Aluna terbangun, ia merasakan haus pada kerongkongannya, hal pertama yang ia lihat adalah perempuan yang menolongnya tadi sedang tidur dengan lelap disampingnya walaupun hanya duduk diatas kursi. Aluna berfikir apa yang ia lihat sebelum ia tertidur
~Aluna POV
"tante siapa" ucap Aluna yang bingung karena dengan tiba tiba dipeluk oleh seseorang yang bahkan ia tidak kenali
"ini bun"
"ini bunda nya kak shand lun, yang pernah kak shand ceritain itu"ucapan wanita itu terpotong oleh shandy, wanita itu menatap shandy dengan tatapan heran dan shandy kembali menatapnya dengan tatapan teduhnya
"oh aku ga nyangka kak shand bakal ketemu bundanya kak shand dengan cara begini aku ikut seneng ya kak"ucap aluna
Shandy mengelus rambut Aluna lembut, tiba tiba suara pintu terbuka mengalihkan pandangan orang orang yang berada didalamnya
"shand, luna gapapa kan? "orang itu masuk dan mendekati ranjang Aluna dengan sedikit tergopoh gopoh terlihat juga keringat yang bercucuran ia sepertinya habis berlari
" mas winata? "
" wulan? "
Kedua orang dewasa itu saling berpandangan dalam beberapa detik lalu sang wanita memutus kontak mata itu dan berjalan cepat keluar, diikuti laki laki yang tak kalah ingin mengejarnya, Aluna bingung dengan kondisi ini shandy yang mengerti mendekati Aluna dan menjelaskan beberapa hal
"kak, kenapa bundanya kakak pergi setelah ketemu ayah? "
" mungkin bunda masih shock lun, tapi kakak maklum itu kok, yang bunda tau kan bukan kaya yang kakak ceritain"
"yaudah kak kakak jelasin aja dulu kesana, takutnya malah salah paham ini berkepanjangan kan gak baik"
"tapi kamu gapapa kakak tinggal sendirian lun? "
" luna gapapa kok kak, kakak selesain dulu aja masalah dikeluarga kakak"
Shandy mengangguk sebelum ia pergi ia mengusap surai adiknya dan memberikan senyum manis, shandy keluar dari kamar Aluna, ia berusaha mencari dimana keberadaan kedua orangtuanya itu, ia akan ikut menjelaskan tentang apa yang selama ini terjadi kepadanya dan juga ayahnya. Beberapa lama shandy menemukan kedua orangtuanya berada disebuah bangku panjang taman rumah sakit, disana bunda terlihat menangis memalingkan wajahnya karna tak mau berhadapan dengan ayah yang sedari tadi bermutu dihadapannya, mereka sangat beruntung karena suasana disana sedang sepi entah kemana para penghuni rumah sakit itu sehingga mereka bisa leluasa menumpahkan segalanya
Shandy mendekati kedua orangtuanya, ia ikut berlatih dihadapannya bunda sama seperti yang ayahnya lakukan
"bun, shand tau ayah salah udah ninggalin bunda dan miskin kita tapi shand juga tau dibalik semua itu ayah punya alasan"
"apah shand apa? Karna perusahaan udah bangkrut? Itu alasannya?"tanya bunda menggabungkan gebu
"ini engga seperti yang kamu bayangin wulan, aku ninggalin kamu dan Aluna karena disuruh papy kamu dulu, dia bilang aku gak pernah pantes kalo berbanding ama kamu, perusahaan jadi bangkrut itu salah aku, dia juga nganter kalo aku masih sama kamu shandy bakalan celaka, jadi aku bawa shandy ama aku dan aku ninggalin kamu dan Aluna karna aku yakin papy kamu gak bakal ngelukain kalian berdua"ucap ayah
"gimana aku bisa percaya ama orang kaya kamu mas, kamu tau rasanya jadi aku, aku kecelakaan waktu aku ngejar kamu, koma sampe beberapa bulan dan aku ga inget apa apa, itu semua karna kamu mas"
"aku tau aku salah, makanya aku dateng lagi ke kehidupan Aluna aku mau menebus semua kesalahanku dimasa lalu, kita bisa mulai ini dari awal lagi wulan"
"bunda, shand tau tahun tahun pahit yang bunda alamin gak bakal bisa dilupakan gitu aja, tapi apa yang ayah bilang semua itu bener bun, shandy saksinya, shandy juga liat betapa kangennya ayah pas liat foto bunda ama Aluna, shand liat perjuangan ayah nyari bunda ama Aluna shand liat"
"tapi shand bunda gak tau bisa atau engga maafin ayah kamu ini"
"seenggaknya bunda maafin ayah demi Aluna, bunda gak kasian sama Aluna dia bertahan tahun hidup ama keluarga yang lain ini saatnya bun kita kumpul lagi dan bahagia sama sama, shandy harap bunda mau maafin ayah"
Bunda hanya mengangguk lalu mereka bertiga berpelukan
"shand harap kita bisa bawa luna, karna yang shand tau luna gak pernah mau jauh jauh ama fiki, mereka bener bener gak bisa dipisahin"
Aluna POV end
Suara pintu mengalihkan lamunan Aluna ia melihat siapa yang malam malam begini datang menjenguknya ternyata shandy yang datang dengan beberapa kantong kesel ditangannya
"dek kamu kok bangun, kenapa? Ada yang sakit hm? "ucap shandy
" luna cuma haus kak ini mau minum"
"sini biar kakak bantu ya"
Shandy membantu Aluna untuk minum sesudah minum Aluna kebingungan mencari handphone nya, ia tidak ingat dimana ia meletakkan hp tadi, ia belum sama sekali mengabari fiki, pasti fiki khawatir dengan keadaanya
"kak, tau dimana hp Aluna? "
" hp nya kakak simpen dulu ya, ga baik maen hp mulu kamu harus sembuh dulu baru nanti hp nya kakak kembaliin, kamu tidur lagi aja ya dek, biar kakak jagain, ayah nanti pagi kesini"ucap shandy
"iya kak"ucap aluna seadanya dan kembali memejamkan mata
Sebenarnya itu hanya alibi shandy ia hanya ingin keluarganya saja yang merawat Aluna dan mungkin dengan cara ini Aluna akan terbiasa dan dekat dengan keluarga aslinya, shandy tau ini mungkin sedikit jahat tapi demi keluarganya bisa bersatu kembali ia akan melakukan apapun.
Haiiiii terimakasih bagi yang udah mampir, memberikan vote dan komennya juga
Maaf aku lama banget ngupdate ini cerita
Jaga kesehatan dan semoga bahagia selalu ya
Enjoyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
PELINDUNGMU RAPUH
Fiksi Umum"Gue bakal jagain lo, selalu bahagiain lo, dan akan selalu ada buat lo, gue janji walaupun gue yang bakal sakit nantinya" Aluna Mentari W "Gue tau lo terluka mentari, jangan dipaksain!!!" Fenly Arjuna "Stop bikin diri lo hancur lun" Alea Riyandi "Ka...