Part 30

178 34 11
                                    

"Saya terima nikahnya Hafsah Ruqayya Sabhira binti Muhammad Harun Al Idris dengan mas kawin tersebut, tunai."

****

Acara walimatul ursy sederhana tetapi sangat khidmat dan penuh kebahagiaan itu akhirnya berjalan lancar meski harus ada drama si pengantin pria pulang paksa dari oleh sakit.

Pasca mengucap qobul, Ricky sempat menunaikan salat Jumat sebelum tubuhnya kembali tak berdaya. Kini, ia kembali dirawat di rumah sakit, dekat rumah Hafsah.

"Duh, malam pertama di rumah sakit," ledek Ray.

Hafsah memelototi adik iparnya yang sedari tadi meledeknya karena akhirnya menikah dengan sang kakak yang notabene adalah mantan atasannya dulu.

"Anti mainstream tau," ceplos Hafsah membuat sang suami terkekeh.

Ricky, terbaring di atas ranjang sembari menerima suapan apel yang telah dikupas sang istri.

"Ray sama Audrey juga malam pertamanya anti mainstream loh Sayang."

"Oh ya?" Hafsah menanggapi sang suami.

"Apaan, kami normal tau, menikmati malam indah berdua, honeymoon."

Ricky membenahi peci di kepalanya dan duduk.

"Awalnya sih gitu, tapi saking hebohnya, Audrey sampai harus dibawa ke klinik karena bleeding. Kan udah ada paopao waktu itu, Paopao udah dua belas minggu."

Hafsah menggelengkan kepala. "Astagfirullah, kelakuannya hmmm."

Ray menggaruk kepala sementara Ricky tertawa melihat ekspresi sang adik yang kini mati kutu.

"Eh, aku mau bilang lupa. Paopao mau punya adik. Audrey hamil lagi."

"What?" Justru Ricky yang terkejut.

"Paopao baru juga tiga bulan, Ray!"

"Ya gimana, udah dikasih lagi," jawab Ray santai.

Hafsah tertawa. "Alhamdulillah. Nanti Paopao biar ikut kami, produksi mulu sih kalian. Lepas nifas udah isi lagi."

"Nah rencananya emang gitu, Paopao mau aku titipin. Soalnya rada manja itu mommynya. Dia mual muntah terus."

"Oh pantes aja tadi keliatan pucet banget," sahut Hafsah.

"Sementara, diurus mama. Nanti kalau Koko udah pulang, nitip ya Ca."

"Heh, sama Cici nggak boleh panggil nama," tegur Ricky.

Ray akhirnya mengalah. "Iya iya. Ci Aca. Dih, padahal tuaan juga aku."

Hafsah terkikik. "Adek tengil nggak boleh menggerutu."

"Gebetanku jadi istri Kokoku. Tunangan Kokoku, jadi istriku. Hah, indahnya dunia fantasi," ucap Ray sembarangan.

"Dih, gebetan. Siapa yang gebet? Yang ada kita musuhan." Hafsah tak terima.

Ricky tertawa geli melihat istrinya berekspresi setengah jijik pada adiknya.

"Ah iya kita musuh," ralat Ray.

"Ray itu pernah suka sama kamu. Nggak inget waktu dia pura-pura sakit gara-gara kamu masuk rumah sakit?"

"Nggak usah diceritain Koh, ntar dia kegeeran."

"Diceritain pun, nggak bakal baper juga. Aku udah punya yang sempurna begini, masak iya mau oleng gara-gara bocah yang bedain biru ama hijau aja nggak bisa," sindir Hafsah.

Ray seketika menggerutu kesal. Dia memang sedari kecil tak begitu pandai membedakan dua warna yang menurutnya sama itu. Ricky pernah menceritakan hal itu pada Hafsah ketika mereka membicarakan tentang produk sepatu terbaru mereka dulu yang berwarna tosca. Ricky mengatakan jika adiknya tak bisa membedakan mana biru dan mana hijau.

99 Nama-Mu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang