Rere sedang berdiri di atas dek kapal pinisi yang sedang berlayar. Untunglah cuaca hari ini sangat mendukung. Langit tampak begitu biru dan cerah dengan awan putih yang berarak pelan mengikuti arah angin. Setiap tarikan napasnya, Rere bisa merasakan aroma laut yang khas dan menentramkan jiwa. Seolah mengerti apa yang dirasakannya sekarang, dua ekor lumba-lumba pun berlomba-lomba menunjukkan dirinya ke permukaan. Mereka saling mengejar dan melompat dengan cerianya, kemudian kembali menyelam ke dasar laut yang biru dan tenang. Bukankah mereka sangat lucu dan menggemaskan?
"Yakin kamu nggak mau join nih?"
Rere menoleh ke sumber suara dan mendapati Gara yang sudah siap dengan peralatan snorkeling-nya. Entah Gara memang sengaja atau tidak, dia membiarkan dada hingga perutnya terekspos jelas. Ternyata bentuk tubuhnya lumayan bagus juga. Memang otot-ototnya tidak begitu menonjol seperti Daniel, tetapi semuanya terbentuk dengan baik. Tidak ada timbunan lemak yang tidak berguna dan proporsinya pas. Jujur, Rere lebih menyukai jenis tubuh yang seperti ini.
"Tadi kan udah kubilang kalau aku nggak bisa renang? Daripada aku ngerepotin tim SAR nantinya, mending aku nunggu di sini," ujar Rere seraya mengalihkan perhatiannya dan berdeham kecil. Akan memalukan sekali bila dia sampai tertangkap basah memandangi tubuh Gara secara terang-terangan, meskipun sebenarnya itu sah-sah saja mengingat status mereka sekarang.
"Ngapain ngerepotin mereka? Kan udah ada aku yang siap ngasih napas buatan kalau kamu kenapa-napa," goda Gara.
Spontan Rere mendengus geli. "Kumat lagi dah om-om genit satu ini. Udah, nyebur aja sana. Udah ditungguin noh sama Spongebob dan kawan-kawan," ujarnya dengan nada mengusir seraya menunjuk laut dengan dagunya.
Gara tertawa kecil. "Iya iya."
Begitu tiba di titik yang diinginkan, Gara memberi instruksi kepada nakhoda untuk menghentikan kapal lalu melompat. Sensasi air laut yang sejuk langsung merasuk ke dalam setiap pori-pori di tubuhnya. Gara menarik napas dalam-dalam lalu mulai menyelam. Dia bergerak ke kanan dan ke kiri, menikmati pemandangan dasar laut dengan penuh rasa takjub. Ada berbagai jenis ikan, koral, alga dan masih banyak lagi. Tidak salah Gara memilih tempat ini sebagai destinasi bulan madu.
Setelah beberapa menit menyelam, Gara lalu muncul ke permukaan. Netra hitamnya menatap lekat istrinya yang sedang duduk manis di atas dek. Rambut dan gaun putih polosnya berkibar dengan indahnya seiring angin yang datang berembus. Satu tangannya memegangi topi lebar yang dikenakannya agar tidak terlepas dan jatuh ke laut.
"Sayang, ayo turun ke sini. Kita have fun bareng. Nggak usah takut, aku bakal pegangin kamu. Ada pelampung juga, kan?" panggil Gara setengah berteriak.
Sambil tetap memegangi topinya, Rere menarik napas agak dalam lalu balas berteriak, "Kalau Mas Gara megangin aku, nanti Mas Gara nggak bisa lanjut snorkeling lho."
"Nggak papa. Di sini airnya nggak begitu dalam kok. Aku bakal ajari kamu berenang walau cuma sedikit-sedikit. Sounds good, right?"
Rere menimbang-nimbang selama beberapa detik. Sebenarnya, dia malas sekali untuk menceburkan dirinya ke laut yang dingin itu. Namun, melihat wajah Gara yang berseri-seri penuh antusias membuat Rere merasa agak bersalah juga bila terus menerus menolak ajakannya. Gara sudah bersusah payah memesan paket bulan madu spesial ini untuk mereka berdua, bahkan sampai menyewa kapal pinisi yang paling bagus. Jadi, setidaknya Rere harus menghargai usahanya itu dan mengesampingkan egonya sejenak.
"Oke, tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu."
Rere bergegas masuk ke dalam kabin lalu mengeluarkan satu set bikini dari dalam tasnya. Jujur, melihatnya saja sudah membuat Rere merasa geli sendiri. Pasalnya, bikini itu memiliki desain yang sangat feminin dengan detail pita dan renda yang manis. Bu Junita secara khusus menghadiahkannya kepada Rere untuk dikenakan saat bulan madu. Sudah pasti tubuhnya akan banyak terekspos. Terakhir kali dia berenang saat penilaian olahraga kelas 2 SMP, di mana dia mengenakan surf suit yang menutupi seluruh tubuhnya hingga ke pergelangan tangan dan mata kaki. Akan sangat aneh rasanya bila dia tiba-tiba mengenakan pakaian renang yang terlalu terbuka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother, I Don't Want To Get Married! [EDIT ON PROCESS]
Storie d'amore"Kalau begitu, maukah Bapak menjadi pacar saya?" "Kenapa saya harus menerima tawaran itu?" "Um ... tentu saja karena saya menyukai Bapak." Rere tidak ingin menikah, tetapi sang mama memaksanya untuk menerima perjodohan. Oleh karena itu, Rere nekat m...