13🦋

4 6 0
                                    

Hari ini mood Algero sedang baik. Bertepatan juga, hari ini sedang libur.

Algero tidak memikirkan sekolah, dia hanya menghabiskan waktu dengan keluarganya. Bahkan hari ini, tidak sedikitpun Algero memikirkan Elea.

" Bang, gak keluar nih, mumpung lagi libur gini" tanya Hendrick.

" Enggak" jawab Algero tenang sambil terus memperhatikan Inaya yang tengah belajar dengannya.

" Hmm, ok." Sambung Hendrick. " Kamu kenapa gak mau keluar? Kumpul-kumpul sama temen-temen kamu kek, cewek kamu kek, ngapain malah milih di rumah?"

Algero memalingkan pandangannya pada Hendrick.

" Kalau dengan keluarga lebih bahagia, kenapa harus cari bahagia lagi dengan yang tak sedarah?" Tanya Algero menukik Hendrick

Hendrick tersenyum sembari menepuk pundak Algero " ini baru anak papa. Laki-laki sejati itu adalah seorang yang setia dan sayang keluarga, dan papa bangga kamu udah bisa seperti itu"

Algero hanya tersenyum manis kepada Hendrick lalu kembali fokus mengajari adik kesayangannya.

" Kalo Yaya bosen belajar istirahat dulu aja, nanti kita lanjutin lagi" tawar Algero.

" Enggak, Yaya gak bosen. Soalnya guru Yaya ganteng, baik, pinter, dan yang paling penting guru Yaya sayang banget sama yaya" jawab Inaya dengan wajah gemasnya.

" Bisa aja princes" jawab Algero sambil mencubit kecil hidup Inaya.

Hendrick dan Anna yang sedari tadi memandang kegiatan kedua anaknya itu tersenyum bangga dan bahagia melihat keakraban di antara putra dan putri mereka.

" Oh, iya. Abang Yaya boleh nanya gak" tanya Inaya pada Algero.

" Hmm?"

" Abang udah punya pacar?"

Pertanyaan Inaya sontak membuat Algero, Anna, dan Hendrick kaget.

" Kenapa nanya itu?"

" Gak, gakpp. Yaya takut Abang gak sayang Yaya lagi" kata Inaya dengan raut wajah sendu.

" Gak bakal, Abang akan selalu sayang Yaya sampai kapanpun"

" Promise?" Tanya Inaya.

" Promise" jawab Algero sambil mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Inaya.

Algero menghabiskan waktu bersama keluarganya dengan penuh kebahagiaan. Canda tawa terukir indah di wajah mereka. Sungguh Tuhan baik, memberikan keluarga yang bahagia, kaya raya, dan penuh akan cinta kepada Algero.

***

Elea POV

Jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, namun tak ada tanda-tanda seorang anak gadis berkeliaran di dalam rumah mewah milik keluarga Leodra.

" Bun, El mana?" Tanya Kelvin pada Mirna yang tengah sibuk sendiri di dapur.

" Gak tau, masih tidur kali dari tadi belum keluar kamar soalnya" jawab Mirna.

" Astaga, tuh anak bener-bener ya. Bentar Bun aku bangunin " tawar Kelvin.

" Biarin aja, lagian gak sekolah kan?"

" Loh kok gitu Bun, ini udah jam berapa masalahnya " kata Kelvin.

" Udah gak usah, Elea pasti kecapekan. Kasian kalo di bangunin"

" Udah ah Bun, aku mau bangunin Elea dulu, kasihan bunda masak sendirian "

" Halah alasan aja kamu, kalo kamu kasihan sama bunda kamu aja yang bantu bunda. Kalo dasarnya emang jahil, ya jahil aja" pekik Mirna pada anak keduanya yang super jahil itu.

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang