RUTE 16

892 121 35
                                    

* Hallo para komplotan!! Rute 16 siap dilalui para komplotan. Selamat bergabung bersama komplotan ini!

* Komplotan Sixis mulai beraksi!

.

.

.

" Biar aku yang susul Es" ucap Amel seraya berlari menyusul Es

Es berdiri di balkon kamar sambil menyalakan rokok.

" Es kita harus ngomong" Amel datang dari belakang.

Es tidak menanggapi Amel.

" Es look at me!" ucap tegas Amel yang sudah berdiri disamping Es

" Apa? Apa lagi Mel?" Es menghadap Amel

" Stop semua kekacauan ini!"

Es tertawa mengejek. " Aku? Kamu yang buat kekacauan ini Mel!"

" Fuck off.. Cukup Es!" bentak Amel

" Jawab pertanyaanku! Kamu cinta beneran kan sama Jenny?"

Amel hanya terdiam. Jujur hatinya sudah memilih Jenny sepenuhnya.

" I knew it! Bullshit kalau kamu bilang engga!"

" Es stop! Aku gak mau memperpanjang ini"

" Nani..Mama" panggil Aken dari pintu masuk kamar

Es mematikan rokoknya.

" Nani, jangan marah sama mama" ucap Aken begitu polos

Es berjongkok didepan Aken. " Nani gak marahin mama"

" Jangan bikin mama sad"

Es menggeleng. " No, nani gak buat mama sedih"

" Kalian kalah sama Aken yang bisa bersikap dewasa!" ujar Sam sambil mendekat kearah Aken

" Kalian sama-sama dewasa, bisa berfikir jernih tanpa emosi. Gunain akal sehat kalian. Apa yang masing-masing dari kalian anggap benar belum tentu terbaik. Dan semua ini muncul karena ulah kalian!" sambung Sam dengan tegas

" Mami.. " Aken mengarahkan kedua tangan.

Sam menggendong Aken.

" Aken, mami mau nanya boleh?"

" Boleh"

" Aken lebih sayang nani or mama?" Pertanyaan Sam itu membuat Amel dan Es menatapnya.

" Aken sayang nani and mama." Ucapan seorang anak kecil yang jujur.

Sam menatap Amel dan Es bergantian. " Kalian manusia bukan superhero yang bisa sok jagoan ngelindungi orang lain, dan nyelesain masalah sendiri! Kebohongan akan selalu menimbulkan kobongan yang lain!" Sekali lagi Sam berkata dengan tegas kepada dua orang didepannya itu.

Dengan masih menggendong Aken, Sam berjalan keluar kamar.

Amel dan Es hanya diam setelah menerima tamparan cukup keras dari kata-kata Sam. Dua orang pembohong itu tidak berkutik dengan omongan Sam. Mereka sama-sama tidak berani menatap satu sama lain.

Amel duduk di pinggir kasur dikamar Es. Ucapan Sam terus berputar diotaknya. Kata kebohongan dan pembohong terus menghantui pikirannya.

" Apa yang kamu tutupin dari aku?" tanya Amel pada Es

" Gak ada!" jawab Es singkat

" Pembohong!"

Es menatap tajam Amel. " Kamu yang pembohong, Mel!"

" Gak usah memutar balikan fakta"

" Faktanya memang begitu. Kamu pembohong sekaligus penjahat!"

Amel tersenyum smirk. " Kita sama-sama penjahat Es. Kamu harus ingat itu!"

SIXISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang