Jisoo yang baru selesai syuting langsung pergi mengunjungi Jennie lagi, karena tadi Mama Kim menelponnya dan bilang bahwa hasil check up nya sudah keluar serta dokter memutuskan untuk tidak memperbolehkan Jennie pulang dulu.
Jadi Jisoo sekarang sudah dalam perjalanan menuju kamar rawat Jennie sambil membawa makan malam. Ketika ia masuk, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Jennie dan Chaeyoung yang masih tidur berpelukan.
Jisoo pun meletakkan makanan yang dibawanya dan merebahkan dirinya di kasur untuk pengunjung dan mulai main game karena ia juga lelah setelah bekerja seharian.
Tak lama, Jennie bangun dari tidurnya karena ingin ke kamar mandi. Ia pun merenggangkan pelukannya pada Chaeyoung dan bergerak seminim mungkin supaya Chaeyoung tidak terbangun.
Tapi saat sudah berdiri dan hendak berjalan, Jennie tiba-tiba oleng dan hampir terjatuh. Untung saja Jisoo siap untuk menangkap tubuh Jennie.
"Mau kemana?" tanya Jisoo masih tetap memegang tangan Jennie.
"Mau ke kamar mandi, gue bisa jalan sendiri kok." jawab Jennie meyakinkan.
"Gausah keras kepala, kalo kepleset makin lama lo gaboleh pulang." Ancam Jisoo.
Jennie hanya bisa menghela napas pelan dan membiarkan Jisoo menuntunnya sampai kamar mandi dan menungguinya di luar.
"Kak Chuu" Jennie memanggil dari dalam.
"Udah?" jawab Jisoo dari luar.
"Masuk deh"
Jisoo bingung, "lo kenapa? Ga jatoh kan?" Jisoo khawatir karena memang setelah pengobatan kaki Jennie akan lemas dan itu butuh waktu untuk memulihkannya kembali.
Jisoo akhirnya masuk ke kamar mandi karena pintunya memang sengaja tidak dikunci.
"Gabisa bangun, hehe." Jennie masih terduduk di closet, tapi tenang ia sudah memakai celananya, hanya saja ia tak kuat berdiri sendiri.
"Gini kok tadi maksa sendiri, untung ga jatoh." Jisoo pun langsung mengangkat Jennie dan menuntunnya kembali ke ranjangnya. Sedangkan Jennie hanya mencebik kesal, makin lama makin mirip mamanya saja ini Kim Jisoo.
"Ini lagi anak masih molor aja, bangun chaeng, makan dulu" kata Jisoo sambil memukul pantat Chayeoung supaya cepat bangun.
Oh tentu saja Chaeyoung akan langsung bangun setelah mendengar kata makan. Akhirnya mereka pun makan bersama dengan Jisoo yang dengan telaten menyuapi Jennie karena sebelum kesini ia tadi sudah makan terlebih dahulu.
"Dwih twadi gue suapwin cuma mwau dikwit, gwiliran disuapwin Kwak Cwhu langswung abwis." dumel Chaeyoung ditengah kunyahannya.
"Ditelen dulu baru ngomong" sela Jennie.
"Pelet lo kurang kuat sih." ledek Jisoo pada Chaeyoung.
"Dih, jadi dukun juga lo?" dan seperti biasa perdebatan pun terjadi. Entah kenapa mereka selalu ribut jika membahas perdukunan.
"Kok hasil check up gue belum dateng juga sih, udah mau malem juga" kesal Jennie karena ia ingin segera pulang bertemu kai dan kuma.
"Lah lo belum dikasih tau?" tanya Jisoo keheranan, sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.
"Tadi mama nelpon, katanya hasilnya udah keluar dan lo..." Jisoo menggantung kalimatnya.
"Boleh pulang, asikk" potong Jennie cepat dan sudah ingin berdiri dari ranjangnya.
Tapi, baru saja ia menapak lantai, kakinya lemas dan hampir saja terjatuh kalau Jisoo tidak menangkapnya, lagi.
"Kan, makanya jangan terlalu bersemangat, untung kaga nyusruk nyium lantai." omel Jisoo karena gemas dengan Jennie.
Sedangkan Jennie hanya mengerucutkan bibir dan Chaeyoung yang sedikit panik lalu tertawa ngakak.
"Lo belum boleh pulang Jen, kondisi lo belum stabil, mungkin 2 atau 3 harian lagi lo baru bisa pulang." kini Jisoo berusaha menjelaskan setenang mungkin berharap Jennie mengerti dengan kondisinya dan menurut untuk tetap dirawat.
Sedangkan Jennie hanya menghela napas pasrah. Sudah lelah ia sebenarnya dengan hidupnya ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia masih ingin berkarya dan ia juga belum siap untuk meninggalkan penggemarnya.
Tak sadar, Jennie pun meneteskan air matanya. Chaeyoung yang menyadari hal itu langsung memeluk Jennie dan menenangkannya.
"Gapapa kak, lo ga ngerepotin kita kok, kita malah seneng bisa ngerawat lo, kalo seandainya lo gamau ngasih tau kita tentang ini mungkin kita bakal marah dan kecewa sama lo.
Gausah ngerasa ga berguna ya, dengan lo yang masih bertahan sampe sekarang aja kita udah bangga dan seneng banget.
Gue bangga bisa mengenal sosok Jennie Kim yang selalu kuat dan gapernah menyerah sebelum keinginanya tercapai, gue seneng banget bisa ketemu partner sekaligus keluarga kayak lo.
Lo itu luar biasa kak, kita ada disini buat lo, inget lo ngga sendirian, masih ada kita okay, jangan sedih terus ya, we always here for our Jendeukii!!!" kata Chaeyoung dengan lembut sekali seolah mengerti apa yang jennie pikirkan.
Jisoo bahkan ikut berkaca-kaca dan ikut merangkul 2 adik kesayangannya itu.
"Gue bersyukur banget bisa ketemu sama kalian." kata Jisoo di sela sela pelukannya.
"Ih, mau ikut teletabisan jugaa" rengek Lisa yang baru saja sampai setelah bekerja.
Mereka berempatpun berpelukan erat sekali, seolah takut kehilangan salah satu dari mereka, karena jika satu puzzle tiada pasti ada kekosongan diantaranya, karena mereka berempat benar-benar ditakdirkan untuk bersama.
-
Mereka pun menghabiskan waktu bersama. Awalnya Jennie memaksa untuk melanjutkan pekerjaannya tadi siang dengan Lisa, tapi itu jelas sangat ditentang oleh member lain, mereka bener-benar tidak memperbolehkan jennie melakukan pekerjaan berat dulu.
Akhirnya mereka sekarang menonton film komedi yang setidaknya bisa menghibur Jennie. Tapi di sela-sela menonton, perut Jennie tiba-tiba mual dan ingin muntah.
Awalnya, ia masih bisa menahannya. Namun, tak lama setelahnya, ia mulai berkeringat dingin dan wajahnya mulai pucat. Pandangannya bahkan sempat kabur untuk beberapa saat.
Jisoo yang berada di sebelah Jennie menyadari gelagat aneh yang ditunjukkan Jennie.
"Eh kenapa? Ada yang sakit?" tanya Jisoo sedikit panik karena Jennie sudah menutupi mulutnya dengan tangan.
"Mun-tah" kata Jennie yang matanya memerah dan sudah hampir menangis.
"Ayok, ke kamar mandi sekarang!" Jisoo langsung bergegas memapah Jennie ke kamar mandi dibantu Lisa, dan Chaeyoung sudah menunggu di kamar mandi.
Setelah sampai di wastafel, Jennie sudah tidak kuat lagi dan akhirnya memuntahkan isi perutnya. Jisoo sudah ada di belakang memijat tengkuk leher Jennie.
Jennie lemas bukan main, perutnya sakit dan kepalanya pusing. Tangannya erat memegang pinggiran wastafel. Tapi sayangnya kesadarannya pun tak bisa terjaga.
"JENNIEE!!!"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND HER SMILE | JENNIE KIM
FanficNyatanya, semua yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya. Karena sejatinya, itu hanyalah sebuah topeng yang digunakan ketika tawa tak lagi bisa menutup luka.