RUTE 12

849 119 52
                                    

* Hallo para komplotan!! Rute 12 siap dilalui para komplotan. Selamat bergabung bersama komplotan ini!

.

.

.

" BODOH! SAYA TIDAK MEMBAYAR ANDA UNTUK GAGAL!" Bentak seseroang dari ujung telpon.

" Maaf.. Maaf Non.."

" Pergi dari sana segera, dan jangan meninggalkan jejak sedikitpun! Bakar motor itu!" pinta seseorang di ujung telpon. Lalu ia mematikan sambungan telpon sepihak.

Orang yang sedari tadi memperhatikan Amel, Jenny, Laura dan Sari berdecak kesal. Karena seharusnya rencana kali ini berjalan dengan lancar, karena kegagalan ini dia bisa kapan saja dibunuh oleh bosnya.

Jenny datang dari arah dapur dengan membawa segelas air putih.

" Sayang, minum dulu. Biar agak tenangan" Jenny memberi segelas air putih kepada Amel. Jenny duduk disebelah Amel.

Amel menenggak air putih itu.

" Mel, ini gak mungkin si kalau gak sengaja. Dia ngebut dan bener-bener ngarah ke elo" ujar Sari

" Dan dia bukan warga desa ini. Pasti dia ada yang nyuruh" sambung Laura

" Iya terus dalangnya siapa?" Sari mengerutkan alis, berusaha memecahkan pertanyaannya sendiri.

Jenny heran. " Dalang? Emang ada apa ini? Mel kamu sering ngalamin kaya gini?"

" Sering. Tapi dulu Es selalu jaga Amel" sahut Sari kesal.

" Es..?" Dahi Jenny berkerut.

" Sayang.." panggil Amel

Jenny menoleh Amel. " Maafin aku yang gak bisa jaga kamu kayak Es jaga kamu"

" Ssstt. Kamu ngomong apa sih. Kamu jagain aku kok. Udah ya lagian aku udah gak papa sekarang" ucap Amel lembut berusaha menenangkan Jenny.

" Mel, tapi ini gak bisa di diemin. Kita harus usut tuntas" ujar Laura.

" Gak usah Lau. Capek gue ngurus hal gak penting."

Braakk..

Laura berdiri, memukul meja. " GAK PENTING??! NYAWA LO MEL DALAM BAHAYA!!" kesekian kalinya Laura emosi dengan semua ini.

" Lau, Calm!" Sari menarik tangan Laura untuk duduk kembali.

" Sayang, yang dibilang Laura bener. Kita harus usut ini" Jenny ikut nimbrung dalam pembicaraan.

Amel menghelas nafas. Dipikiran Amel sudah terpampang nyata satu nama. Ya Amel yakin semua dalang ini adalah nama itu.

* Cia..yang emosi karena Amel gak jujur..

" Ya udah nanti aku suruh orang buat usut" jawab Amel sekenannya agar masalah ini cepat selesai.

" Jen, gue minta sama lo. Tolong jaga Amel!" ujar Sari

Jenny mengganguk mantap. " Pasti Sar.. Gue bakal jaga Amel"

Selesai makan siang, Amel, Jenny, Laura dan Sari meninggalkan villa.

Utrecht, Belanda

Seorang laki-laki paruh baya sedang duduk di meja kerja, miliknya. Sebuah laptop terbuka didepan nya, memperlihatkan hasil rekaman cctv. Ia mengamati dengan seksama video itu.

Sorotan mata yang begitu tajam memperhatikan seseorang yang duduk didepannya.

Laki-laki itu menghisap cerutu. " Saya tidak ada masalah dengan mereka. Tapi jika mereka menganggu rencana saya sudah dapat saya pastikan mereka tidak lagi dapat melihat dunia esok" ujarnya begitu santai.

SIXISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang