RUTE 10

901 131 38
                                    

* Hallo para komplotan!! Rute 10 siap dilalui para komplotan. Selamat bergabung bersama komplotan ini!

.

.

.

" Sayang, kamu nangis?" tanya Jenny dari arah belakang.

Amel menghapus kasar air mata. Ia membalikan badan. " Enggak kok sayang. Hmm ini mataku tadi tiba-tiba sakit terus aku kucek kok malah berair" ngelak Amel

" Tadi yang nelpon siapa kok lama? Terus kenapa Sari sama Laura disini?" selidik Jenny

" Yang nelpon daddy" untuk kali ini Amel menjawab jujur. " Gak tau nih Laura sama Sari kepo banget" sambung Amel

" Daddy ngomong apa? Dia gak macem-macem kan?"

Amel memaksakan senyumnya. " Itu tadi apa namanya emm daddy nanya kabar aku disini terus bilang kalau Es belum bisa pulang cepet" jawab Amel berbohong.

" Yess..!! Dahlah sekalian gak usah balik aja lo Es, biar Amel buat gue aja." Gumam Jenny dalam hati.

" Mel, Jen. Entar malem jadi kan?" tanya Sari

" Iya Sar. Nanti gue sama Jenny ke apart Laura aja. Biar kesananya bareng"

" Oke kita tunggu ya. Gue sama Sari cabut dulu" pamit Laura. Mereka meninggalkan rumah Amel.

Amel dan Jenny kembali ke kamar. Amel sibuk menyiapkan keperluannya sementara Jenny sedang rebahan di sofa sambil memainkan hp.

" Sayang, kamu gak nyiapin baju kamu?"

" Entar aja beb aku mager beresin sekarang"

Amel melanjutkan memasukan perlatan make up miliknya kedalam tas ransel yang akan ia bawa nanti. Beberapa menit kemudian Amel telah selesai dengan barang-barang bawaannya. Perempuan berkulit putih itu merebahkan dirinya diatas kasur menghilangkan penat ditubuhnya.

Jenny ikut naik keatas kasur. Ia tidur tengkurap dengan wajah yang ia sangga dengan tangan agar dapat memandang wajah mempesona milik pacarnya.

" Cantik banget pacar aku" gombal Jenny eh yang lebih tepatnya Jenny berkata jujur soal itu.

" Ulululu pacarku juga lucu kok" Amel mencubit gemas pipi Jenny.

" Mel.." panggil Jenny dengan nada serius

" Kenapa sayang"

Jenny menatap dalam mata Amel. " Gak ada yang lagi kamu sembunyiin kan dari aku?"

" Enggak ada sayang." Jawab Amel sekenannya agar Jenny tidak curiga.

" Aku gak tau ya Mel. Tapi firasatku bilang masih ada yang kamu tutupin dari aku. Mungkin aku terlalu takut, karena kamu juga masih hidup dalam banyang-bayang Es yang entah sampai kapan akan hilang. Tapi aku mohon Mel, tolong jujur sama aku."

Amel memandang wajah kekasihnya. Ia mencium sekilas bibir Jenny.

" Maafin aku sayang kalau kamu masih ngerasa gak nyaman. Tapi percayalah sayang gak ada yang aku tutupin sama kamu soal aku dan Es. Kamu gak perlu takut ya, kamu akan selalu menjadi orang special dihidupku." Ujar Amel lembut.

Kelebihan Amel selain mampu menaklukan orang dengan tatapannya, ia juga pandai meluluhkan hati orang dengan ucapannya walaupun apa yang ia ucapkan 100% berbohong.

Jenny tersenyum hatinya sedikit tenang mendengar ucapan Amel.

" Sayang, kita tidur siang yuk. Aku ngantuk nih" Amel kembali pintar dan cepat merubah topic pembicaraan.

" Ya udah aku juga masih agak capek nih"

Jenny membenarkan posisi tidurnya. Jenny membawa Amel dalam pelukannya untuk mereka tidur siang. Selang beberapa menit Amel sudah dapat merasakan nafas teratut Jenny yang berarti Jenny sudah tertidur. Dan sekali lagi ia berhasil.

SIXISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang