Kenapa selalu Janar?

223 24 0
                                    

: : D E T A K : :

.
.
.

HAPPR READING, LUVV

JANAR memperhatikan Naka yang baru saja tiba di rumah. Raut nya tak seceria biasanya. Pasti ada yang salah dari laki-laki berhidung mancung itu.

Pandangan Janar tak memusat kemana-mana selain kepada Naka. Hingga laki-laki itu duduk disebelahnya, Janar baru menyadari bahwa manik indah itu berkaca-kaca. Seolah-olah sedang menahan sakit.

Janar tak pernah melihat Naka sesedih ini. Bahkan atas semua penolakan orang tua mereka, Naka hanya bisa tersenyum tipis. Seolah ia sudah terbiasa dengan nasib yang menimpa nya berkali-kali.

Namun, kali ini tampak berbeda. Melihat Naka hampir menangis seperti ini membuat nya tak tega. Naka, bilang pada Janar siapa yang menyakiti mu.

"Janar, rasanya sakit."

Janar hanya terdiam sembari menunggu Naka melanjutkan ceritanya.

"Kenapa semuanya selalu memihak ke kamu?" Naka menatap Janar dengan tatapan sendu.

Deg

Naka, rasanya sakit sekali Janar rasa.

"Ayah dan Ibu selalu milih kamu. Rela bertengkar cuma demi merebut hak asuh kamu. Kenapa bukan aku?" tanya Naka lagi membuat Janar membeku di tempatnya.

Naka, bahkan Janar tidak bahagia dengan pemilihan itu. Dia tetap memilih hidup bersama kamu.

"Janar," panggilnya lagi.

Detak Janar berpacu lebih cepat sembari menimbang kalimat apa yang selanjutnya Naka ucapkan.

"Anara, ngga bisa balas perasaan aku. Dia–" Naka menjeda ucapan nya.

"Suka kamu." Naka menunduk dalam.

Janar tetap terkejut mendengarnya walaupun ia sudah pernah mendengar pengakuan itu langsung dari sang empunya.

Ia pikir, dengan ia menjauh belakangan ini dan Naka yang selalu ada disisi gadis itu, membuat Anara bisa melupakan perasaan nya. Melupakan kisah mereka yang hampir.

"Berapa banyak lagi yang harus memihak ke kamu?" tanya Naka lagi.

Hanya diam yang ia dapat. Naka lantas bangkit lalu berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Janar yang masih berkecamuk dengan isi pikiran nya yang berisik.

"Naka, maaf untuk semua sakit ini," monolognya sembari memperhatikan pundak Naka yang semakin menjauh.

Naka, jika Janar bisa memilih dan memberi, ia akan memilih untuk terus membahagiakan kamu walaupun dunia nya harus ia beri secara keseluruhan. Semuanya, demi kamu Naka.

Janar, maaf. Bukan Naka egois, ia hanya kalut tentang semua penolakan yang ia terima. Ia berharap kamu juga selalu bahagia. Terimakasih atas semua peluk dalam pelik yang ia rasa, Janar.

: : To Be Continue : :

-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh

Jangan lupa pantengin WATTPAD.NDAA di Instagram untuk info-info lainnya.

DETAK [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang