: : D E T A K : :
.
.
.HAPPY READING, LUVV
JANAR mengetuk pintu bercat cokelat susu dihadapannya sebanyak tiga kali. Setelah mendapat sautan dari dalam, ia pun mulai memasuki kamar bernuansa monokrom itu.
Janar dapat melihat saudara nya yang masih terbenam didalam selimut tebal miliknya. Naka memang hari ini izin tidak memasuki sekolah karena kondisi nya yang tidak memungkinkan. Kepalanya terasa berputar jika dipaksa untuk berdiri.
"Naka, lu masih pusing?" Naka menggeleng meski matanya terpejam. Ia tak tidur.
"Udah ngga terlalu," jawabnya dengan suara parau.
"Ada yang jenguk lu," ucap Janar membuat Naka membuka mata nya. Siapa yang menjenguk dirinya? Bahkan ia saja hampir tidak punya teman.
"Siap–"
"Naka, ini aku. Anara."
Suara gadis itu mampu membuat Naka reflek mendudukan dirinya. Dan benar saja, gadis itu berdiri tepat disamping Janar masih dengan seragam sekolahnya.
"Anara, ngobrol aja dulu sama Naka. Gue tinggal kebawah." Lalu Janar meninggalkan dua manusia itu. Memberi ruang kepada mereka untuk berbincang.
"Naka, gimana keadaan nya?"
Naka masih meminimalisir rasa gugupnya. Kedatangan gadis itu tiba-tiba mampu membuat nya terkejut bukan main.
"Ah baik kok," jawab Naka.
"Duduk aja, Nar. Ambil kursi itu." Anara pun mengangguk sembari mengambil kursi belajar milik Naka. Ia bawa kursi itu tepat di hadapan Naka.
"Ini aku bawain kamu bubur kacang hijau supaya badan kamu hangat," ucap gadis itu sembari memberikan sekantung plastik yang berisi dua bungkus bubur kacang hijau.
"Terima kasih," jawab Naka sembari menerima pemberian Anara.
Setelahnya, kedua manusia itu dilanda kecanggungan. Baik Anara maupun Naka tidak membuka topik pembicaraan seperti biasanya. Mereka larut dalam pikiran nya masing-masing.
"Naka." Akhirnya Anara membuka suara. Naka menatap gadis itu lekat.
"Soal kemarin aku minta maaf," ujar gadis itu.
"Hey, ngga papa ya. Kan ngga semua perasaan harus terbalas," jawab Naka cepat. Sungguh tak ada kuasa ia melihat gadis itu hendak menangis merasa bersalah.
"Maaf aku udah nolak dan bohongin kamu Naka," ujar Anara lagi.
Jujur Naka bingung. Kalau menolak, ia gadis itu menolak Naka. Tapi kalau untuk membohongi dirinya? Alih-alih bertanya, Naka hanya diam saja sembari menunggu kalimat yang akan Anara lontarkan.
"Aku bohong tentang perasaan aku. Aku juga jatuh ke kamu, Naka. Aku pakai nama Janar karena aku bingung harus jawab nya bagaimana. Maaf." Anara menunduk dalam dengan mata berkaca-kaca karena hampir menangis.
Naka jujur sangat terkejut. Ia tak pernah menyangka sederet kalimat itu akan keluar dari mulut Anara.
"Apa aku masih punya kesempatan itu, Naka?" Anara kembali menatap Naka yang sedari tadi tidak melepaskan pandangan nya sedikit pun dari gadis itu.
"Kesempatan itu selamanya milik kamu, Anara," jawab Naka disertai senyum tipis di bibir pucatnya.
Keduanya saling bertukar senyum sebelum Naka mengacak-acak surai lembut milik gadis dihadapannya. Lalu terdengar suara tawa dari keduanya.
Mau tidak mau, Janar yang berada di belakang tembok pun ikut tersenyum. Janar bukan menguping, ia hendak memberikan hidangan untuk Anara, namun melihat keduanya sedang berbincang serius, Janar tidak enak untuk mengganggu.
Anara, sekarang kamu juga menjadi salah satu alasan Naka bertahan. Jaga dia selama Janar tidak bisa berjanji untuk selalu ada dalam setiap langkah Naka.
: : To Be Continue : :
-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh
Jangan lupa pantengin WATTPAD.NDAA di Instagram untuk info-info lainnya.
OIYA JANGAN LUPA PANTENGIN UNTUK AZKA YAA, DIKIT LAGI TERBIT DI PAM PUBLISHING
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK [TAMAT✓]
FanficTentang 2 Arnawama yang berusaha saling utuh di kehidupan yang sebenarnya sudah terlanjur rapuh. Tentang cara si sulung-Janardana, untuk menunjukkan kasih sayangnya pada Nakala, saudara kembarnya. "Naka, jangan pernah merasa sepi. Detak ku selalu ad...