: : D E T A K : :
.
.
.HAPPY READING, LUV
PAGI ini Naka dibuat kelimpungan karena buku yang menemani keseharian nya hilang entah kemana. Bukan karena dicuri orang, tapi karena ia lupa menaruh nya dimana.
Suara berisik terdengar dari seluruh penjuru rumah. Sudah setengah jam Naka mencari buku tersebut, namun hasilnya masih nihil.
Kejadian tersebut menyita pandangan Janar yang baru turun dari kamar nya. Ia menatap Naka yang mundar-mandir sembari memakan roti coklat sebagai sarapan nya.
"Ngapain?" tanya nya.
"Buku aku ilang. Kamu lihat ngga?" tanya Naka membuat Janar melotot.
"Hilang lu bilang?" Naka takut-takut mengangguk.
"Bodoh! Lu inget dong Naka gimana keadaan lu. Sedangkan separuh ingetan lu ada di buku itu. Otak tuh dipake!"
"M-maaf Janar." Janar menghela nafas kasar.
"Berangkat sana. Lu cari setengah mampus juga ngga bakal ketemu," kata laki-laki dengan surai hitam legam nya.
"T-tap–"
"Cepet nanti lu di hukum."
"Ya udah kita berangkat bareng ya?" Janar menggeleng.
"Ngga. Lu naik bis aja." Naka menghela nafas pasrah. Ia mengambil tas nya lalu ia sampirkan di pundak.
"Aku duluan."
Janar terus mengawasi pundak yang tampak menjauh itu.
"Maaf," lirihnya pelan.
Maaf Naka. Janar bukan tak sayang. Ia terlanjur khawatir tentang dunia mu yang akan berbeda jika buku itu menghilang.
. . . . .
Langkah Naka juga Anara terhenti saat manik Naka menangkap siluet tegap yang berada di lapangan. Ada Janar disana.
Naka pamit sebentar pada Anara sebelum menghampiri kembaran nya itu.
"Janar? Kok kamu bisa dihukum?" tanya Naka sedikit mengejutkan Janar.
Janar melirik Naka sebentar sebelum kembali memusatkan pandangan nya pada sang Merah Putih.
"Ngga belajar?" tanya Janar. Tumben sekali Naka keluar saat jam pelajaran.
"Aku disuruh sama Pak Dimas buat ambil buku di perpustakaan sama Anara." Ah iya benar ada Anara tak jauh dari sana.
Anara melemparkan senyum tipisnya saat pandangan nya tak sengaja bertemu dengan manik legam Janar. Janar menggeleng. Perasaan itu tak boleh kembali muncul.
"Oh," balasnya singkat.
Setelah hampir satu menit dilanda keterdiaman diantara keduanya, Naka hendak pamit karena tak enak membuat Anara menunggu.
"Ya udah aku pamit dulu ya. Nanti kalau mau minum ambil aja di meja aku." Naka hendak meninggalkan Janar, namun langkah nya terhenti tatkala Janar memanggil nya.
"Buku lu."
Naka menatap buku itu. Buku yang sudah menemani nya hampir satu tahun belakangan ini.
"Dim–"
"Bawah rak piring," jawab Janar cepat. Pasti Naka akan bertanya dimana ia menemukan buku itu.
Setelah memberikan buku itu pada sang pemilik, Janar meninggalkan Naka tanpa sepatah kata pamit.
Naka memandang buku itu bergantian dengan pundak Janar yang semakin menjauh.
"Janar telat masuk sekolah karena cari buku ini dulu?"
Iya Naka. Janar mengorbankan segalanya demi kamu.
: : To Be Continue : :
-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh
Karena akun WATTPADNDAA ke banned dan aku gatau bisa balik apa engga, jadi aku move kesini ya buat info sekedar cerita-cerita ku WATTPAD.NDAA
Jangan lupa dipantengin okee!
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK [TAMAT✓]
FanfictionTentang 2 Arnawama yang berusaha saling utuh di kehidupan yang sebenarnya sudah terlanjur rapuh. Tentang cara si sulung-Janardana, untuk menunjukkan kasih sayangnya pada Nakala, saudara kembarnya. "Naka, jangan pernah merasa sepi. Detak ku selalu ad...