16🦋

1 3 2
                                    

Aloo guys apa kabar??
Semoga sehat-sehat aja ya...

Tanpa basa-basi, langsung saja kita lanjut ke ceritanya...

Enjoy guyss

.
.

.

Waktu menunjukkan pukul 19: 05, sedari pulang sekolah tadi Algero tak pernah keluar dari kamarnya. Anna yang sangat cemas dengan putranya, kemudian mendatangi kamar Algero. Dia mengetuk pintu kamar Algero namun tak ada sahutan dari empunya kamar.

Merasa sang anak tidak baik-baik saja, lantas Anna membuka pintu kamar Algero yang ternyata tidak terkunci, sehingga menampilkan Algero yang tengah berbaring lemah di atas tempat tidur.

" Ya Tuhan, kamu kenapa ini sayang? Kenapa bisa pucat seperti ini?" Tanya Anna kalang kabut akibat cemas.

" Mana panas banget lagi tubuh kamu, bentar ya sayang, mama ambilin obat penurun panas dulu. Kamu disini aja gak boleh kemana-mana, astaga nak" lanjut Anna.

Tak lama kemudian Anna kembali dengan nampan di tangannya yang berisikan wadah air dan handuk untuk mengompres Algero dan obat penurun panas untuknya.

" Minum obat penurun panas dulu ya bang, biar suhu badan kamu normal dulu" ujar Anna.

Algero menerima sebuah pil dari Anna dan langsung menelannya.

Anna mulai menyelupkan sebuah handuk kecil kedalam wadah berisikan air untuk mengompres Algero.

" Ma, itu buat apaan?" Tanya Algero dengan suara yang melemas.

" Buat kompres kamu, biar makin cepet sembuhnya" jawab Anna.

" Gak usah ma, kan udah minum obat juga. Ngapain harus di kompres, kayak anak kecil aja" keluh Algero.

" Emang kamu pikir kamu udah gede?" Tanya Anna.

" Udah deh ma, aku udah gede, udah SMA. Ngapain pake begituan?"

" Udah gak usah ngelawan mama. Mama tau yang terbaik buat anak mama. Lagian ya bang, kamu mau Segede apapun, di mata mama kamu tuh tetap seperti bocah, seperti balita" ujar Anna.

Anna hendak meletakkan handuk pada kening Algero namun Algero menepisnya.

"Ma, gak usah ya. Aku gak kenapa-kenapa. Udah sembuh sama obat yang tadi" kata Algero mencoba membohongi Anna.

" Ah masa sih? Bisa banget kamu bohongin mama demi gengsi" goda Anna yang merasa bahwa anak bujangnya sudah mulai gengsi dan tak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi.

" Beneran mama" ujar Algero meyakinkan Anna.

" Kalo gitu coba berdiri. Kalo masih susah dan masih pusing berarti kamu bohong dan itu artinya kamu harus dikompres dan di bikinin bubur" ujar Anna.

Mendengar itu membuat Algero merasa tertantang. Demi gengsinya yang tinggi, Algero berani melawan rasa sakitnya. Algero tidak ingin dikompres apalagi diberi makan bubur. Itu akan membuatnya merasa malu karena diperlakukan layaknya balita.

Friendzone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang