"Selamat pagi mark, yang lain mana?" Sapa seorang gadis yang sedang menata makanan di meja makan
"Sarapan pagi ini, teh lala masak makanan kesukaan kalian, kita makan bareng ya." Ucap lala lagi sambilbmenampilkan senyum manisnya
"Hari ini kamu ada kelas mark?"
"Mau teteh..."
"Teh! Berisik..." Marah mark menatap tajam lala
"Maaf mark, teteh cuman..."
"Bisa diam ga!" Bentak mark menatap sengit lala
"Kenapa sih bang? Pagi-pagi udah teriak-teriak aja." Ucap seseorang pemuda menuruni anak tangga disusul dengan yang lain
"Tanya aja sama nih perempuan!" Ucap mark menatap sinis lala
"Teh lala minta maaf ya mark, teteh ga akan ulangi itu lagi." Ucap lala berusaha menahan tangisannya
"Ayo rejun, jeno, jemin, hecan, chenle, dan jisung kita sarapan bersama. Teteh udah masakin makanan kesukaan kalian." Ucap lala kembali menampilkan senyum tulusnya
"Cih! Ga sudi gw makan sama lo teh, mending gw ga makan." Ucap renjun dengan sinisnya
"Mending teh lala makannya habis kita." Tambah jeno yang sudah duduk di meja makan
"Iya udah, teteh makannya habis kalian aja ya. Teteh mau siap-siap dulu, makan yang banyak ya." Ucap lala tidak mendapat respon sama sekali dari ke 7 pemuda yang sibuk
"Ck, sana teh kami mau makan." Usir jaemin yang risih akan keberadaan lala
"Iya jemin, teteh keatas dulu ya." Ucap lala yang kembali tak mendapat respon
"Bang..." Panggil si bungsu takut-takut
"Kenapa sung?" Tanya chenle lembut dan mendapatkan perhatian dari yang lainnya
"Kenapa kita harus bersikap seperti ini ke teh lala?..." Tanya jisung membuat ke enam pemuda yang lain menatap dingin jisung
"Jisung, apa perlu kita bahas dia lagi? Setelah semua terjadi?" Potong jeno menahan amarahnya
"Tapi bang.."
"Cukup jisung, jangan buat mood kita berantakan karena dia. Udah sekarang makan, nanti telat kesekolahnya." Potong mark dingin mengakhir pembicaraan mereka
Disisi lain...
"Hikss..." Tangis lala pecah setelah berusaha menahan rasa sakit
"Kenapa rasanya masih sama? Tetap terasa sakit, walau sudah berlalu selama 6 bulan." Ucap lirih lala memegang dadanya
"Kenapa mereka sebenci itu sama aku? Tanpa tau kebenarannya, sakit banget rasanya..." Ucap lala kembali, yang sialnya air matanya tidak mau berhenti
"Akh!" Rintih lala memegang dadanya yang berdenyut nyeri
"Please, jangan sekarang.." Ucap lala lirih semakin mencengkram kuat dadanya
"Lala, kamu harus kuat sampai mereka menyanyangi sosok teh lala yang dulu." Ucap lala mengatur nafasnya
"Aku mohon ya Tuhan, kuatkan aku sampai aku kembali mendapat kepercayaan mereka dan mereka tidak membenci aku lagi." Ucap lala menghapus air matanya dan segera bersiap untuk berangkat kuliah
.
"Pagi lala..." Sapa seorang pemuda yang merangkul lala
"Pagi juga jeffry" Sapa balik lala
"Loh la? Kenapa wajah kamu pucet? Kamu sakit?" Tanya pemuda yang lain secara beruntut
"Benarkah? Mungkin karena aku tadi ga sarapan winey, jadi kayanya maag ku kambuh, hehe.." Ucap lala sepenuhnya tidak berbohong

KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa Manoban (One/two/more shoot)
De TodoOneshoot/twoshoot/bisa lebih tentang lisa × boys. Berisi ke- haluan dari author untuk para readers.. Lalisa × boys . . . Langsung aja mampir!! Baca, Vote, Komen, Bye, dari author👋