bagian 5 🦊

303 33 0
                                    

Happy reading 🌹



Pagi ini Ghea harus mau memperkenalkan namanya dan darimana dia berasal, sedangkan dia tidak tau harus mengatakan apa selain nama dan umur.

"Ayo nak berdiri ke depan dan perkenalkan namamu."

Ghea dengan ragu maju kedepan lalu memasang senyum semanis mungkin namun malah terlihat kaku.

"Halo teman-teman, nama saya Ghea salam kenal ya." 

"Namanya Ghea aja?"  Ada anak perempuan yang bertanya.

"Eh, i-iya Ghea aja."

Suasana kelas jadi ribut, yang benar saja masa ada yang namanya sependek itu.

"Sudah sudah sekarang nak Ghea silahkan duduk di sana." Guru tersebut menunjuk meja yang ada di pojok, semua kursi penuh jadi mau tidak mau Ghea harus duduk dengan lelaki tadi.

"Hai, nama kamu siapa?"  Lelaki itu mengangkat kepalanya melirik sekilas Ghea lalu kembali pada tidurnya.

"Ga sopan, masa Ghea dicuekin dua kali." Ghea mengoceh lalu fokus pada guru di depan.

Jam pelajaran berakhir, Ghea sedang membereskan buku-buku nya dan mengeluarkan buku pelajaran lain. Agar selesai istirahat dia tak usah mengeluarkan buku lagi.

"Ga mau ke kantin? Ayo ke kantin bareng, Ghea belum tau tempat-tempat disini." 

Lelaki itu melihat Ghea dengan tatapan tidak suka.

"Pergi sendiri, gue males."

"Emang kamu ga lapar ya?"

"Ga, udah sono pergi."

"Iya iya tapi sebelumnya jawab pertanyaan Ghea yang tadi."

Teman sebangkunya itu menarik sebelah alisnya.

"Siapa namamu?"

"Ck, gue Jay udah kan?"

Ghea hanya mengangguk tersenyum dan pergi dari kelas.

Selama di lorong dia banyak dilihat oleh orang-orang.

"Mereka kenapa liatin Ghea?" Ghea membetulkan bajunya dan rambut namun dia tak merasa ada yang aneh.

"Dia yang duduk disebelah Jay ga sih? Cowo yang ga mau di ajak ngobrol, tapi tadi gue liat dia ngobrol sama Jay."

Ghea sedikit terkejut saat mendengar bahwa teman sebangkunya itu ternyata tak suka diajak berbicara. Ghea merasa bersalah.

Di kantin, Ghea membuka bekal yang bunda Jeno buat tadi di rumah, sebelum di usir ke tempat asing ini Ghea selalu membawa bekal ke sekolah nya dan itu menjadi kebiasaan Ghea. Dia tak begitu suka membeli makanan luar kecuali saat bahan masakan tidak ada dan dia sudah benar-benar lapar.

Dilihatnya sekeliling tidak ada meja yang kosong, hanya ada meja pojok yang diduduki oleh Jeno dan Jaemin.

Jeno dan Jaemin melakukan apa yang Ghea minta selama di mobil tadi, hanya saja mereka tetap tak melepas perhatiannya dari Ghea.

Terpaksa Ghea bergabung dengan meja Jeno dan Jaemin.

Ghea yang tau dirinya jadi pusat perhatian saat menuju meja jj pun segera menormalkan sikapnya seakan baru bertemu dengan Jeno dan Jaemin.

"Permisi Ghea ikut makan disini ya kak."

Ghea melotot pada Jeno dan Jaemin untuk berjaga-jaga takut mereka malah bersikap baik padanya.

Jeno dan Jaemin yang paham hanya mengangguk.

Mereka makan dengan canggung, Ghea yang gelisah karena dilihat oleh orang-orang dan Jeno Jaemin yang gatal ingin bertanya bagaimana keadaan Ghea tadi selama dijalan sampai di kelas.

𝚝𝚑𝚎 𝚕𝚒𝚝𝚝𝚕𝚎 𝚏𝚘𝚡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang