Selamat membaca...
.
..
..."Mas!" Panggil aca untuk yang kesekian kalinya
"E-eh sayang, bikin kaget aja. Kenapa hm?" Ucap theo terkejut dari lamunannya
"Kamu udah aku panggilin dari tadi loh mas, taunya lagi ngelamun disini." Ucap aca ikut duduk disamping theo yang tersenyum tak enak
"Maaf ya sayang mas lagi banyak pikiran." Ucap theo ragu
"Kenapa lagi mas? Masalah kantor?" Tanya aca yang membuat theo mengangguk ragu
"Uhm bagaimana mana ya mas ceritanya..."
"Gapapa mas cerita aja, aku bakal dengerin kamu kok." Potong aca tersenyum menatap theo yang terdiam
"Sebelumnya mas mau minta maaf sama kamu aca, kalau mas bakal tunda jalan-jalan kita lagi." Ucap theo tak berani menatap manik bulat aca
"Lagi mas? Kali ini kenapa lagi?" Tanya aca terdengar akan keputus asaan
"Maaf sayang, kantor cabang mas yang ada di jogja tiba-tiba ada masalah. Jadi mas harus turun tangan buat nyelesain masalah ini." Jawab theo khawatir
"Iya udah mas gapapa, aku bakal nunggu sampai kamu bisa ajak aku jalan-jalan lagi." Ucap aca setelah menghela nafas menetralkan rasa sesaknya
"Aca kenapa?"
"Ka-amu serius sayang?" Tanya theo yang terheran akan jawaban aca
"Serius mas, kenapa emangnya?" Tanya aca tersenyum menahan lelehan air mata yang kapan aja bisa turun
"Eh, e-engga biasanya kamu bakal marah sama aku." Jawab theo menantikan hal itu
"Aku mau kamu bantah aku buat pergi ca."
"Kapan aku marah sama kamu mas? Kalau boleh jujur aku cuman kecewa aja, tapi aku sadar kalau kamu kaya gini juga demi kita. Jadi ga seharusnya aku kecewa apalagi sampai marah sama kamu, maaf kalau selama ini aku udah kekanakan." Jawaban aca membuat theo tidak merasa puas yang ada malah gelisah
"Terimakasih ya sayang, udah mau ngertiin mas." Ucap theo berat hati
"Iya mas sama-sama." Balas aca lagi-lagi menunjukkan senyum manisnya
"Mas janji sama kamu kalau urusan mas udah beres mas bakal langsung pulang dan kita bisa jalan-jalan." Ucap theo meyakinkan aca dengan sesekali memohon jawaban yang membuat hati theo tenang
"Ayo ca tagih janji aku, biar aku tenang perginya nanti."
"Aku tunggu, tapi kalau kamu ga bisa gapapa mas. Asal kamu selamat dan tetap sehat aja aku udah bahagia mas." Ucap aca membuat theo lagi-lagi ga puas, biasanya aca akan antusias jika sudah dijanjikan seperti ini
"Tapi mas janji loh." Ucap theo meyakinkan aca kembali
"Iya aku percaya mas." Jawab aca singkat
"Mas seriusan..."
"Kapan kamu berangkatnya mas?" Tanya aca untuk mengalihkan pembicaraan ini
"Kemungkinan besok pagi mas udah jalan." Jawab theo menunjukkan ekspresi gundahnya
"Iya udah kalau gitu biar aku yang siapin pakaian kamu, mas bisa siapin yang lain biar ga ada yang ketinggalan." Jawab aca setelahnya beranjak masuk kekamar tidur mereka
"Maaf." Ucap theo dalam hati menatap langkah aca yang sudah hilang di balik pintu besar itu
Hiks...
"Ternyata selama ini aku ga lebih penting dari dia ya mas, kayanya sampai selamanya pun aku ga bisa jadi yang utama buat kamu." Monolog aca dibalik pintu meremat dadanya yang terus memberi respon yang sama walau ia sering merasakan ini
![](https://img.wattpad.com/cover/290877442-288-k140508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa Manoban (One/two/more shoot)
AcakOneshoot/twoshoot/bisa lebih tentang lisa × boys. Berisi ke- haluan dari author untuk para readers.. Lalisa × boys . . . Langsung aja mampir!! Baca, Vote, Komen, Bye, dari author👋