Teh Lala, We Are Sorry 3

759 139 25
                                    

Haii..Hello...

Masih lanjutan dari part Teh Lala, We Are Sorry...

Tinggal 2/3 part lagi, bakal tamat...

Jangan bosen-bosen ya, hehe...

Terimakasih atas antisipasi kalian yang menunggu kelanjutan cerita ini🙏🏻

.
.
.
.

Hening yang sekarang lagi dirasakan oleh ke tujuh pemuda akibat pertengkarang yang terjadi, membuat mereka enggan mengeluarkan sepatah kata pun untuk memulai pembicaraan.

"Gw udah selesai makan, gw duluan ke kamar." Ucap jemin yang berdiri dan diikuti oleh yang lain

Jisung yang melihat ke enam saudaranya hendak meninggalkan meja makan. Ia segera berucap...

"Apa selama ini kalian punya bukti? Apa selama 6 bulan ini, kita harus benci teh lala padahal kebenarannya belum terungkap? Bodoh lu semua bang, dan gw lebih bodoh karena gw salah satu dari kalian yang ngebenci teh lala." Ucap jisung tiba-tiba menghentikan langkah para pemuda yang lain

Bugh... bugh...

"Jaga ucapan lu jisung, lu sadar apa yang barusan lu omongin kan?" Ucap rejun menarik kerah baju jisung

"Gw sadar 100% bang, gw nyesel udah berlaku jahat ke sosok malaikat kaya teh lala." Ucap jisung membuat rejun kembali memukul wajahnya

"Renjun, stop! Jisung adek lo goblok." Ucap hecan menarik rejun untuk menjauh dari jisung

"Apa yang harus dibuktikan lagi, hah! Udah jelas-jelas dia perempuan yang udah bunuh ayah dan bunda demi harta, bahkan kalau kita ga dateng, paman satu-satunya keluarga kita mau dibunuh juga sama cewe sial itu!" Ucap jemin penuh kilatan akan kemarahan mengingat kejadian 6 bulan lalu

Bugh...

"Jangan sebut teh lala, cewe sial. Apa abang punya bukti hah?" Tanya jisung membuat jeno diam terpaku

"Udah jelas kan buktinya? Kalau teh lala pembunuh? Bahkan kalau kita terlambat, mungkin paman juga ikut di bunuh. Paman sendiri yang berusaha ngehalang dia buat bunuh ayah sama bunda. Jadi menurut gw itu udah cukup bukti, jisung!" Ucap jeno menatap tajam jisung

"Bahkan kita ga tau kejadian sebenarnya bang! Kita cuman tau kejadiannya dari paman, kita bahkan ga kasih kesempatan teh lala buat ngomong..."

"Si cewe itu mau nguasain harta ayah, makanya dia gelap mata sampai tega ngebunuh ayah sama bunda. Kalau bukan bantuan paman, mungkin tuh cewe udah dipenjara." Potong mark dingin

"Argh! Sial!" Umpat jisung menatap ke enam abangnya lirih

"Gw... gw... Dua hari yang lalu, gw mimpi ketemu bunda asal lo tau semua. Dimimpi itu bunda ngomong sama gw, dan kalian tau bunda ngomong apa? Bunda bilang, kalau itu semua bukan kesalahan teh lala. Dan yang paling gw takutin, saat bunda ngomong ingin membawa teh lala pergi. Hikss, gw nyesel udah percaya sama omongan kalian, gw nyesel tanpa cari tau kejadian sebenarnya." Ucap lirih jisung menunduk

Deg...

"Dan semalam gw didatengin sama ayah, hikss... yang buat gw sadar dan sangat amat menyesal, karena ayah juga bilang hal yang sama kaya bunda, kalau bukan teh lala dalang semuanya dan ayah juga mengatakan ingin membawa teh lala pergi, karena kita udah menyia-nyiakan teh lala." Tambah jisung yang kembali membuat mereka terdiam membisu

Sekarang yang ada dipikiran mereka, apa maksud mimpi jisung? Apakah mimpi itu benar atau hanya bunga tidur saja? Mereka terdiam cukup lama, sampai mereka tersadar akan suara ketukan pintu yang sedikit brutal

Tok... tok...

"Lala! Buka pintunya! Jangan buat kita khawatir la!" Ucap seorang pemuda yang terus menerus mengetuk pintu

Cklek...

"Bang jefrry sama bang winey, ada apa bang?" Tanya jisung menatap wajah keduanya yang mengeras menahan amarah dan kekhawatiran secara bersamaan

"Minggir, lala mana?" Tanya jeffry mendorong bahu jisung

"Teh lala ada dikamar, kenapa cari teh lala?" Tanya jisung yang mendapat tatapan tajam oleh jefrry

"Winey, lu cek lala dikamarnya. Biar gw yang ngomong sama para bocah bedebah ini." Ucap jefrry diangguki oleh winey

"Maksud lu apa bang?" Tanya mark menatap tak suka dengan kalimat jeffry

"Kalau bukan karena lala yang minta, gw ga akan sembunyiin ini semua ke kalian." Ucap jeffry penuh dengan amarah

"Cih, cewe itu minta apa emangnya sama lu bang?" Tanya chenle membuat jeffry mengepalkan tangannya

"Asal kalian tau, lala ga bersalah dan lala..."

"Tau apa lu bang? Tuh cewe pasti udah ngomong yang engga-enga sama lu bang." Potong rejun menatap remeh jeffry

"Bangsat, jangan potong ucapan gw. Paman lu yang selama ini kalian lindungi, adalah pelaku sebenarnya..."

Bugh...

"Jangan asal bicara, punya bukti apa lu hah?" Tanya jeno marah

"Cih! Gw ga asal ngomong. Gw punya bukti yang jelas, ga kaya kalian manusia bodoh yang mudah terpengaruh. Paman lu itu manusia paling biadab yang pernah ada di kehidupan lala dan manusia serakah yang bahkan udah hampir ngebunuh bokap gw, karena perusahan bokap gw batalin kerjasama sama perusahaan paman lu." Ucap jeffry membuat ketujuh pemuda disana terdiam dan terkejut tentunya

"Diam sekarangkan lu pada? Gw udah cukup sabar buat ga bongkar ini semua, dan hari ini gw akan bongkar semua kebenarannya. Karena paman kebanggaan lu semua, udah mendekam dipenjara karena ulahnya sendiri." Ucap jeffry mengeluarkan sebuah flashdisk di saku jaketnya

"Bukti semua ada disini, dari percakapan, ancaman, dan semuanya ada disini. Jadi..."

"Jefrry! Lala jeff, siapin mobil sekarang!" Ucap winey teriak menuruni anak tangga sambil membawa tubuh mungil lala yang terkulai lemas dengan darah yang keluar dari mulutnya

Deg....

"Lala..." Lirih jeffry menatap keadaan lala yang tak sadarkan diri

"Jeffry, bego cepet sialan! Kita ga punya banyak waktu." Ucap winey yang mendahului jeffry yang terpaku melihat keadaan lala

Grep...

"Ba-ang, teh lala kenapa?" Tanya jisung menahan tangan jeffry

"Peduli apa kalian semua hah!" Ucap jeffry menghentakan tangan jisung

"Gw mau ikut kalian, bang.."

Tin..tin..

"Ga perlu, lala ga sudi kalian ada. Urusin aja tuh paman lu dan sekarang lu perlu liat kebusukan paman lu semua. Gw harap kalian ga gangguin lala lagi setelah ini." Ucap jeffry setelah membuat jisung tersungkur, melempar flashdisk yang mendarat dikaki jisung dan berlalu begitu saja meninggalkan ketujuh pemuda yang masih diam membeku

"BANG! LU GA BISA GITU, TEH LALA KAKAK GW!" Ucap jisung teriak penuh amarah yang tak sama sekali mendapat balasan dari jeffry yang sudah menghilang dari balik pintu

.
.
.

Gimana???

Lanjut lagi???

Ada pesan/kesan yang ingin disampaikan???

Bersambung~

Lalisa Manoban (One/two/more shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang