Episode 26

206 15 0
                                    

Episode 26


Berdiri sambil menyenderkan tubuh pada mobil, kaki disilang antara yang satu dengan yang lain serta tangan bersedkap dada. Siapa yang akan menyangka kalau Zein Ekky Maulana itu adalah orang yang alaihim, tenang dan sedikitpu tidak mengalami kepanikan seakan telah terbiasa menghadapi situasi macam ini.

“Kemukakanlah suatu alasan yang membuat kalian dibenarkan menghadang perjalanan ku seperti ini,” pintanya sambil menoleh pada para preman tersebut.

“Syehan Tanvir Mizan, kami tidak perlu alasan untuk membunuhmu!” jawab pimpinan preman tersebut. Sepertina telah terjadi kesalah pahaman, jelas-jelas dirinya bukan Tanvir melainkan Zein. Sekalipun mereka terlahir dihari dan waktu yang sama hanya beda beberapa menit, tapi wajah merekka juga bukan kembar identik. Tentu saja ada perbedaan, tapi entah kenapa orang selalu salah dalam mengenali.

Faeyza terkejut karena ternyata para preman itu mmencari Tanvir dan salah mengenali orang, ia ingin keluar tapi pintunya dikunci.”Pak, kenapa pintunya dikunci?” tanyanya heran.

“Maaf, nona. Mas Zein ingin nona baik-baik saja, tapi sepertinya yang mereka cari adalah Tuan Muda Tanvir,” jawab Shadiq menjelaskan. Gadis itu mengangguk, memang seharusnya Tanvir lah yang ada di sini bukan Zein. Apa lagi dalam kondisi pujaan hatinya itu dalam keadaan tidak baik, sekali lagi dia merasa jengkel dengan teman sekelasnya tersebut.

“Tidak ada alasan, tapi sudah berani menghentikan perjalanan seseorang. Apakah kalian tidak khawatir kalau akan dianggap zalim, bukan aku ini ingin buruk sangka. Tapi ... sepertinya kalian adalah orang yang terkena penyakit cacat otak, mana bisa aku melawan orang yang mengalami gangguan jiwa,” kata Zein tenang, bibirnya bahkan menyunggingkan sebuah senyum.

Faeyza menahan diri untuk tidak tertawa, tidak menyangka kalau owner ZEM itu mampu menghina orang sekalipun secara halus dan sindiran.

Zein menegakkan tubuhnya, ia berjalan santai menghampiri para preman tersebut. Di matanya gaya sombong dan petentang pententeng mereka sangat lucu, karena sesungguhnya manusia sangatlah tidak pantas bersikap seperti itu.

“Heh! Apa itu penyakit cacat otak? Siapa yang terkena gangguan jiwa?! Kamu pikir kita semua ini gila?! Dasar, mau mati saja belagu,” maki pimpinan preman.

Zein terkekeh geli, baru kali ini bertemu kelompok preman yang penasaran dengan penyakit.”Perhatikan diri kalian msing-masing, perhatikan juga keadaan sekitar, juga coba nanti perhatikan pasien rumah sakit jiwa.”

Para preman itu semakin tidak mengerti, mereka mengerutkan kening sambil saling bertanya.”Untuk apa kami melakukan semua ini?!” bingung dan penasaran.

“Untuk menyamakan dengan kondisi kejiawaan kalian saat ini, khekhkehe ...” Zein kembali terkekeh. Set, nama pimpinan preman itu geram karena merasa dipermainkan oleh seorang pria rupawan yang kini berada di depannya tersebut. Bukan hanya sekali mereka berkelahi dengan Tanvir, kali ini pria di depan mereka itu seperti ada yang berbeda.

“Banyak omong! Hajar dia!” Set memerintahkan anak buahnya untuk maju dan menyerang.

Zein mengambil sikap waspada, iris safirnya memperhatikan satu-persatu anak buah Set tersebut. Di tangan mereka terdapat berbagai macam senjata, ada yang membawa pisau belati, tongkat pemukul maling serta besi sedang dirinya hanya tangan kosong.

Pria itu memejamkan matanya sejenak, konsentrasi membaca ayat kursi dab memohon perlindungan dari Allah.”Majulah,” katanya setelah kembali membuka matanya.

Hyaa ...

Para preman tersebut meyerbu bersamaan, seorang pria bertato bernama Ku mengangkat tongkat di tangannya hendak memukul Zein, tapi pria safir itu menghindar ke samping hingga pukulan Ku mengenai temannya sendiri.

Calon Imamku ( Syehan Tanvir Mizan) TAMATWhere stories live. Discover now