tak merasa terganggu dari tidurnya, ia merebahkan dirinya disamping bunda shandy yang notabene bundanya juga.

"sayang kamu udah pulang? " Aluna memejamkan matanya berpura-pura pura sudah tertidur untuk menghindari bunda

Bunda bangun dan duduk lalu tangannya mulai membelai rambut Aluna

" bunda tau fakta ini pasti ngebuat kamu bingung dan juga bikin kamu gak nyaman tapi semuanya bener kalo kamu anak bunda dan ayah winata,  kak shandy juga kakak kandung kamu. Maafin bunda nak,  bunda udah ngilang selama ini,  bunda berharap kamu bisa nerima semua ini dan kita bakal sama sama lagi jadi keluarga yang utuh"ucap bunda dengan diakhiri kecupan dikening aluna

Aluna yang masih terjaga meneteskan air matanya, rasanya ia tidak tega kepada bundanya nanti ia harus meminta penjelasan kepada semua orang,  ia harus tau kebenaran dan siapa dia sebenarnya.

Haiiiii aku kembali
Terimakasih buat yang udah nungguin cerita ini(kalo ada hehe)
Terimakasih buat yang udah vote dan komen
Maaf karna aku up nya lama banget
Semoga suka
Jaga kesehatan dan semoga selalu bahagia yaaaaa

PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang