: : D E T A K : :
.
.
.HAPPY READING, LUVV
HARI ini adalah jadwal check-up Naka. Check-up kali ini cukup berbeda dengan check-up check-up sebelumnya. Yang membuat berbeda adalah Anara yang hadir untuk menemani Naka.
Naka sibuk mundar-mandir bercermin. Seperti merasa belum puas dengan tampilan dirinya. Janar yang melihat tingkah menyebalkan saudara nya itu menghembuskan nafas kasar nya.
"Mau sampai kapan lu begitu?" tanya Janar yang sedang sibuk menghabiskan sarapan nya.
"Aku takut keliatan aneh di depan Anara, Janar."
"Berhenti ngaca terus abisin sarapan lu," titah Janar tegas sembari membawa piring bekas ia sarapan.
Tak berselang lama, bel rumah berbunyi. Janar membukakan pintu bercat putih tulang itu. Ada Anara disana dengan pita kuning yang setia bertengger di surai lembut nya.
"Masuk." Janar mempersilahkan Anara untuk masuk.
Naka yang melihat kedatangan kekasihnya itu lantas menerbitkan senyum nya.
"Mau sarapan dulu?" tanya nya.
"Ah ngga usah, Naka. Aku udah sarapan."
15 menit kemudian, keduanya hendak berangkat. Mereka memutuskan untuk menaiki motor Naka yang sebenarnya sudah lama tak dipakai karena sang empunya lebih sering memilih bus untuk kendaraan nya menuju sekolah atau sesekali bersama Janar.
Motor Vespa antik tersebut sudah di cek dan sedikit diperbaiki terlebih dahulu oleh Janar.
Setelah keduanya berpamitan pada Janar, mereka pun meninggalkan rumah tersebut seiring suara motor Vespa yang semakin menjauh.
Tinggallah Janar sendirian. Ini pertama kalinya ia tak menemani Naka untuk check-up. Awalnya ia sempat ragu, namun melihat binar yakin di manik milik Naka membuat nya tak tega untuk menolak.
Bunyi telepon memecah keheningan yang terjadi dirumah besar itu. Tertera disana nama kontak dokter yang biasa menangani Naka.
"Janar, Naka sudah berangkat?"
"Sudah, Dok. Kaya yang saya bilang kemarin, hari ini saya ngga nemenin Naka."
"Iya. Saya juga mau ngingetin tentang kondisi Naka. Penyakit nya tidak bisa dianggap sepele, Janar. Ia harus segera mendapatkan donor."
"Iya dokter, saya selalu ingat. Jangan pernah bilang kondisi ini ke Naka ya. Biar saya aja yang cari solusi nya."
Janar benar-benar tak tega jika Naka harus tau kondisi nya sekarang. Kondisi yang membuatnya seperti diantara hidup dan mati. Sungguh, kehilangan Naka lebih sakit daripada kehilangan dirinya sendiri.
Untuk Naka, Janar lakukan semuanya.
: : To Be Continue : :
-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh
Jangan lupa pantengin WATTPAD.NDAA di Instagram untuk info-info lainnya.
OIYA JANGAN LUPA PANTENGIN UNTUK AZKA YAA, DIKIT LAGI TERBIT DI PAM PUBLISHING
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK [TAMAT✓]
FanfictionTentang 2 Arnawama yang berusaha saling utuh di kehidupan yang sebenarnya sudah terlanjur rapuh. Tentang cara si sulung-Janardana, untuk menunjukkan kasih sayangnya pada Nakala, saudara kembarnya. "Naka, jangan pernah merasa sepi. Detak ku selalu ad...