RUTE 8

989 122 11
                                    

* Hallo para komplotan!! Rute 8 siap dilalui para komplotan. Selamat bergabung bersama komplotan ini!

.

.

.

Amel membuka mata perlahan. Ia mendapati Jenny tertunduk lemas disofa pojok kamar.

" Jen.." panggil Amel dengan nada suara khas orang baru bangun tidur

" Kalau kamu mau menyalahkan atas kejadian semalem aku siap, Mel." Ucap Jenny tanpa mau menatap Amel.

Amel berdiri lalu memlilitkan selimut menutupi tubuh naked nya. Ia mendekat, dan berdiri didepan Jenny.

" Jen. Aku yang salah bukan kamu"

Jenny mengadahkan kepala, menatap Amel. " Aku tau Mel, kamu bercandakan soal perasaan kamu ke aku"

Amel bukannya menjawab, dia malah merebahkan diri dan menjadikan paha Jenny sebagai bantal.

" Mel, jangan buat aku berharap lebih dengan kamu kayak gini"

Amel tersenyum memandang Jenny dari bawah. " Aku serius soal itu, tapi.."

" Tapi apa? Es?"

" Bukan"

" Terus apa?"

Wajah Amel berubah menjadi sendu. Amel memandang langit-langit kamar.

" Aku gak mau kamu masuk ke dunia ku, Jen"

" Kenapa? Aku juga sekarang udah masuk di duniamu kan."

" Banyak hal yang aku takutin, Jen"

Jenny mengelus pipi Amel. " Hey, mulai sekarang kamu gak perlu takut, Mel. Aku janji akan selalu ada buat kamu, aku bakal selalu lindungi kamu"

Amel menatap Jenny. " Daddy aku jahat, Jen. Jahat banget malah"

" Maksud kamu? Seorang ayah gak mungkin menyakiti anaknya Mel"

" Aku dulu juga berfikir kayak gitu Jen" Amel menjeda ucapannya. Ia menarik nafas. Amel meneruskan ucapannya. " Dulu sebelum Es lahir aku bisa merasakan kasih sayang daddy yang tulus. Tapi entah kenapa daddy aku, berubah tepat dengan kepergian mommy dan kelahiran Es. Dari situ daddy mulai berubah Jen. Aku takut kamu nantinya bernasib sama kayak aku" Amel usah payah dan dengan suara gemetar menceritakan ketakutannya pada Jenny.

Jenny dapat melihat jelas dari sorotan mata Amel bahwa terdapat banyak kecemasan dan ketakutan tersimpan didalam sana. " Mel, kamu gak perlu takut. Aku bakal selalu ngelindungi kamu dari daddy mu atau siapapun yang akan menyakitimu."

" Makasih Jen" Senyum Amel kembali terlukis diwajah.

" Mel.. Can I call you my girlfriend?"

Amel mengganguk.

Jenny mencium bibir Amel. " Car aku ini sekarang.." Jenny mencubit gemas perempuan yang mulai detik itu adalah pacaranya.

" Jen, kamu janji kan gak bakal ninggalin aku?"

" Kamu tau gak Mel. Kadang yang ngomong gitu yang bakal ninggalin tau"

Amel menggenggam tangan Jenny. " Enggak sayang..Mana mungkin aku ninggalin kamu"

" Mel, soal Es gimana? Perasaan mu?"

" Aku masih sayang sama dia Jen. Tapi aku juga sayang sama kamu Jen. Aku pernah bilangkan Jen, kalau aku nemuin orang yang tulus, aku bakal mencoba buka hati. Dan orang yang itu kamu, Jen"

" Kamu tau dari mana kalau aku tulus?"

" Berarti kamu gak tulus nih?"

Jenny tertawa. " Aku tulus Mel. Tapi kok kamu bisa cepet membuka hati mu, untuk aku Mel? Bukannya hatimu juga masih untuk Es?"

SIXISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang