Happy reading 🌹
Kini Somi dan Ghea menikmati makan siangnya di kantin, membicarakan hal yang mereka lalui.
"Som, lo ada kabar soal Jay ga? Gue capek kalo gini terus. Hubungan gue sama dia sebenernya apa sih?"
"Ghea ku sayang, andai lo tau gue juga udah kesel setengah mateng sama dia. Rumornya dia ke London buat kuliah, di sana itu kehidupannya beda banget. Kalo soal hubungan lo sama dia, itu urusan lo. Mau lo anggep mantan atau masih berstatus pacar juga gamasalah."
"Tapi Som gue udah ngerasa baik baik aja sekarang, udah mulai terbiasa tanpa dia. 2 tahun ga ada kabar semenjak kita lulus. Bahkan di kelulusan kita aja dia cuma diem."
Ghea yang tengah menyeruput jus alpukat itu menatap serius kawannya.
"Lo tau, gue pikir Jay diem aja karna dia tau bakal ninggalin lo. Dia ga siap dan kayaknya.. dia terpaksa deh."
Dengan tatapan lelah, gadis berambut coklat itu menatap atap-atap kantin. Merasa lelah dan kebingungan. Kisah cintanya yang abu-abu,tak ada arah itu membuatnya sedih.
"Udahlah lagian Jay juga kalo emang ada niat buat balik sama lo pasti balik lagi kok."
"Som, ini ga gampang. Dia pergi tiba-tiba tanpa bilang apa-apa, lo pikir gue bisa lupain dia gitu aja?"
Tiba-tiba ide gila terbesit di otak Somi, ia mendekatkan dirinya pada Ghea. Membisikkan suatu kalimat yang membuat bahu nya sakit terkena pukulan maut sahabatnya.
"Lo kan bisa terbang, ngapa kagak terbang cok?"
Plak!
"Som, lo gila ya?"
"Ashh sakit bego, ahh Ghea jahattt."
"Stop Som, gue bisa gila lama-lama kalo gini terus."
"H-haii gue boleh gabung ga?"
Somi dan Ghea yang tengah sibuk berdua mengalihkan pandangannya, memandang wanita cantik yang tengah berdiri di dekat meja mereka.
Rambut panjang yang sehat, wajah mungil dan lucu itu membuat Ghea dan Somi terpesona.
"Permisi?"
"Eh duduk aja, ini masih ada tempat kok hehe." Gh
"Apaan sih lo?!" Tanpa suara Ghea bertanya dengan gerakan bibir pada Somi, kawannya itu menendang pelan kakinya.
Sebenarnya Ghea sudah tahu maksud Somi, ia tak begitu menyukai seseorang yang tiba-tiba bergabung dengan mereka.
"Kenalin gue Yuna, nama kalian?"
"Gue Ghea, ini Somi sahabat gue."
Yuna yang dari awal sudah sadar bahwa Somi, sahabat Ghea sedari tadi menatapnya tak suka pun melakukan hal yang seharusnya ia lakukan.
"Maaf ya, gue bukan mau ganggu kok tapi meja disini udah penuh banget gue kelamaan di kamar mandi." Yuna memasang wajah tulusnya, tak ada niatan mencari perhatian namun ia tak tahu harus duduk dimana
"Iya gapapa kok, gue juga tau lo ga nyaman sama Somi kan. Biarin aja emang mukanya julid."
"Haha iya tahu aja." Yuna menambahkan obrolan mereka dengan sedikit gurauan.
Mereka makan menikmati konsumsi mereka dengan tenang, hanya saja Somi tak terlihat baik dengan ekspresi wajahnya.
Tak lama datang suara yang sangat di hindari Somi sejak pagi tadi.
"WOI SOMI, JAUH-JAUH LO DARI ADEK GUE!"
"Anjir anjir Ghea itu abang lo ngamuk lagi, gue cabut dulu ya, BYEE!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝚝𝚑𝚎 𝚕𝚒𝚝𝚝𝚕𝚎 𝚏𝚘𝚡
Krótkie Opowiadania"Aduhh, hati-hati dongg kaki Ghea sakit." "Sorry, gue ga sengaja. Lain kali jalan itu di pinggir jangan di tengah." "Kamu yang salah ko malah aku yang dinasehatin?"