Sesampainya di hotel, mereka langsung ke kamar masing-masing. Manager pun sudah memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Jennie.
Jennie harus diinfus, lagi. Dan sekarang, ia sedang istirahat setelah diberikan obat. Ditengah-tengah tidurnya, Jennie mengingau. Suhu tubuhnya tiba-tiba naik cukup tinggi.
Di kamar lain, daritadi perasaan Jisoo tak tenang. Ia khawatir pada Jennie setelah mendengar dari manager bahwa jennie tadi muntah saat di pesawat tadi.
Ia pun bergegas ke kamar Jennie untuk memastikan kondisinya. Benar saja, batu ia membuka pintunya sudah terdengar orang yang merintih kesakitan.
Jisoo pun segera menuju ranjang Jennie. Betapa kagetnya Jisoo melihat Jennie yang pucat dan badannya sudah basah dengan keringat dingin padahal suhu ac dikamarnya cukup rendah.
"Astaga Jennie! Tenang ya Chu disini, udah gapapa." kata Jisoo menenangkan Jennie sembari memeluknya.
Ia pun menggenggam lembut tangan Jennie berusaha menyalurkan kehangatan. Setelah memastikan Jennie sudah sedikit tenang, perlahan ia bangun dari tidurnya dan mengambil wadah serta handuk untuk mengompres Jennie.
"Kok gabilang kalo separah ini sih, jangan bikin gue takut, cepet sembuh, Nini." monolog Jisoo karena sedari tadi Jennie masih tertidur pulas.
Sedangkan di satu sisi, Lisa celingukan di kamar Jisoo karena tak mendapati pemiliknya di kamar. Ia pun menelpon Jisoo tapi langsung dimatikan oleh yang punya.
Lisa mengernyit bingung, tak biasanya kakaknya ini mematikan telpon kecuali jika sedang benar-benar tak bisa diganggu. Tak lama rasa penasarannya pun hilang ketika ada pesan masuk dari Jisoo.
"Jangan telfon dulu, gue lagi dikamarnya Jennie, panasnya naik lagi, lo gausah kesini, langsung istirahat aja ya, good night, Lili." Lisa menjadi semakin khawatir dengan Jennie.
"Kak Jennie udah gapapa? Tidurnya nyenyak? Perlu gue temenin ga?" rentetan pertanyaan pun ia ajukan pada Jisoo.
"Dia udah tidur, tapi kayaknya agak ngga tenang, lo gausah kesini, langsung istirahat aja lo pasti capek." Jisoo sedikit tersenyum melihat kekhawatiran Lisa.
"Kalau dia keliatan ga nyaman, elus aja kepalanya sampe tenang, kalo ada apa-apa telfon gue ya, lo juga jangan lupa istirahat, good night, Kak Chu" Lisa pun kembali ke kamarnya dan bersiap untuk istirahat.
Jisoo pun melakukan saran Lisa dan benar saja, sekarang Jennie sudah terlihat lebih tenang dibanding sebelumnya.
"Kok gue baru tau, selain suka dipeluk, lo juga suka dielus ya?" kata Jisoo sambil tersenyum.
Ia pun ikut berbaring di samping Jennie. Memeluknya dari samping dan mengelus pelan kepala Jennie. Jisoo juga sudah mengabari kondisi Jennie pada mamanya karena sedari tadi Mama Kim tak berhenti menelpon.
Mama Kim bahkan berniat untuk menyusul Jennie ke Manila yang tentu saja langsung dilarang oleh Jisoo. Bukannya ia ikut campur dengan urusan ibu dan anak itu, hanya saja ia tak ingin Mama Jennie yang sudah ia anggap sebagai mamanya sendiri itu terlalu khawatir.
Jisoo juga tau pekerjaan Mama Jennie, makanya Jisoo berusaha untuk menenangkan Mama Kim dan mengatakan bahwa Jennie baik-baik saja. Setelahnya Mama Kim menurut dan meminta tolong pada Jisoo untuk segera mengabarinya jika terjadi sesuatu dengan Jennie.
-
Esok paginya, Jisoo terbangun lebih dulu. Tidurnya cukup nyenyak karena selain lelah, ia juga masih memeluk Jennie yang masih setia memejamkan matanya.
"Lagi tidur aja lucu." monolog Jisoo sambil tersenyum. ia mengecek suhu Jennie lagi dan untungnya sudah lebih turun daripada semalam.
Tak lama, ada yang mengetuk pelan pintu kamar Jennie. Ternyata, itu adalah manager yang mengatakan bahwa sarapannya sudah siap. Tak lupa ia menanyakan kondisi Jennie setelah diberitahu Lisa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE | JENNIE KIM
FanficNyatanya, semua yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya. Karena sejatinya, itu hanyalah sebuah topeng yang digunakan ketika tawa tak lagi bisa menutup luka.