1- lampu Merah

39 29 16
                                    

*Elea pov*

Hari ini adalah hari yang menyibukkan bagi Elea dan mungkin semua murid baru yang akan mengikuti kegiatan Masa Orientasi Sekolah besok. Hari ini adalah hari terakhir libur dan besok Elea akan mulai masuk SMA Jaya Bangsa.

" Bunda!! Elea belum punya sepatu buat sekolah besok" teriak gadis itu kepada Mirna bundanya yang sedang masak di dapur.
" Kamu kan masih punya sepatu yang lama sayang, pake yang itu aja dulu. Bunda lagi masak belum bisa keluar bentar lagi ayah kamu pulang" sahut Mirna menjawab putrinya.

"Ihh bunda gimana sih!?" Ucap Elea kesal
" masa tahun ajaran baru tapi sepatunya masih yang lama? Apa lagi besok kan hari pertama Elea SMA Buunnn" sahutnya lagi dengan nada memelas.

"Duhh ada apa sih ribut-ribut? Orang lagi tidur jadi kebangun kan?" Kelvin keluar dari kamarnya dengan muka bantal dan rambut yang berantakan. "Kamu ngapain teriak-teriak sih El, ganggu aja. Suara kamu cempreng tau gak? Gak enak didenger" kesal Kelvin dengan suara beratnya.  Elea berjalan mendekati kakaknya itu
" kak, masa kata bunda Elea masuk sekolah pertama harus pake sepatu pas SMP sih? Padahal kan kita tinggalnya di kota, ke Mall juga paling 15 menit, El cuman pengen beli sepatu doang kok" oceh Elea yang dibalas wajah datar Kelvin.
"Perkara sepatu doang kok ribet, pake sepatu kakak aja yang penting pas sama kamu. Kayak di rumah ini gak ada yang punya sepatu aja". Sambung Kenzo yang mendengar drama keluarganya itu. "Kamu udah pulang sayang?" Tanya Mirna pada anak sulungnya itu diikuti Saliman tangan Mirna oleh Kenzo.
"Iya mah" jawabnya sambil tersenyum
" tumben papa belum pulang biasanya hari Minggu pulangnya cepet" sambungnya lagi.
"Palingan udah di jalan" sahut Kelvin.

Elea yang masih kesal hanya terdiam dengan wajah ketus mendengar obrolan mereka.
" Jadi gimana sepatu Elea? Pokoknya El gak mau tau, El maunya sepatu baru!!" Teriak Elea mengalihkan fokus orang-orang disekitarnya. Semua terdiam melihat Elea yang hendak menangis karena sedari tadi tidak ada yang memperdulikan ocehannya.
"Kan kakak udah bilang, El pake sepatu kakak dulu aja sayangg yaaa" bujuk Kenzo dengan suara lembutnya.
"Pokoknya El mau sepatu baru gak mau pinjam-pinjaman TITIK". Elea menolak.
"Terus mau kamu gimana?" Tanya Kelvin lalu melihat ibunya yang nampak lepas tangan kepada kedua anak tertuanya.
"Kita ke mall aja baleng-baleng sekalia ajakin Ade main lagian kan ini kan masih tciang" sahut Kenli adik kecil mereka yang tengah asik menonton kartun si botak.
"Oh iya yah. Dari tadi kita semua hanya ngebahas tapi gak nemu solusi, anak bungsu bunda emang pinter" kata Mirna sambil mengelus rambut anak bungsunya.
"Iya juga ya" sambung Elea, Kenzo, dan Kelvin bersamaa dan diikuti suara ketawa ketiganya.

" Loh ada apa siang-siang gini pada ketawa?" Tanya Fredi yang baru saja pulang dari kantornya.
"Ayah udah pulang? Enggak kok yah anak-anak katanya lagi pengen jalan-jalan ke mall mumpung semua lagi gak sibuk" sapa Mirna yang diikuti jawaban atas pertanyaan suaminya tadi. Mereka pun menyalimi tangan Fredi satu persatu, dan lanjut makan siang.

*Algero POV*

Algero sama seperti cowok pada umumnya, yang tidak terlalu ingin menyibukkan diri dengan hal-hal yang merepotkan. Dia tidak terlalu memikirkan MOS nya besok, bagi Algero asalkan perlengkapannya ada dan bersih berarti itu sudah beres.

Hari ini Algero sedang sendirian di rumahnya karena orangtua dan adiknya sedang keluar.

Algero merasa bosan jika harus sendirian di rumah, dia pun membuka handphone yang ada di sakunya lalu mulai membuka aplikasi WA dan mendapati pesan dari Abi sepupunya untuk bertemu.
Algero mengiyakan ajakan Abi dan bergegas mengambil jaket serta kunci motornya lalu pergi ke tempat yang sudah mereka janjikan. Algero mengendarai motornya dengan tenang dan fokus yang membuat ciwi-ciwi terpesona melihat gayanya.

Saat sedang asik berkendara, lampu lalulintas tiba-tiba memunculkan warna merah yang berarti berhenti. Karena kecepatan motor Algero sedang, jadi dengan mudah ia mengerem motornya untuk berhenti.

Algero menghentikan laju motornya tepat disamping mobil berwarna hitam dengan 6 orang penumpang. 2 diantaranya adalah pria dan wanita Paruh baya, 2 lainnya kelihatan seperti mahasiswa, satu balita, dan satu remaja perempuan yang sedang asik bercanda bersama adiknya. Mereka terlihat seperti keluarga dan yang harmonis.

Mata Algero kembali tertuju pada remaja perempuan yang seumuran dengannya itu. Senyuman terukir di bibirnya ketika melihat gadis itu. Seperti sedang melihat bidadari.
"Gila cakep banget tuh cewek" gumam Algero sambil terus menatap gadis itu.

Algero bangun dari lamunannya ketika mendengar deru bel dari kendaraan yang berada di belakangnya, seolah mendesak agar Algero segera melajukan motornya supaya tidak terjadi kemacetan. Algero kembali fokus berkendara sambil menatap mobil gadis tadi dan berhasil menangkap plat mobil itu. "08** " bisik Algero pada dirinya sendiri. Algero pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Abi dengan harapan dapat bertemu atau kenal dengan gadis di dalam mobil hitam tadi suatu saat nanti.

Sesampainya di rumah Abi, Abi langsung mengajak Algero untuk pergi lagi.
" Al, langsung ke mall aja yuk. Gue pengen beli perlengkapan sekolah buat besok dulu" kata Abi saat Algero baru sampai di rumahnya dan hendak melepas helm yang dikenakannya.
" Loh, gue baru nyampe langsung diajak pergi lagi. Gak sopan banget lu bi" kata Algero tetap dengan wajah datarnya.
Abi hanya meringis sambil menaiki motornya lalu memberi kode kepada Algero untuk segera berangkat. Algero hanya bisa mengikuti kemauan sepupunya, jika saja Abi buka sepupunya mungkin sudah dia tampar dengan penuh kasih sayang wajah cowok itu.
Algero dan Abi melajukan motor mereka membelah jalanan dengan kecepatan normal menuju salah satu mall besar yang ada di kota mereka.

Algero memarkirkan motornya di parkiran, dan saat hendak berjalan pandangan Algero tertuju pada mobil hitam yang sepertinya pernah ia temui. Ia memandang mobil hitam itu dengan seksama tiba- tiba...
" Woii Al!!" Abi datang mengejutkan Algero.
" Lo ngagetin aja sih" cetus Algero
"Lagian Lo juga mandangin mobil orang udah kaya mau malingin aja, ngapain sih lo bengong disini?"
"08** . Iya gue ingat" kata Algero seperti orang kesurupan.
Lo kenapasih Al? Lo gila ya? Lo liatin apa sih? Atau jangan-jangan-" Abi membekap mulutnya sendiri
" enggak gak mungkin. Lo masih normal kan Al? Lo gak mungkin suka sama mobil kan?" Ceplos Abi . Memang sepupu Algero yang satu ini sangat berisik dan cerewet. Mulutnya sama seperti perempuan. Selalu banyak ocehan.
" Apaan sih lu? Lebay." Ucap Algero dingin.

" Lo bisa gak Al jawab pertanyaan gue. Suara lu hemat banget sih. Hemat suara gak bakal bikin lu kaya yang ada lu malah bisu. Lagian gue heran Lo liatin mobil sampe segitunya, emang ada apa sih?"tanya Abi penasaran.
"BIDADARI" jawab Algero asal sambil tersenyum yang  membuat Abi bingung.
" Kasian sepupu gue udah gila aja. Mana cakep, kaya, masih mudah lagi. Kasian nyokap bok-"
Perkataan Abi terhenti saat Algero mendorong kepalanya.

Algero berjalan menuju pintu utama mall meninggalkan Abi yang masih meringis sedikit kesakitan akibat ulah sepupunya itu.
" Eh Al tungguin gue, Lo main cabut-cabut aja. Kan yang ngajak Lo kesini kan gue. Dasar sepupu aneh!!" Teriak Abi sambil mengejar Algero.

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang