Our Autistic Sister 2

721 125 31
                                    

Haii..Hello...

Masih lanjutan dari part Our Autistic Sister...

Jangan menghujat author🙏🏻

Selamat membaca...

Jangan bosen-bosen ya, hehe...

.
.
.
.

"Aww, cakit kak." Ucap lili mengaduh kesakitan, karena rambutnya sedang dijambak oleh salah satu kakaknya

"Jangan lu pikir gw baik sama lu, karena gw udah mau nerima lu jadi adik gw. Ga akan pernah dan gw ga akan sudi untuk ngakuin lu jadi adek gw. Papa sama mama ga ada, jadi jangan bertingkah dengan hal yang buat gw ga suka. Denger ga anak autis?" Ucap sang kakak menarik rambut lili agar menatapnya balik

"Ampun kak yun, cakit kepala lili." Ucap lili lirih menatap bekyun yang sama sekali tak menunjukkan rasa iba sedikitpun

"Jawab gw sialan! Ngerti ga?" Ucap bekyun menatap benci lili

"Bang! Lu apa-apain sih? Jangan sakitin kak ili, lu ga inget pesen mama sama papa sebelum berangkat ke L.A tadi hah? Jangan buat kak ili kesakitan apalagi sampai buat kak ili kecapean." Ucap lucas menarik kasar tangan abangnya

"Lulu... cakit, kepala lili cakit..." Ucap lili menatap lucas yang langsung memeluknya

"Shut... udah ya kak ili jangan nangis lagi, ada lulu disini. Maaf lulu ga tau kalau kak ili di perlakuin kaya gini sama bang bekyun." Ucap lucas lirih mengelus kepala lili

"Jangan ikut campur lucas, gw cuman kasih anak autis ini pengertian biar dia ngerti." Ucap bekyun yang menatap tajam lucas yang memeluk lili

"Bang, gw fikir selama ini lu udah berubah, udah bisa nerima kak ili. Tapi ternyata gw salah, gw bakal aduin ini ke mama sama papa..."

"Silakan aduin, kalau lu mau liat gw semakin nyiksa dia." Potong bekyun menatap remeh lucas yang terdiam

"Bawa anak autis ini dari hadapan gw, udah muak gw liat dia lama-lama." Ucap bekyun hendak meninggalkan mereka berdua, terhenti karena suara lucas berbicara...

"Ba-ang kenapa? Kenapa lu sebenci itu sama kak ili?" Tanya lucas lirih menahan tangisannya

"Gw benci dia karena dia terlahir dalam keluarga ini sebagai anak autis." Ucap bekyun tanpa membalikan badan

"Tapi kak ili juga ga ingin terlahir seperti ini bang... Kita ga bisa menyalahkan siapapun disini, karena semua ini takdir dari Tuhan." Ucap lucas dengan air mata yang keluar tanpa izin, menatap sang abang yang tak menggubris ucapannya

"Lu bodoh bang, udah sejahat itu sama kak lili yang bahkan ga ngerti apa-apa." Ucap lucas dalam hati menatap lili yang terlelap dalam pelukannya

"Seandainya gw bisa kasih tau ke mereka tentang kondisi kak lili, apa mereka akan menyesal? Lagian mama sama papa kenapa sembunyiin ini dari mereka? Tapi gw juga tau, karena ga sengaja denger pembicaraan mama sama papa waktu itu. Mungkin kalau gw ga denger, papa dan mama ga akan kasih tau ini." Monolog lucas sambil membawa tubuh lili ke menuju kamar sang kakak

"Jangan terluka lagi ya kak, lucas bakal jaga kakak selama papa dan mama ga dirumah. Semoga papa bisa nemu pendonor itu secepatnya, lucas ga mau kak ili tinggalin lucas." Ucap lucas menatap sendu wajah damai lili yang tertidur

"Apa maksud lu pendonor?" Tanya lumark memasuki kamar lili membuat lucas terkejut akan keberadaan saudara kembarnya

"Mark? Sejak kapan lu disana?" Tanya lucas mengalihkan pembicaraan

"Sejak lu bawa kak ili ke kamar, apa yang terjadi dengan kak ili? Kasih tau gw cas, jangan sembunyiin apapun itu dari gw mengenai kak ili." Ucap lumark menatap lucas tajam

Lalisa Manoban (One/two/more shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang