Kehidupan Untuk Naka

238 19 2
                                    

: : D E T A K : :
.
.
.

HAPPY READING, LUVV

SUNGGUH Janar Tidak tega menjadi saksi mata kehancuran ayahnya, orang yang dulunya menjadi orang yang paling ia janjikan untuk mendapat kebenciannya, namun saat disaksikan kehancuran Jeffrey, sungguh ia tidak sanggup.

Bagaimana pun Jeffrey pernah menjadi ayah yang ia impikan pada saat itu, pada saat semua kehidupan nya hanya tentang kebahagiaan. Mempunyai keluarga yang utuh nan saling mengasihi menjadi dambaan setiap orang tak terkecuali Janar.

Janar ingat saat dirinya kecil, penuh kasih sayang yang dilimpahkan baik dari Jeffrey maupun Airin. Semuanya tampak membahagiakan hingga membuat Janar lupa bahwa badai bisa datang kapan saja.

Badai datang dengan membawa segala nestapa yang berhasil merenggut dunia bahagia yang telah Janar bangun. Semua nya hilang berganti sepi. Sepi yang Janar rasa hampir sebanding dengan sepi yang Naka terima.

Kembali lagi kepada dua laki-laki berbeda usia yang kini tengah terduduk di bangku taman rumah sakit. Hiruk pikuk ramainya suara anak-anak yang begitu ceria bermain tak mampu mengembalikan senyum Jeffrey barang seinci pun. Semua nya tampak direnggut habis-habisan bersama dengan sakit yang tengah putra bungsu nya terima.

"Ayah, udah ya sedih nya? Naka butuh ayah. Kita harus baik-baik aja demi Naka," bujuk Janar.

Lantas laki-laki dewasa dihadapan nya pun menoleh dengan mata nya yang memerah sisa menangis, "Ayah jahat sekali ya dengan kalian? Bahkan ayah baru datang disaat Tuhan mau mengambil Naka," ucap Jeffrey.

"Ayah, semua orang punya salah termasuk Ayah. Janar yakin Naka maafin Ayah, Janar bukan orang pendendam, Yah. Ayah berhasil mendidik Naka."

"Nak, anak Ayah sakit. Ayah ngga bisa lakuin apa-apa," ucap Jeffrey sekali lagi dengan nada bergetar.

"Bisa, kita bisa berjuang buat kesembuhan Naka," ucap Janar sambil membawa tangan Ayahnya menuju dada sebelah kirinya, "Detak Janar selalu ada didalam detik Naka. Janar mau Naka bahagia, Yah."

"Maksud kamu apa, Janar? Ngga, Ayah ngga bakal kasih! Kita bakal cari pendonor lain." Jeffrey menggeleng panik.

"Ayah, Naka butuh secepatnya. Izinin Janar, Yah, Janar mohon." Janar berpindah duduk menjadi bersimpuh tepat dihadapan kaki Jeffrey.

Janar terisak disana, menumpahkan segala luka kepada seseorang yang paling ia inginkan untuk menjadi pendengar segala kisahnya.

"Naka dunia Janar. Janar mau Naka bahagia, Janar mau Naka tetap disini, disini bareng Ayah sama Ibu. Izinin Janar, Yah."

"Janar pun dunia Naka, bagaimana cara ayah menjelaskan nya ke Naka?"

Perlahan Janar mengangkat wajahnya untuk menatap wajah sembab sang ayah, "Cukup bilang, detak Janar akan tetap ada disetiap detik Naka."

Tangan Jeffrey pun terulur untuk mengusap puncak kepala Janar seiring dengan air matanya yang meluruh.

"Terimakasih, nak. Ayah izinin Janar bukan karena Ayah mau kehilangan dan tidak sayang Janar, tapi Ayah mau Janar bahagia."

Akankah ikhlas Jeffrey mampu menguatkan Naka nanti?

: : To Be Continue : :

-panggil Nda, jangan author. wandaafauziahh

Jangan lupa pantengin WATTPAD.NDAA di Instagram untuk info-info lainnya.

OIYA JANGAN LUPA PANTENGIN UNTUK AZKA YAA, DIKIT LAGI TERBIT DI PAM PUBLISHING

DETAK [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang