6🦋

27 17 1
                                    

Sekarang semua warga sekolah Jaya Bangsa sudah pulang. MOS hari pertama sudah selesai. Masih ada dua hari lagi mereka harus berhubungan dengan OSIS-OSIS songong itu.

Elea, Algero, dan Abi sedang berjalan melewati koridor sekolah.

"Lo pulang sama siapa El" tanya Abi memecah keheningan.
" Nanti kakak-kakak gue jemput" jawab Elea.
"Oh jadi yang tadi pagi tuh kakak Lo? Tuh kan Al udah gue bilang juga kakaknya, Lo gak perlu takut bersaing lagi" ucap Abi yang mendapat hadiah toyoran dari Algero.
"Maksudnya?" Tanya Elea tak mengerti.
"Enggak, gakpp. Gak usah didengerin" kata Algero mengalihkan pembicaraan.

" Eh El, Lo tau sesuatu gak?" Tanya Abi
"Apa?"
"Lo adalah cewek ke 3 yang bisa sedekat ini sama Algero setelah mamah sama adiknya"
"Emang iya? Terus emangnya kenapa?" Tanya Elea balik.

" Jadi gini nih ya Al tuh tipe cowok yang dingin dan anti cewek banget. Dia belum pernah sedekat ini sama cewe, Lo adalah cewek pertama yang paling Deket sama Al, karena kata Al Lo tuh spes-" omongan Abi terhenti saat Algero membekap mulutnya. Elea makin bingung namun berusaha tidak menghiraukan omongan Abi tadi.

"Diem!" Ujar Algero dingin pada Abi.
" Iya galak benget sih, PMS lo?" Jawab Abi kesal.

Saat melewati ruangan guru, tangan Elea ditarik oleh seorang cowok. Ganteng sih, namun tak seganteng Algero. Cowok itu juga terlihat berwibawa dan tegas, ya siapa lagi kalau bukan Raga.

"Kamu pulang sama aku aja ya" ajak Raga.
" Makasih kak, tapi gak usah, kak Kenzo udah di jalan kok" jawab Elea halus agar tidak menyinggung perasaan Raga.

Namun tetap saja Raga merasa malu, karena ajakannya ditolak Elea di depan 2 adik kelasnya itu.
Abi tersenyum mengejek namun pandangannya lurus ke depan menghadap tembok.

" Oh, ok. Kalo gitu kamu hati-hati ya, kalo kakak kamu belum nyampe hubungin aku aja" jawab Raga mengerti atas jawaban Elea dan Elea hanya mengangguk.

" Dih aku, kamu. Emang udah pacaran mas?" Sindir Abi. Algero ikut tersenyum mendengar perkataan sepupu prik nya itu.
Raga menatap Algero dan Abi sinis.

Elea yang tak ingin terlarut dalam kecanggungan ini akhirnya berpamitan pada Raga.

Sesampainya di gerbang sekolah, Elea langsung mendapati 2 kakaknya, Kenzo dan Kelvin yang sedang menunggu Elea.

" Gue duluan ya Al, Bi" pamit Elea pada mereka berdua.
" Hati-hati El" jawab Abi namun Algero hanya mengangguk dingin.

****

Sesampainya di rumah, Algero langsung menuju kamarnya setelah bersalaman dengan mamanya.
Dia merebahkan tubuhnya di kasur.

"Aduh capek banget gue" keluhnya.
"Tapi kok tiba-tiba gue ngerasa bahagia ya? Kenapa gue bahagia?" Tanyanya bingung dengan diri sendiri.

Cowok itu lalu tersenyum " apa mungkin karena Elea?" Gumamnya.
"Kok bisa ya gue sampe sedekat ini sama dia. Kenapa juga gue bisa ketemu lagi sama bidadari dalam mobil itu? Atau mungkin ini pertanda jodoh?" Katanya pada diri sendiri.

Algero menutup wajahnya dengan bantal, ia salting dengan omongannya sendiri.

"Al..bang ayo cepat mandi, habis itu turun makan ya" teriak Anna dari dapur.
"Iya mah" jawab Algero.
Algero pun bergegas mandi.

Setelah mandi, Algero keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kolor hitamnya.
Tubuhnya yang tidak ditutupi baju, memperlihatkan perut yang sudah mulai terbentuk roti sobek. Segera ia meraih kaos hitam polos dari dalam lemarinya dan memakai baju itu. Algero kemudian menggosok rambut  yang Basah dengan handuk.
Rambut setengah basah itu ia kibaskan dan disisir menggunakan jari dengan asal.
Lalu turun dan makan bersama mama dan adiknya.

         

***

Dirumahnya Elea sedang bercerita tentang hari pertamanya SMA dengan kakak-kakak dan adik serta bundanya. Dia menceritakan semua secara terperinci.

"Tadi yang sama kamu itu siapa?" Tanya Kenzo.
"Oh itu. Itu teman baru El, kemarin juga sempat ketemu di mall terus diajak kenalan. Ya udah El jadiin teman, lagian mereka baik".

" Ganteng juga sih, kalo diliat- liat anaknya baik deh El" sambung Kelvin.
"Ya emang baik. Mereka berdua yang bantuin El pas pingsan tadi. Terus dijagain deh sampai pulang. Sampai rela izin sama kepsek cuman buat jaga El doang"

"Namanya siapa?" Tanya Mirna.
" Algero sama Abi. Abi yang pecicilan itu kak" jawabnya.

" Kalau kata kak Kelvin nih ya, lama-lama nanti salah satu dari mereka bakal ada yang suka sama kamu deh El", Kenzo dan Elea mengerutkan keningnya seolah bertanya kenapa.

"Ya gak tau juga sih, itu feeling aku aja. Tapi kakak ingatin aja kalo sampe hal itu terjadi atau kamu punya pacar nanti, kamu harus bawa dia ke depan kita dulu. Supaya dia gak berani macam-macam sama kamu, iya gak bro?" Tanya Kelvin pada Kenzo.
Kenzo hanya mengangkat sebelah alisnya saja pertanda setuju dengan Kelvin.
" Aduhh kok jadi bahas ke sana. Kan tadi lagi bahas sekolah Elea" kata Elea ketus.

" Terus tadi pas kamu pingsan Raga gak nolongin?" Tanya Kenzo.
"Gak tau sih, tapi yang sempet El lihat dia mau nolongin tapi dicekal sama sih gunung Rinjani itu. Setelah itu gak tau deh gimana". Ujar Elea jujur.
"Gila tuh cewek. Gak punya hati banget" ketus Kelvin.

" Ya udah lah sayang gakpp. Yang penting kan masih ada yang mau bantuin El tadi. Lagian Raga kan bukan asisten Elea" sahut Mirna membuat mereka serempak mengangguk.

" Oh ya El, kapan-kapan ajak teman kamu itu ke rumah ya. Bunda penasaran sama dia. Kalo dari namanya sih ganteng" ujar Mirna menggoda anak gadisnya.

Elea dan kakak-kakaknya menatap Mirna yang tiba-tiba berkata seperti itu. Sedang Kenli masih sibuk dengan cemilannya.
Mereka pun lanjut bercengkrama ria sambil tertawa bahagia.

   ***

Algero melihat mamah dan adiknya sedang menonton kartun televisi. Dia mendekat dan mengecup pipi ibu dan adik kesayangannya itu.

"Mah Abang mau cerita boleh?"
" Mau cerita apa, kalau cerita masalah cowok mending sama papa" sahut Anna.

"Ih mama, Abang serius. Jadi gini mah" ujarnya mulai menjelaskan dan membenarkan posisi duduknya menghadap Anna.
" Abang tuh baru kenal cewek dari dua hari yang lalu. Anaknya baik dan cantik banget mah. Mama kan tau sendiri Abang belum pernah deket sama cewek sebelumnya. Kira-kira Abang harus gimana mah?"

" Kamu suka sama dia?"tanya Anna.
"Mungkin" Algero mengangkat kedua bahunya.
Anna tersenyum memegang tangan anaknya. "Kalau Al suka ya perjuangin, jangan sampai dia jadi milik orang lain baru kamu nyesel".

"Tapi dia kayaknya sama kayak Al deh ma, masa cuman dia yang gak salting liat muka Al, jadi kayaknya dia bakal susah banget suka sama orang"
" Nah kalo misalnya begitu berarti dia spesial. Kayaknya kamu perlu kenal dia lebih dalam lagi deh, jangan langsung nunjukin kalau kamu suka sama dia, apalagi kalian baru kenal 2 hari. kamu buat dia nyaman aja dulu jadi sahabat kamu, otomatis suatu saat kalian bakal saling suka" ujar Anna menjelaskan.

" Tapi Abang belum bisa pastiin hati Abang sendiri, apa iya Al udah suka sama dia secepat itu?" Kata Algero.

" Makanya mama bilang, kamu temenan baik aja dulu sama dia. Ya kalo bisa jangan libatkan perasaan dulu. Biasanya kalo udah pacaran sama temen atau sahabat sendiri, nanti kalo udah putus bakalan canggung buat akrab lagi"

Algero hanya bergumam, memahami kata demi kata yang diucapkan Anna.

" Tapi tumben loh Al, kamu ngebahas hal gini, sama mama lagi. Mama jadi penasaran sama anak itu" kata Anna.
"Iya, Yaya juga penasaran. Kakak yang Abang ceritain ke Yaya kemarin itu kan?" Campur Yaya.

" Kamu anak kecil, gak usah banyak tanya urusan orang tua" kata Algero sambil mencubit pipi adiknya.

Beralih dari topik tadi, kini mereka bertiga sedang menonton kartun kesukaan yaya.

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang