Behind Her Smile | 20

694 66 4
                                    

-2019-

Petang itu, Jennie sedang mengemas pakaiannya karena besok ia dan member blackpink harus berangkat ke Filipina untuk acara Shopee dan langsung bertolak ke Macao untuk konser bersama blackpink.

Namun, ditengah-tengah ia menyiapkan pakaiannya, tiba-tiba perutnya terasa mual. Awalnya ia hanya berpikir bahwa ini karena ia telat makan mengingat sejak pagi ia hanya memakan beberapa potong strawberry saat sarapan.

Tapi, lama-lama kepalanya juga ikut pusing dan rasa mualnya semakin memuncak. Karena tak tahan, ia pun segera lari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya yang sebenarnya kosong.

Jennie lemas bukan main. Tangan kirinya erat memegang pinggiran wastafel untuk membuatnya tetap berdiri sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk memegang kepalanya yang terasa berputar hebat.

Kesadarannya sudah hampir hilang ketika mama kim secara kebetulan menemukannya di kamar mandi dengan kondisi terduduk di lantai dengan tangan yang memegang perut serta kepalanya.

Karena merasa tak bisa mengangkat sendiri, ia pun minta bantuan pada Bibi Jung, seorang asisten rumah tangga yang sudah bekerja dengannya sejak Jennie masih kecil. Setelah memastikan Jennie sudah aman di kasurnya, Mama Kim langsung menelpon dokter pribadinya.

"Sayang, lihat mama ya, jangan tutup matanya, tatap mama sayang, jangan tidur ya." ucap Mama Kim yang berusaha untuk membuat Jennie tetap sadar.

Tapi, Jennie malah menangis karena rasa pusing dan mual justru semakin menjadi. Belum lagi ditambah matanya yang berkunang-kunang, ia sungguh tak bisa menahannya lagi.

"Stt, jangan nangis sayang, mama disini, tunggu sebentar ya, sebentar lagi dokternya dateng, kalo ada yang sakit, remat tangan mama ya, pokoknya kamu harus tetep sadar, jangan tutup matanya." sungguh, Mama Kim sangat panik sekarang.

Bagaimana tidak, tadi ia memang berencana memanggil Jennie untuk makan malam, tetapi apa yang dilihatnya malah Jennie yang terduduk di lantai kamar mandi dengan wajah pucat dan kesadaran yang sudah hampir hilang. Belum lagi ditambah suhu tubuhnya yang sangat tinggi sampai-sampai Jennie mengigau.

Dokter datang dan langsung memeriksa kondisi Jennie.

"Sepertinya maag nya kambuh dan asam lambungnya naik, dia belum makan ya?" Tanya dokter pada Mama Kim.

"Dari tadi pagi belum makan anaknya" jawab Mama Kim lemas.

"Saya udah kasih obat, saya akan kasih infus karena dia dehidrasi." kata dokter sambil memasangkan infusnya pada tangan Jennie.

Jennie yang masih sadar pun menunjuk lemas koper yang masih berantakan itu. Mama kim yang menyadarinya pun mendekat pada anak semata wayangnya itu, "nanti kalo panasnya udah turun, udah ga pusing, udah ga mual lagi, kamu boleh ikut pergi besok, tapi kalo masih sakit, mama sendiri yang bakal urus keberangkatan kamu kesana" tegas Mama Kim pada Jennie.

Ia tak mau jika Jennie memaksakan dirinya untuk pergi bekerja, apalagi kerjaannya berada di luar negeri. Jennie menggeleng pelan dan hampir menangis.

Ia tak mau berangkat sendirian. Bandara yang ramai adalah neraka kedua baginya. Jika dengan member lain, ia bisa menggenggam tangan mereka untuk mentralkan rasa takut, cemas, dan paniknya. Tapi jika ia berangkat sendirian, ia tak punya tangan untuk digenggam.

"Kalo cairan infusnya udah abis dan udah ga mual lagi, bakal saya izinkan, tapi kalo masih mual juga, saya yang izinin kamu ke rumah sakit." Sang dokter tak mau kalah tegas.

Sedangkan Jennie hanya menghela napas pasrah. Yang ada dipikirannya sekarang adalah ia harus sembuh.

"Sekarang kamu makan dulu ya, mama ambilin dulu." ujar Mama Kim dan berlalu dari kemar Jennie sekaligus mengantarkan dokter hingga ke pintu depan.

Jennie hanya menatap langit-langit kamarnya kosong. Kenapa ia harus sakit saat ada jadwal? Kenapa harus selalu seperti ini? Ia lelah harus terus berpura-pura baik-baik saja didepan kamera.

Ia hanya ingin sehat saat ada jadwal apapun itu. Ia tak masalah jika sakit saat tak ada jadwal. Tanpa sadar air matamya pun menetes diiringi dengan isakan kecil.

"Please, I'm tired." Katanya pelan ditengah isakan tangisnya.

Tiba-tiba mamanya memegang lembut tangan kecilnya.

"Gapapa sayang, ini bukan salah kamu, gaada yang salah disini, sekarang kamu makan terus minum obat lalu istirahat ya, nanti koper kamu biar mama yang beresin, jangan nangis nanti tambah pusing, sayangnya mama hebat banget, mama bener-bener bangga sama kamu." Kata mama kim sambil mengelus dan mengecup kening Jennie.

Untungnya Jennie mau makan dan meminum obatnya. Sekarang ia sedang berbaring dan memeluk mamanya, sesuai kebiasaan Jennie ketika sedang demam. Tak lupa dengan usapan lembut di kepalanya supaya tidurnya nyenyak.

Hanya selang beberapa saat, mata Jennie pun terpejam dengan sempurna berlarian menjemput mimpi indahnya.

Setelah dirasa jennie tak akan terganggu, Mama Kim mulai beranjak dari kasur dan mulai merapikan koper Jennie. Tak usah khawatir, Mama Kim dan Jennie mempunyai selera fashion yang sama. Bahkan mereka sering bertukar baju satu sama lain. Jadi bukan suatu masalah jika Mama Kim yang membereskan barang bawaan Jennie.

Setelah selesai beberes, mamanya kembali mengecek suhu tubuh jennie yamg ternyata masih belum turun juga. Ia pun bergegas mengambil handuk kecil dan wadah berisi air hangat untuk mengompres dahi anaknya.

Setelah itu ia naik ke ranjang Jennie dan memeluknya erat. Baru saja Mama Kim akan terlelap, Jennie tiba-tiba terisak di tengah tidurnya. Badannya menggeliat dan kerutan didahinya sangat nampak.

"Jennie, gapapa sayang, ini mama, mama disini." kata Mama Kim pelan sambil mengelus kepala anaknya.

Mata jennie masih terpejam, tapi dari sela kecil itu matanya meneteskan air mata. Mama kim segera memeluk Jennie erat dan mencium dan mengelus keningnya lembut. Sampai akhirnya Jennie bisa kembali tenang.

"Cepet sembuh ya sayang, mama gamau liat kamu sakit lagi, mama bangga banget sama Jennie, jangan takut lagi ya, mama gabakal ninggalin kamu sendirian." ucap Mama Kim tepat ditelinga Jennie. Setelah itu mereka berdua pun terlelap dengan posisi berpelukan.

-

BEHIND HER SMILE | JENNIE KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang