Rute 18

726 124 17
                                    

* Hallo para komplotan!! Rute 18 siap dilalui para komplotan. Selamat bergabung bersama komplotan ini!

* Up lagi nih

.

.

.

Dua ambulans itu telah berhenti disalah satu rumah sakit besar di Jogja. Jenny dan Es segera dibawa masuk IGD untuk mendapatkan penanganan.

" Biar pasien kami tangani terlebih dahulu. Kalian tunggu sini"

Amel dan Sam terpaksa menunggu diluar.

Pikiran dan wajah mereka sangat kacau. Haruskan hari ini mereka sama-sama kehilangan orang yang sangat mereka cintai? Ataukah salah satu dari mereka masih bisa diselamatkan? Lalu siapa dia?

" Mel, Sam.." Teriak Laura.

Sari dan Laura mendekat dan duduk disebelah Sam dan Amel

Amel menundukan kepala. Tangisannya kembali pecah. " Jenny.Jenny Lau.."

" Kita doa ya semoga yang terbaik" Laua memeluk Amel.

Sementara Sam hanya diam karena tidak sanggup lagi Sam berkata-kata. Pikiran buruknya terus berada dalam pikiran Sam. Kemungkinan besar Sam kehilangan Es sangat besar dilihat dari luka yang diderita. Tapi jika boleh Sam ingin memilik kemungkinan sangat kecil yang ada.

Setelah lumayan lama menunggu dokter keluar.

" Keluarga korban?"

Mereka berdiri.

" Gimana dok?" tanya Sam

" Mereka sangat banyak mengeluarkan darah apalagi saudari Desiree. Kita butuh 3 kantong darah dengan golongan B untuk mereka berdua. Tapi sayangnya untuk sekarang stok dirumah sakit ini kosong"

" Ambil darah saya saja dok" kata Amel. " Darah saya juga B"

" Oke kalau begitu silahkan saudari ikut saya. Kita akan cek lebih dahulu"

Dokter dan Amel segera masuk keruangan untuk pengecekan.

" Darah Jenny juga B?" tanya Sari pada dirinya sendiri

" Jodohlah" sahut Laura

Sam terduduk lemas.

" Es pasti bertahan" Sari duduk samping Sam

" Gue juga berharap gitu"

" Amel lagi donorin darahnya untuk mereka" Laura ikut duduk samping Sam

" Gue harap itu bisa terjadi sekarang"

" Pasti.. Amel kan lagi dicek didalem" ucap Sari

Beberapa saat kemudian Amel kembali dengan air mata yang sudah membahasi wajah.

" Kenapa Mel?" Sari mendekat.

Sari membawa Amel untuk duduk.

" Gue gak bisa donor" kata Amel disela-sela tangisan

" Kenapa? Kecapean? Tekanan darah lo tinggi?" tanya Laura

Wajah pasrah Sam terlihat jelas.

" Golongan darah gue A" ucap Amel.

" Kok bisa?" sahut Laura

Kondisi semakin rumit.

Dokter mendatangi mereka. " Bagaimana apa sudah ada yang bisa mendonorkan darah? Kami memerlukannya segera"

" Bentar dok, kami masih cari" jawab Sari

" Biar saya saja yang donor" ucap seorang laki-laki.

" Daddy.."

SIXISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang