35

902 52 8
                                    

" Jangan terlalu naif, katakan saja jika
memang kamu memendam rasa"

________

Leo, Gabriel dan Noel berjalan memasuki area kantin. Mereka bertiga merupakan pentolan SMA Andorra yang sama sama pindah ke IIHS. Alasannya? Bosan. Ya memang tidak masuk akal tapi itulah kenyataannya.

SMA Andorra sendiri adalah yayasan milik keluarga Leo jadi tentu ia punya wewenang penuh di sekolah itu. Laki laki bertubuh tinggi itu banyak mendengar prestasi anak anak IIHS yang begitu tersorot. Ia pun merasa tertantang untuk masuk ke sekolah tersohor seantero kota itu.

Dan lihatlah sekarang walau ia dan teman temannya itu tidak termasuk siswa berprestasi tapi berkat kekuasaan ayahnya Leo mereka bisa masuk IIHS. Walau bukan siswa berprestasi mereka tidak bisa di remehkan begitu saja karena bahkan seantero kota tau seberapa bahaya mereka jika bertarung.

"Jadi gimana rasanya di IIHS? Seru?" Tanya Noel membuka pembicaraan di antara mereka yang kini duduk di salah satu bangku kantin.

"Belum apa apa bodoh! Kita bahkan baru masuk tadi pagi" jawab Leo.

"Tapi jujur gue nyesel anjing masuk ke sini" gerutu Gabriel.

"Kenapa?" Tanya Noel penasaran.

"Kita ga sekelas. Ga bisa nyontek anjirr. Trus udah gitu yang gue denger peraturan di sekolah ini ketat. Anjing ga enak banget lah pokoknya! Kita ga bisa bolos lagi!" Tutur Gabriel menjelaskan rasa penyesalannya.

"Justru itu tolol, kita masuk ke sini untuk tidak mengikuti peraturan yang ada!" Balas Leo pada temannya itu.

Kini mereka bertiga tengah asik mengobrol. Entah sadar atau tidak, banyak mata yang memperhatikan mereka sedari tadi. Sebenarnya bukan hanya memperhatikan saja sih, mereka juga mengagumi serta diam diam memotret! Sayangnya mereka bertiga hanya bersikap bodoamat seakan tak peduli.

"Iya anjir kita dulu di Andorra aja berani lawan peraturan masa di sini mau manut" timpal Noel.

"Biarin kalo si Gabriel mau manut mah kita tetep jadi diri kita aja El!" Ledek Leo.

"Hahah iya lah biarin si Gabriel jadi anak cupu hahaha" timpal Noel meledek Gabriel tak mau kalah.

"Anjing lah Lo pada. Udah mah ya di kelas gue gada yang cantik anjirr. Jadi ga punya semangat gitu gue" Gabriel masih mengeluh.

"Nah kalo ini gue setuju. Emang gada yang cakep. Mukanya pada standar" timpal Noel.

"Hahah emang muka lu di atas standar hah?! Songong banget Lo"

"Ya ga setampan Lo sih Leo, tapi setidaknya SNI lah"

"Anjirr SNI goblok hahaha itu muka apa kompor" kini gantian Gabriel yang meledek Noel.

"Diem Lo bangke! Muka Lo juga ga jauh beda sama gue. Malah cakepan gue" 

"Enak aja Lo! Semua orang juga tau kalo gantengan gue dari pada Lo"

"Berisik goblok! Emang Lo pada kelas berapa sih?" Tanya Leo sambil sewot.

"12 IPA 4" jawab mereka kompak.

"Kalo Lo gimana?" Tanya Gabriel menggantung pada Leo.

"Gimana apanya?"

"Di kelas Lo ada yang cakep ga?" Gabriel memperjelas.

Leo tak langsung menjawab. Beberapa saat ia diam memikirkan sesuatu. Namun netra matanya menangkap sosok gadis yang kini sedang berada di pikirannya. Ia terlihat berjalan masuk ke area kantin bersama dengan satu temannya. Meski tak langsung terucap lewat bibir, Leo tak bisa menampik kalau pesona gadis itu memang benar benar kuat, ia cantik dan memikat perhatiannya.

SHENA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang