"Kamu bisa istirahat dulu ya, 30 menit lagi kita lanjutkan" kata dokter lalu pergi dari ruang perawatan membiarkan Jennie memulihkan tenaganya dulu sebentar.
"Mau minum dulu?" tanya Mama Kim, Jennie hanya mengangguk lemas karena satu jam berkutat dengan rasa sakit membuat tenggorokannya kering juga.
Bisa-bisanya 30 menit berjalan secepat ini. Dokter sudah datang dengan perawat yang membawa alat alatnya.
"Bisa kita lanjutin sekarang?" Jennie hanya mengangguk lemah, semakin cepat dilakukan maka semakin cepat selesai bukan? Ya, Jennie ingin hari ini segera berakhir, secepatnya.
Treatment kali ini berlangsung sama, hanya saja Jennie sudah menangis terisak, dengan tangan kanannya yang memegang erat tangan mamanya dan tangan kiri yang meremas erat selimut yang dipakainya.
Tolonglah, ini sungguh menyakitkan. Untungnya treatment kali ini hanya menghabiskan waktu 30 menit, jadi ia tak harus berlama-lama menahan rasa sakit ini.
Setelah selesai, jennie lemas bukan main. Tenaganya benar-benar terkuras habis. Peluh dikeningnya sudah berkali-kali mengucur, bahkan telapak tangannya juga sudah memutih akibat digenggam terlalu kuat. Napasnya juga terengah, sungguh Jennie sangat menderita sekarang.
Melihat kondisi Jennie yang benar-benar lemah, dokter memutuskan untuk memberinya waktu istirahat lebih lama.
"Saya kasih waktu kamu 2 jam ya, habis itu kita perang lagi buat yang terakhir, i know it's hard but i know you can do it, you're the strongest person that i know, you did very well, Jennie." ujarnya lembut dengan diiringi oleh senyum manisnya.
Sungguh ia benar benar kagum dengan sosok Jennie Kim, pasien tetapnya selama setahun terakhir. Jennie hanya membalas dengan senyum tipis karena sungguh ia sama sekali tak berdaya sekarang.
Tak sadar, ternyata Papa Kim juga sudah berada di dalam ruangan Jennie. Mama Kim yang masih setia disampingnya mengusap kepala anaknya lembut sekali dengan senyum manis yang selalu diberikan pada anaknya.
"Kamu hebat sayang, mama bangga banget sama kamu" kata Mama Kim sambil sesekali mencium punggung tangan anaknya.
Papa kim juga menghampiri jennie dan mencium kening anak semata wayangnya itu cukup lama. Dan dengan mata yang berkaca-kaca, Papa Kim berkata, "Makasih ya sayang udah bertahan, papa akan lakukan apapun biar kamu bisa sembuh, kita lawan sama-sama ya, papa bangga sama kamu, anak papa memang hebat".
"Pa-pa..." Mata jennie memanas ingin mengeluarkan cairan yang sedari tadi terus meronta minta keluar.
Ia tak menyangka bahwa akhirnya momen ini akan tiba, dimana kedua orang tuamya ikut menemaninya terapi dan melawan rasa sakitnya. Tanpa permisi, buliran bening itu lolos dari manik Jennie kim yang masih setia memandang haru mama dan papanya.
"Jangan nangis, sekarang kamu tidur aja ya, kamu pasti capek, mama sama papa gaakan pergi kemana-mana." kata Mama Kim sambil tetap mengelus kening anaknya, sedangkan sang papa masih tetap memandang haru serta menggenggam lembut tangan mungil anaknya.
Jennie hanya mengangguk lemah karena memang matanya sudah berat, setidaknya tidur bisa mengembalikan energinya dan bisa menghilangkam rasa sakit yang masih tersisa. Benar saja, tak butuh waktu lama, dua bola mata itupun menutup mengistirahatkan diri.
-
Jennie terbangun karena ada sesuatu yang mengganjal dikakinya. Setelah ia mengumpulkan seluruh nyawanya, ia sadar bahwa terapi terakhir akan segera dilakukan.
Treatment ini tidak sesakit yang kedua, tapi tetap menghadirkan rasa tidak nyaman diseluruh tubuhnya. Buktinya sesaat setelah pengobatan dimulai sesekali raga Jennie menggeliat tak nyaman. Dan ini akan berlangsung selama satu setengah jam, berdoalah semoga Jennie tidak muntah lagi seperti bulan lalu.
Ya, memang, efek samping dari pengobatan yang ketiga ini adalah mual, pusing, dan rasa tak nyaman pada otot serta sendi. Namun tidak semua efek samping itu dapat dirasa, semua tergantung pada kondisi pasien saat pengobatan dilakukan.
Dan sekarang yang Jennie rasakan hanya pusing. Sesekali ia meringis dan memejamkam matanya, keningnya juga terlihat berkerut pertanda pusat rasa sakitnya berada di kepalanya. Ayo jennie bertahanlah, sesaat lagi kau tak akan merasakan sakit ini sebulan.
Namun, lagi-lagi napasnya terengah-engah dan dokter memutuskan untuk memasang masker oksigen, lagi. Mama dan Papa Kim juga masih setia menggenggam erat tangan Jennie menyalurkan kekuatannya pada sang anak. Dan akhirnya, Jennie berhasil melewati ini semua.
Seperti biasa, ia akan menginap dirumah sakit selama semalam setelah melakukan terapi, hal ini tentu saja karena sekujur tubuhnya sangat lelah dan lemas, belum lagi dengan efek samping setelah perawatan.
Dan biasanya jika member lain tak ada jadwal, mereka akan datang mengunjungi Jennie. Seperti sekarang Chaeyoung dan Jisoo sudah melahap makanan yang tadi mereka bawa sambil sesekali menyuapi Jennie.
Lisa tak ikut karena masih ada jadwal syuting hingga larut malam nanti. Sedangkan mama dan papa Jennie pulang karena masih banyak pekerjaan. Lagipula jisoo dan chaeyoung berniat untuk menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE | JENNIE KIM
أدب الهواةNyatanya, semua yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya. Karena sejatinya, itu hanyalah sebuah topeng yang digunakan ketika tawa tak lagi bisa menutup luka.