Episode 59

105 9 2
                                    


Duduk bersama anak-anak remaja terkadang membuat seorang menjadi tua sendiri, seperti halnya dengan Zein. Demi menemani sang istri tercinta, dia harus rela untuk bergabung dengan anak baru lulus SMA dan kuliah semester 1.

Iris safir memperhatikan setiap tingkah yang dilakukan oleh gadis itu, mulai dari mengambil es, memberikan bakso pada teman sekelasnya bahkan tersenyum dan tertawa bersama.

Nyeri dan sesak kembali terasa meski begitu dia tidak ingin mengganggu acara mereka, ia memutuskan untuk tetap duduk dan menemani sang istri.

"Yayang, kamu sudah dapat baksonya?" Faeyza memperhatikan sahabatnya itu, sejak tadi sibuk terus dengan laptop di tangannya. Dia adalah seorang Manajer sekaligus editor di Maula publisher, perusahaan milik Mizuruky Ivan.

"Sudah, sudah kok, Za. Maaf ya, aku tidak fokus. Aku harus kerja," jawab Yayang menyesal.

"Ah, tidak apa-apa kok Yang. Kamu sangat hebat, kuliah semester satu tapi sudah menjadi Editor. Sementara aku, aku jadi OG saja sudah membuat marah," balas Faeyza merasa sedih karena tidak bisa melakukan pekerjaan apapun dengan baik.

Yayang menutup laptopnya, dia mengambil mangkuk bakso tapi memandang teman sekelasnya tersebut."Tidak kok, Za. Aku hanya kebetulan saja, karena Ayahku adalah salah satu direktur di perusahaan Maulana Publisher."

"Tapi tetap saja, oh ya. Bagaimana kalau aku juga ingin bergabung dalam Maula publisher? Susah apa tidak?" Kata Faeyza lagi, dia bahkan mendudukkan diri di samping pria 25 tahun tersebut. 

"Apa? Ingin ke Maula publisher? Faeyza, bukankah lebih baik kamu pergi ke ZEM saja? Itu adalah perusahaan berlian, lagi pula bukankah kau sudah menikah? Untuk apa

    "Iya, Yang. Memang benar, aku sudah menikah tapi aku ingin kerja di perusahaan orang lain. Owner ZEM itu sangat tegas, awalnya ku pikir dia itu lembut. Tapi coba kau bayangkan, dia bisa menegur seorang CEO bahkan seenak hati menyuruhnya keluar kalau terus berisik." Faeyza melirik sang Suami, pria itu terlihat tenang memperhatikan kegiatan para teman-temannya.

    Yayang tersenyum aneh, seingatnya Owner ZEM itu adalah orang yang ramah, dia sendiri bahkan pernah bertemu hanya saja waktu itu pria tersebut menggunakan kacamata hati hitam jadi tidak terlalu terlihat.

    "Kamu serius? Aku pernah bertemu dengan Ownernya itu, dia sangat ramah bahkan tidak pernah berbicara kasar."

    "Sudalah, aku yakin kamu salah orang," kata Faeyza setelah kembali fokus pada temannya tersebut.

    Rico menoleh pada Zein, pria itu terlihat tenang padahal dia yakin kalau Owner ZEM itu mendengarnya tapi membiarkan saja Istrinya membicarakan keburukan orang."Za, kamu jahat banget si membicarakan keburukan orang," tegurnya.

    Zein mengalihkan perhatiannya pada sang Istri, sepertinya sudah ada orang yang mewakili dirinya menegur sang Istri tersebut. Pria itu duduk di depan Faeyza dan Yayang.

    "Rico, maksudnya bagaimana?" tanya Yayang tidak mengerti.

    "Kamu jangan percaya ucapan modusnya dia, Faeyza itu sangat suka bergosip. Ntar mulutmu dibakar di neraka lo Za, lagi pula ya, bukankah Owner ZEM itu suamimu," kata Rico memandang sahabatnya itu kesal, bisa-bisanya membicarakan keburukan Suami sendiri, Istri macam apa ini.

    "Rico, aku mana berani membicarakan Suamiku," katanya sambil melirik sang Suami, kalau sampai pria itu dengar bisa terkena ceramah.

    "Jangan keras-keras kenapa si?!" omelnya berbisik.

    "Hei, Faeyza. Kamu pikir Suamimu itu budek?! dia dari tadi mendengar semua ucapanmu, hanya saja dia terlalu malu untuk menegurmu di depan umum. Kamu harus ingat, kehormatan seorang Suami itu ada pada Istrinya, begitu juga sebaliknya. Kamu malah membicarakan orang seenak jidat, dosa lo." Setelah mengatakan kalimat tersebut, pria itu bangkit sambil bersungut-sungut. Pergi ke penjual bakso lalu memesan satu mangkok juga es.

Calon Imamku ( Syehan Tanvir Mizan) TAMATWhere stories live. Discover now