7. sekelas

19 17 5
                                    

Hari ini adalah hari terakhir MOS. Para siswa/i kelas X SMA Jaya Bangsa sangat bahagia, setelah beberapa hari harus berhadapan dengan OSIS serta panas matahari, hari ini mereka akan dibagikan dalam kelas masing-masing.
Algero, Elea, dan Abi ada pada barisan yang berdekatan, karena mereka sudah kenal baik dari beberapa hari lalu.

Di depan ada Bu Dita, guru fisika yang perkiraan umurnya sudah hampir setengah abad. Kata kakak kelas dia adalah salah satu guru terkiler di sekolah ini.

" Selamat pagi anak-anak, hari ini adalah hari terakhir MOS untuk kalian semua. Dan di kesempatan ini juga saya akan membagikan kalian semua dalam kelas masing-masing. Tapi sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri pada kalian semua. Nama saya Bu Dita, guru fisika kelas X, yang otomatis akan mengajar pelajaran fisika kalian nanti" sambutan Bu Dita.

" Ok, untuk mempersingkat waktu saya akan mulai membagikan kalian ke kelas masing-masing. Mulai dari kelas IPS. Saya akan membacakan nama siswa/i kelas IPS ¹..." Bu Dita membacakan nama-nama itu dengan suara yang cukup keras.

Beberapa menit berlalu, akhirnya sampai juga pada pembagian kelas bagi murid jurusan IPA yang dimulai dari IPA ¹. Algero dan Elea masih fokus mendengar Bu Dita, agar nama mereka tidak terlewatkan. Sementara Abi, dia mengambil jurusan IPS, katanya kalau masuk jurusan IPA bisa-bisa dia akan muntah rumus setiap harinya. Haha Abi sangat lebay bukan?.

" Sekarang kelas X IPA ³. Pasang telinga kalian baik-baik" Bu Dita mulai membacakan nama satu persatu.
" 1. Algero Erden"

Algero dan Elea saling bertatapan dan berjabat tangan setelah mendengar nama Algero dibacakan.

"Gue duluan ya" kata Algero pada Elea yang belum dibacakan namanya.
" Iyaa" jawabnya sambil tersenyum.

Setelah beberapa nama, akhirnya nama Elea dibaca juga.

"8. Eleana Leodra"

Algero, Abi, dan Raga yang mendengar itu langsung menatap Elea yang sedang berjalan menuju barisan Algero dan teman-teman barunya.

"Sial. Kok Elea bisa sekelas sama tu cowok sih?" Ketus Raga sedikit dengan nada cemburu.

" Hoki banget lu Al sekarang udah sekelas aja" teriak Abi ditengah keramaian lapangan sekolah tanpa malu.

Algero tidak menanggapi perkataan Abi. Dalam hatinya masih tidak percaya, Elea gadis cantik yang dia temui di Lampu merah itu bisa sekelas dengannya.

"Al akhirnya kita sekelas. Jadinya gue gak susah nyari temen baru lagi deh" kata Elea bercanda lalu baris disamping Algero.

Mendengar perkataan Elea tadi membuat hati Algero berbunga-bunga.
Senyuman kebahagiaan terpancar di sudut bibirnya. Setidaknya, Elea bisa menjadikan Algero teman dekat dulu, lalu memalingkan wajahnya menatap Elea tersenyum penuh arti.

Setelah selesai dengan pembagian kelas, mereka pun diarahkan menuju kelas masing-masing.

"Sini. Lu jalan sama gue. Gak ada yang kenal Lo disini selain gue" kata Algero meraih tangan Elea dan menggenggamnya.

Elea hanya mengikuti perkataan Algero, Karena memang benar hanya Algero saja yang dia kenal diantara teman sekelasnya yang baru.

" Duh gue apa-apaan sih. Lancang banget pegang tangan Elea. Aduh jantung gue juga kenapa berdetak kencang gini, emang gak bisa diajak kerjasama banget" gumamnya dalam hati.

" Tangan lo kok dingin banget. Muka lo juga kayak kaku gitu, kenapa Al?" Tanya Elea merasakan kegugupan Algero.

" Gakpp. Sorry yah gue lancang megang tangan Lo" kata Algero gugup lalu melepaskan genggamannya pada tangan Elea.

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang