Setelah kembali dari membeli donat, bertepatan pula dengan pesawat mereka yang akan segera berangkat. Posisi duduk kali ini Jennie dengan Jisoo dan Chaeyoung dengan Lisa.
Jennie yang memang masih mengantuk langsung menyamankan posisi dan tidur kembali. Tak lupa dengan masker dan kacamata yang masih setia bertengger di wajah mungilnya.
Jisoo yang berada di sebelahnya langsung mengusap pucuk kepala Jennie supaya mandu kecilnya bisa segera menuju ke alam mimpi.
Ditengah-tengah tidurnya, Jennie terbangun dan merasa ingin makan sesuatu. Ia pun menoleh ke samping dan memperlihatkan pemandangan Jisoo sedang menonton film.
Ingin memanggil tapi takut menganggu, soalnya Jisoo serius banget kalo nonton. Tapi karena dia udah kepengen makan sesuatu jadilah ia memanggilnya.
"Kak Chu" panggilnya sambil menggoyangkan tangannya pelan. Jisoo pun langsung menoleh dan mendapati Jennie sedang memainkan jari tangannya.
"Kenapa? Kok udah bangun?" tanyanya sembari merapikan anak rambut Jennie yang berantakan.
"Tadi donatnya masih ngga?" tanya Jennie sangat pelan sampai-sampai Jisoo harus mendekatkan telingannya ke mulut Jennie.
"Donat." ulangnya sekali lagi.
"Oh donat, masih ada kok tadi dibawa Chaeng, bentar gue ambilin dulu." Jisoo pun langsung menoleh ke kiri, ke arah tempat duduk Chaelisa.
Dilihatnya Chaeyoung sedang asyik menonton film dengan Lisa yang sudah berpetualang di alam mimpinya.
"Chaeng, Chaeng" panggil Jisoo dengan tangan yang berusaha meraih perhatian Chaeyoung. Chaeyoung yang memang tak terlalu serius saat menonton pun langsung menoleh ke arah Jisoo.
"Kenapa kak?" dan Jisoo langsung menunjuk kotak yang ditaruh di meja kecil didepannya.
Setelah memberikan apa yang Jisoo inginkan, Chaeng langsung bernapas lega. Untungnya tadi Lisa menyadarkannya bahwa ia telah menghabiskan hampir seluruh donat Jennie.
Sedangkan di lain sisi, Jennie sudah tersenyum senang karena ia bisa makan donat kesukaannya tanpa merasa mual. Meskipun begitu, kepalanya kadang masih berputar-putar dan badannya juga masih lemas. Setidaknya donat bisa sedikit membantu, pikirnya.
-
Mereka sudah sampai di Macao dan syukurlah tidak ada kerumunan orang disekitar bandara. Mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Mengingat kondisi jennie yang belum fit dan mereka masih takut kejadian di Manila kemarin terulang, member memutuskan untuk bergiliran menemani Jennie di kamarnya.
Dan menurut suit yang mereka lakukan tadi, Chaeyoung lah yang akan menjaga Jennie malam ini. Jika chaeoung lelah maka akan digantikan oleh Lisa lalu setelah itu Jisoo. Karena rencananya, setelah konser mereka akan langsung pulang.
"Masih mual?" tanya Chaeyoung pada Jennie yang masih membersihkan wajahnya.
"Masih dikit sih, tapi udah agak mendingan kok." jawab Jennie tanpa menoleh ke Chaeyoung yang sudah merebahkan diri di kasur.
"Yaudah makan dulu ya, daritadi kakak cuma makan donat, itu pun dikit. Makan ya, aku suapin." bujuk Chaeyoung sudah memeluk Jennie dari belakang, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jennie.
"Tapi berdua." jawab Jennie sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iya berdua, ayok." akhirnya mereka pun makan berdua, dengan Chaeyoung yanv menyuapi Jennie juga dirinya sendiri.
"Pinter banget sih, makanannya abis." kata Chaeyoung sambil mengusap pucuk kepala Jennie.
Sedangkan Jennie hanya mengeluarkan gummy smile-nya. Setelah meminum obatnya, Jennie pun bersiap untuk tidur dengan Chaeyoung yang memeluknya. Karena besok mereka akan melakukan konser, maka semua harus tidur lebih awal.
-
Di lain negara, Mama Kim sudah menyiapkan kopernya untuk menyusul Jennie ke Macao. Entah kenapa sedari kemarin perasaannya tak enak pada Jennie.
Padahal setiap ada apa apa dengan Jennie, Mama Kim selalu diberitahu saat itu juga. Tapi, saat ini, kekhawatirannya memuncak sehingga memutuskan untuk menyusul Jennie ke Macao. Mama Kim mengambil penerbangan siang sehingga kemungkinan saat Jennie akan atau sedang konser, mama kim baru sampai.
-
Kembali lagi ke hubby dan wifey yang sudah bersiap karena mereka akan melakukan sound check di venue konser. Kondisi Jennie malah tambah parah, mungkin efek jetlag dan juga kecapekan, badannya panas, kepalanya pening, dan wajahnya yang pucat. Tapi untungnya, badannya tak begitu lemas sehingga kecil kemungkinan blink akan tau kondisinya yang sebenarnya.
"Jen, aman kan?" tanya manager memastikan.
"Aman kok, lagian juga cuma sebentar." jawab Jennie meyakinkan.
Akhirnya sound check selesai dan berjalan lancar. Sekarang mereka tengah bersiap untuk konser nanti malam.
"Jen, panas lo tinggi banget loh, yakin masih mau lanjut?" tanya Maeng yang sedang memoles wajah jennie.
"Iya gapapa kok" jawab Jennie lemas.
Bohong sebenarnya, suhu tubuhnya yang tinggi dan pandangannya yang semakin mengabur membuat Jennie harus berusaha ekstra untuk tetap terlihat baik-baik saja.
"Kalo emang gakuat gausah dipaksa, lo gaakan dianggep lemah karena lo sakit, sakit itu wajar, yang ga wajar adalah orang yang ngehujat lo karena sakit." kata Maeng tegas. Mengingat Maeng adalah salah satu orang yang sudah bersama member blackpink sejak debut, membuatnya begitu akrab dan sudah menganggap blackpink adalah anaknya yang harus ia lindungi dan ia jaga.
Sedangkan Jennie hanya diam mendengar apa yang diucapkan oleh orang yang sudah ia anggap sebagai "ibu" di dunia pekerjaannya. Jujur, jika ia bisa dan jika ia mau, ia akan memilih untuk beristirahat di hotel atau menerima tawaran manager untuk duduk saja selama konser berlangsung.
Tapi, ia langsung teringat akan satu komentar netizen yang tak sengaja ia baca kemarin. Saat itu, ia sedang berselancar di sosial media dengan akun private-nya, dan ia tak sengaja membaca komentar netizen di salah satu postingan tentang dirinya.
Komentar tersebut berkata, "Bisa gitu ya, kalo ada jadwal sakit, giliran gaada jadwal aja kelakuannya kayak lo*te. Oh iya, lupa kalo dia anak emasnya YG, jadi bebas dong kalo mau ngedrama, haha. Kasian member lain, yang berulah dia yang kena imbasnya mereka, keluar grup aja deh lo, udah beban, atention seeker lagi."
Sungguh hatinya sangat sakit saat membaca komentar tersebut. Tanpa sadar, air matanya meluncur begitu saja. Ia sudah kebal membaca segala umpatan yang ditujukan pada dirinya. Tapi kali ini berbeda, itu sungguh sangat menyakitkan.
Sebenarnya apa kesalahan yang ia buat pada mereka? Serendah dan sehina itukah aku dimata mereka? Tidak bolehkah ia sakit? Selama ini ia sudah berusaha untuk seprofesional mungkin saat ia bekerja dengan kondisinya yang sedang tidak bisa diajak kerja sama.
Ia tau ini adalah salah satu resiko terbesar yang harus ia hadapi sebagai seorang idol. Tapi, tidakkah mereka berpikir bahwa aku juga manusia? Aku juga punya hati dan perasaan, sama seperti mereka. Aku juga punya batas kesabaran yang entah bisa meledak kapan saja.
Kadang, aku berpikir, apa memang seharusnya aku menyerah saja pada dunia? Apa memang seharusnya ia mundur saja dengan segala kepahitan yang ada? Apa mereka akan berhenti menghina jika aku pergi dari dunia?
Aku sudah lelah menegak obat penenang setiap harinya, aku sudah lelah menegak obat tidur hanya untuk terlelap ditiap malamnya, dan aku sudah lelah dengan kehidupanku yang selalu diikuti oleh orang tidak dikenal tiap harinya.
Dunia, aku lelah, bolehkah aku menyerah?
Ini sakit, benar-benar sakit sampai aku tak bisa menahannya lagi.
Bolehkah aku istirahat, selamanya?
-
i just love jennie so much, words aren't enough to express how much i love her and proud of her. this world don't deserve jennie kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE | JENNIE KIM
FanficNyatanya, semua yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya. Karena sejatinya, itu hanyalah sebuah topeng yang digunakan ketika tawa tak lagi bisa menutup luka.