bagian 17 🦊

107 10 0
                                    

Happy reading 🌹



Yuna terbangun di jam lima sore, lapar membuatnya terusik. Keluar tempat istirahat Jay, namun langkahnya berhenti kala melihat seorang yang tak ia kenal duduk di sofa yang ada di ruang kerja kakaknya.

Yuna mengambil payung yang ada di belakang pintu, berjalan perlahan.

"Lo siapa?!" Menodongkan payung itu bak pedang, membuat lelaki yang tengah duduk itu terkejut.

lelaki itu terbatuk, "B-boleh tu-turunin payungnya?"

"Lo.. siapa?" Yuna mendekati wajah lelaki itu, mengamati seorang yang sangat tertutup wajahnya.

"Hmm kayaknya gue ga asing sama suara lo... Tapi siapa ya?"

Yuna berfikir keras, ia terjatuh karena terkejut kala lelaki di depannya membuka masker dan topi hitam yang ia kenakan.

"Hey, berdiri nanti kamu kotor."

"BANG JUANN" Yuna tak perduli bahwa ia sedak terduduk di lantai, gadis itu langsung saja memeluk kakaknya. Hah.. mungkin karna ia anak terakhir perempuan, sifatnya jadi sangat manja.

"Jangan berisik, nanti kita di marahin."

"Bodo amat, lagian ruang kerja Bang Jay kedap suara kok!" Yuna memandang kakak pertamanya itu dengan senang, sudah lama tak melihat sosok pria itu.

Yuna dan Juan kini duduk di atas kasur Jay,  menonton tv yang ada di sana. Yuna sengaja membawa beberapa cemilan di tasnya, niat gadis itu ingin berbagi sedikit pada Jay.

"Bang ambil semua aja gapapa, Yuna mau liat Abang aja. Filmnya ga asik."

"Halah modus banget bocah." Juan mengelap telapak tangannya di wajah Yuna.

"ABANG! MUKA YUNA JADI KOTOR!"

Gadis delapan belas tahun itu langsung berlari ke arah cermin, melihat tampilan dirinya. Beruntung wajahnya tak jadi jelek.

Sedangkan Juan terkekeh melihat tingkah adiknya itu, oh astaga sudah lama sekali ia tak bertemu dengan saudaranya hanya karena tugas di luar negri.

"Yuna, kenapa kamu jauh-jauh ke sini hm? Emang ga kuliah?"

Gadis itu berbalik, berjalan ke arah Juan.

"Engga, ade lagi libur Bang. Jadi.. mumpung ada waktu sempet sempein ke sini deh."

Cklek

"Stt kita diem dulu, kita bikin Jay kaget ya?" Juan

Yuna mengangguk perlahan.

"Yunaa!" Jay memanggil Yuna yang tak terlihat di ruang kerjanya.

Langkah kaki semakin terdengar ke atas kamar istirahat Jay.

"SURPRISE!"

Jay terkejut kala melihat Juan yang ada di depannya, malas menatap mata kakak laki-lakinya itu.

"Kemana aja lo Bang? Lo maen kabur aja, gue ga mau tahu kita tukeran sekarang. Gue mau balik ke Korea Bang."

"Ah ga asik tuh Abang kamu Yun, masa abangnya baru pulang ga di kasih sambutan."

Jay yang berkaca-kaca itu datang mendekati Juan, berniat merayu agar kakak lelakinya luluh dan bertukar posisi.

"Iya Jay iya... Gue bakal bilang papa buat tukeran sama lo."

"YES! YUHUU" Kini Jay merasa bebas, Juan dan Yuna saling bertatapan. Merasa aneh dengan tingkah laku saudara mereka.

"Besok kita bertiga ke Korea, kantor ini.. biar sekretaris lo yang tanggungjawab besok."

𝚝𝚑𝚎 𝚕𝚒𝚝𝚝𝚕𝚎 𝚏𝚘𝚡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang