: : D E T A K : :
.
.
.HAPPY READING, LUVV
TIGA tahun itu telah berlalu. Kepergian Miera masih meninggalkan jejak kesediham dalam benak Jeffrey. Ia juga harus menahan sedihnya didepan Janardana–buah cintanya bersama Miera yang sangat mirip dengan mendiang wanita itu.
Airin, sosok perempuan yang sampai saat ini tetap ada disisi Jeffrey. Tidak mau berbohong bahwa jejak luka itu masih ada. Tapi Airin memilih untuk merelakan semua yang terjadi dan merawat Janar sama tulusnya seperti ia merawat Naka.
Airin dan Jeffrey menepati permohonan yang Miera tulis dalam surat yang ia berikan sebelum kepergiannya. Disana tertulis permohonan nya agar putra kandungnya tak mengetahui ia sebagai ibu kandungnya. Janar hanya perlu tau bahwa ia terlahir dirahim yang sama dengan Naka.
Airin tersenyum melihat putra keduanya yang tampak lebih pendiam dibanding saudaranya. Naka sibuk berdiam diri bersama berbagai pensil warna miliknya yang ia gores diatas buku gambar.
Tak lama itu terdengar suara tawa riang yang menghangatkan hatinya. Bisa ia lihat ada Janar kecil yang baru memasuki rumah sembari mengejar kelinci yang Minggu lalu dibelikan oleh Jeffrey. Sementara Naka, mendapatkan buku gambar dan alat menggambar lainnya dari Jeffrey.
"Ibu, Janal lapel," adu bocah kecil yang masih cadel itu.
"Iya sayang. Ini sedikit lagi siap. Tolong panggil Naka sama Ayah ya buat makan bareng." Janar kecil mengangguk patuh lalu menjalankan perintah mama nya.
Siang itu kediaman Arnawama dibanjirin tawa hangat. Airin dan Jeffrey tampak senang mendengar celotehan dari kedua anak nya itu.
Arnawama pernah utuh sebelum rapuh.
: : To Be Continue : :
-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh
Jangan lupa pantengin WATTPAD.NDAA di Instagram untuk info-info lainnya.
OIYA JANGAN LUPA PANTENGIN UNTUK AZKA YAA, DIKIT LAGI TERBIT DI PAM PUBLISHING
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK [TAMAT✓]
FanfictionTentang 2 Arnawama yang berusaha saling utuh di kehidupan yang sebenarnya sudah terlanjur rapuh. Tentang cara si sulung-Janardana, untuk menunjukkan kasih sayangnya pada Nakala, saudara kembarnya. "Naka, jangan pernah merasa sepi. Detak ku selalu ad...