"Eh kak, emangnya Kak Jen sakit apa? Ga kambuh lagi kan?" tanya Lisa pada Jisoo yang duduk disebelahnya.
"Gue juga gatau, tadi pas gue berangkat bareng aja dia udah tiduran di mobil, mana badannya panas banget lagi, heran masih aja maksain buat ikutan berangkat." jelas Jisoo mengingat momen saat ia dijemput manager tadi.
"Keknya kecapekan deh, tapi heran baru bangun tidur dielus doang bisa tidur lagi loh, semalem kaga tidur apa gimana." kini Chaeyoung ikut menimpali karena tadi Jennie sempat terbangun sebentar, lalu kembali tertidur saat Chaeyoung mengelus pucuk kepalanya.
Tiba-tiba, Lisa mendekat kearah Jennie yang masih tertutup dengan kemeja oversized miliknya.
"Kalo sakit kenapa masih dipaksa sih, baru kali ini gue ketemu manusia yang keras kepalanya kebangetan, jangan sakit lagi dong, ntar gue gabisa jailin lo lagi, ntar gue gabisa bebas nyium pipi lo lagi, ntar gue gabisa nyubitin pipi lo lagi." ujar Lisa sambil mengelus pipi Jennie.
Ternyata, Jennie tak sepenuhnya tertidur, ia hanya memejamkan matanya karena jika ia membuka mata, pemandangan yang ia lihat adalah dunia seolah berputar dan kabur, belum lagi perutnya akan tambah mual. Maka dari itu, sedari tadi ia hanya bisa memejamkan matanya.
Dan setelah mendengar perkataan Lisa tadi, ia hanya bisa menjawawabnya dalam hati, "gue juga gamau sakit Li, apalagi kalo kita lagi ada jadwal, gue bisanya cuma ngerepotin, bikin nama grup jadi jelek, gue juga ga berguna, kalo bisa, gue daridulu udah milih mundur, gue gasanggup ngejalanin hidup kaya gini, gue capek." teriak Jennie dalam hati.
Ia pun tanpa sadar meneteskan air matanya. Lisa yang memang masih memperhatikan wajah Jennie pun memekik terkejut, "Heh! Kak Jennie nangis." Chaeyoung yang pahanya masih dijadikan bantal oleh Jennie langsung menoleh ke arahnya.
"Kenapa nangis hm? Coba bangun dulu." kata Chaeyoung pelan.
"Kenapa jen? Ada yang sakit? Obat lo dimana biar gue ambilin." giliran Jisoo ikut menimpali. Sedangkan Jennie hanya menggeleng dan malah tambah terisak.
"Udah gapapa, kita disini." kata Lisa menenangkan sambil memeluk Jennie.
"Jangan nangis lagi, nanti sembab loh mukanya, terus tambah pusing." kata Chaeyoung ikut memeluk dan menenangkan.
Namun ditengah isakan tangisnya, Jennie mengatakan, "Maaf." ketiganya pun bingung. Chaeyoung dan Lisa mulai melepas pelukan mereka dan menatap jennie heran.
"Gaada maaf-maafan, kita ga lagi lebaran." potong Jisoo cepat sebelum Jennie memulai perbincangan yang seharusnya tak perlu dibicarakan.
"Gausah mikir yang aneh-aneh, sekarang lo fokus dulu sama kesehatan lo, lusa kita ada penerbangan lagi loh Jen, habis itu konser, gue gamau kita perform cuma bertiga." omel Jisoo pada Jennie.
"Heh mulutnya, gaada perform bertiga, kalo bertiga mending gausah perform sekalian." Lisa juga ikut menimpali.
"Ih, gue sayang deh ama kalian, yuk teletabisan" akhirnya mereka berempat pun berpelukan, menyalurkan kekuatan dan kenyamanan satu sama lain.
"Yok, udah waktunya berangkat." manager datang menginterupsi dan mereka pun langsung bergegas untuk masuk ke pesawat.
Posisi duduk kali ini Jennie bersama Chaeyoung dan Lisa bersama Jisoo.
"Nih, masker sama hoodienya, lanjut tidur aja, nanti kalo laper bilang ke gue, kalo gue tidur bangunin aja, jangan makan sendirian, okay?" kata Chaeyoung sambil menyerahkan masker dan hoodie yang tadi diberikan oleh manager supaya Jennie bisa tidur dengan tenang dan nyaman.
Sedangkan Jennie hanya mengangguk pelan. Sambil dielus kepalanya oleh Chaeyoung, Jennie menyamankan posisinya dan bersiap untuk menjelajahi alam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE | JENNIE KIM
FanficNyatanya, semua yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya. Karena sejatinya, itu hanyalah sebuah topeng yang digunakan ketika tawa tak lagi bisa menutup luka.