23

11.8K 1.5K 122
                                    

HAPPY READING!!!

23. Lumatan.

Aleifa mematung mendengarnya. Apakah ia tak salah dengar? Si codot membunuh Sabrina? Gimana bisa?! Ini Gila.

Mata Aleifa menatap tak percaya pada orang di hadapannya, "kamu gila?!" tanyanya dengan tak percaya.

Alxen mengangguk santai menanggapi pertanyaan Aleifa, "iya, jadi satu hama itu udah gue singkirin" jawabnya dengan senyum tanpa dosa.

'liat senyum tanpa dosa itu, ya robb aku salah apa sampe bisa sama sikopet'  batin Aleifa menjerit.

Aleifa tersenyum masam, "emang tau wajah Sabrina itu kaya apa?" tanya Aleifa memastikan. Dia berharap Alxen salah sasaran. Karena Sabrina satu satunya yang bisa membantunya dari obsesi Alxen ini.

Alxen mengetuk jari telunjuknya di dagu, sok berfikir keras, "tau gak tau sih," ia menjeda perkataannya. Melirik Aleifa yang tengah menatapnya penasaran.

Menyeringai kecil, dia sangat tahu. Aleifa masih tak percaya dengan hama satu itu yang sudah ia singkirkan. Alxen mencondongkan badannya untuk lebih dekat dengan Aleifa. Reflek Aleifa menghindar hingga tubuhnya terpentok pintu mobil.

Alxen mengukung Aleifa dengan tangannya, mata merah darahnya memandang wajah Aleifa yang tengah terkejut dengan apa yang di lakukannya.

"kenapa? Lo berharap gue salah sasaran hm?" tanya Alxen dengan nada rendah.

Aleifa mengangguk anggukkan kepalanya dengan polos menjawab jujur, "iya, kan cuma Sabrina doang yang bisa buat kamu klepek klepek. Dengan gitu aku---MPPHH!!!

Tak tahan dengan kelakuan Aleifa yang terus menganggap dirinya hanya obsesi padanya, Alxen melahap rakus bibir ranum itu yang selalu saja membuatnya kehilangan akal sehatnya.

Melumat lembut namun rakus, Aleifa ngebug. Ini kedua kalinya Alxen menciumnya. Maaf Aleifa, bibirmu sudah tak suci, batin Aleifa meminta maaf pada Aleifa asli.

Aleifa menepuk nepuk dada Alxen kasar, sungguh dirinya tak nyaman seperti ini. Ia seperti merasa aneh saat bibir Alxen melumat bibirnya.

Alxen tak menanggapi, dia malah menarik tenguk Aleifa untuk Mencium lebih dalam. menggigit bibir bawah Aleifa, Saat mulutnya terbuka langsung saja lidahnya menerobos masuk, menjelajahi deretan gigi Aleifa.

Merasa jika gadisnya mulai kesusahan bernafas, Alxen dengan berat hati menyudahi ciumannya.

Nafas Aleifa memburu, dia memegangi bibirnya yang sedikit berdarah dan bengkak akibat ulah Alxen. Alxen yang melihatnya terkekeh kecil, jempol besarnya mengelap darah dan sisa salivanya yang menempel di bibir mungil istrinya. Sesudahnya dia menjilat jempolnya.

Aleifa yang melihatnya bergeridik ngeri, apakah Alxen tak jijik?

Seakan tahu isi pikiran Aleifa, Alxen mendekatkan wajahnya kembali dan berbisik pelan. "gak jijik kok, malah manis"

Aleifa berkedip bingung, "manis?" gumamnya penasaran.

Alxen tersenyum gemas, "iya, bibir lo manis" jelas Alxen mencubit gemas pipi Aleifa yang sedikit gembul.

THE ABSURD WIFE[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang